1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170210 USA Syrien

17 Februari 2010

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Burns kunjungi Damaskus. Hubungan politik, yang telah beku selama lima tahun, tampaknya akan segera dijalin kembali dengan penempatan duta besar Amerika Serikat di Damaskus.

https://p.dw.com/p/M3hd
Wakil Menteri Luar Negeri AS William BurnsFoto: AP

"Hal pertama yang saya akan lakukan untuk memajukan diplomasi di kawasan ini, adalah memberikan isyarat bahwa kami harus berbicara dengan Iran dan Suriah,“ demikian disampaikan Obama beberapa waktu lalu, menawarkan jalinan kontak dengan Iran dan Suriah. Tidak ada perkembangan menggembirakan mengenai hubungan AS dan Iran. Akan tetapi hubungan dengan Damaskus terlihat akan berjalan lebih baik.

Sebelumnya, beberapa anggota Kongres AS telah mengunjungi Suriah. Utusan khusus untuk Timur Tengah George Mitchell bahkan telah tiga kali berada di sana. Dan kini giliran Wakil Menteri Luar Negeri William Burns yang akan menyambangi Presiden Suriah Bashar al Assad. Burns merupakan arsitek normalisasi Amerika Serikat dan Libya. Suriah juga menunjukkan ketertarikannya untuk kembali menjalin hubungan dengan Amerika Serikat. Karena Suriah juga bergantung pada Amerika Serikat.

"Amerika Serikat memiliki peran penting dalama masalah perdamaian di Timur Tengah,“ dikatakan penasehat urusan ekonomi dan politik Suriah, Samir Seifan.

Suriah memiliki tujuan untuk mengembalikan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak tahun 1967. Perundingan mengenai hal ini selalu berakhir tanpa hasil, seperti juga dengan keseluruhan proses perdamaian Timur Tengah selama ini. Dan Suriah bersama Amerika Serikat ingin mengubahnya.

"Suriah telah cukup sering mengatakan, siap untuk melakukan perundingan damai. Tapi Israel selalu menolaknya. Masalah ini merupakan topik utama bagi Suriah dan Amerika Serikat,“ ungkap Samir Seifan.

Presiden AS Obama ingin meraih kesuksesan di Timur Tengah. Dan Suriah, yang bagi George W. Bush merupakan satu negara jahat, telah mengambil tindakan awal: menjalin perdamaian dengan Libanon, menyampaikan kesediaannnya untuk turut membantu menstabilkan Irak serta membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Sementara Washington, kini telah siap untuk kembali menempatkan duta besarnya di Damaskus. George Bush menarik duta besarnya dari Suriah lima tahun lalu dengan alasan, Suriah dicurigai terlibat dalam pembunuhan Perdana Menteri Libanon Hariri. Kemungkinan Obama akan menunjuk Robert Ford sebagai duta besar di Damaskus. Ford, yang fasih berbahasa Arab, dianggap berpengalaman di wilayah krisis dan saat ini ia menjabat sebagai wakil duta besar di Baghdad.

Meskipun tampak adanya harapan besar, penasehat urusan ekonomi dan politik Suriah Samir Seifan tetap mengingatkan, "Kami harap, duta besar Amerika Serikat akan segera datang. Tapi kita masih harus menunggu. Belum banyak perubahan yang terjadi, hanya ada janji-janji dan pernyataan. Hasil yang sebenarnya belum memuaskan Suriah.“

Sanksi yang kini masih diberlakukan kepada Suriah masih tetap dijalankan, tetapi isolasi berkurang. Para pejabat tinggi negara bergiliran mengunjungi Presiden Assad. Jerman sendiri akan mengirim sekertaris negaranya, Bernd Pfaffenbach, ke Damaskus untuk membentuk dewan ekonomi Suriah Jerman. Suriah bergantung kepada negara lain, selain untuk mencapai tujuan utamanya, mengembalikan Dataran Tinggi Golan, Suriah juga membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki standar hidup rakyatnya. Karena, 30 persen dari 20 juta penduduknya berpenghasilan kurang dari dua Dollar perhari.

Ulrich Leidholdt/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk