1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

010411 USA Libyen

1 April 2011

Inggris dan agen-agen AS secara diam diam mendukung pasukan sekutu di Libya. Mereka mengintai target target serangan udara juga memberi pelatihan bagi para pemberontak. Hal ini diberitakan oleh media Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/10m05
Menhan AS Robert GatesFoto: AP

Amerika Serikat ingin memperpanjang waktu pengerahan pasukannya di Libya dalam kondisi apapun. Dalam pidatonya di hadapan kongres, Menteri Pertahanan Robert Gates menekankan, Washington tidak akan mengirimkan pasukan angkatan daratnya. Setidaknya, selama Gaddafi masih berkuasa.

Robert Gates sengaja membatasi pernyataannya tentang tentara Amerika Serikat yang berseragam. Namun berkenaan dengan pengerahan personal dari badan intelejen CIA, Robert Gates tidak ingin berkomentar.

Walau begitu, seorang sumber dari administrasi pemerintahan Obama memastikan campur tangan dinas rahasia Amerika Serikat kepada harian New York Times, bahwa agen agen CIA dan pasukan khusus Amerika Serikat dikerahkan di Libya.

Surat kabar The Guardian yang terbit di Inggis mengatakan, pasukan khusus Amerika Serikat memiliki kontak dengan para pemberontak dan bersama dengan dinas Rahasia Inggris MI6 mereka juga mengamati gerakan pasukan pro Gaddafi dan mengkoordinasikan target serangan pasukan udara NATO. Pemberitaan di New York Times itu juga mengatakan, selama 14 hari terakhir Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengadakan persetujuan khusus untuk penempatan komprehensif para agen agen CIA. Begitu menurut sumber dari pemerintahan Obama yang dikonfirmasi oleh koresponden New York Times, Mark Mazetti.

Amerika Serikat membantah campur tangan mereka dengan mempersenjatai dan memberi pelatihan pada kelompok oposisi Libya. Menteri pertahanan Robert Gates menggarisbawahi, selain Amerika, ada negara negara lain di sana.

Pasukan pro Gaddafi kini menggunakan panzer dan senjata arteleri, begitu juga pasukan pemberontak menggunakan bis-bis kecil dan kendaraan SUV. Panglima angkatan bersenjata Amerika Serikat Mike Mullan mengatakan, Gaddafi memiliki sekitar 10,000 tentara, sementara para pemberontak hanya terdiri dari beberapa ribu orang yang membutuhkan senjata dan pelatihan.

Sementara itu Menteri Pertahanan Perancis Gerard Longuet mengingatkan, bahwa menyediakan senjata bukan bagian dari mandat PBB. Pernyataan menhan Perancis ini didukung oleh ketua NATO Anders Fogh Rasmussen.

Meski demikian, Amerika Serikat yakin bahwa orang-orang kepercayaan Gaddafi, seperti juga menteri luar negerinya, akan meninggalkannya, dan rejimnya akan runtuh. Menteri pertahanan Amerika Serikat berharap, kaki tangan Gaddafi sendirilah yang akan mengakhiri kekuasaan Gaddafi. Robert Gates juga mengingatkan, masa depan Libya pasca era Khadafi adalah tanggung jawab Eropa, bukan Amerika.

Ralf Sina/Miranti Hirschman

Editor: Hendra Pasuhuk