1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Dukung Demokratisasi di Indonesia

Ayu Purwaningsih28 September 2006

Dalam pertemuannya dengan para pejabat tinggi Amerika Serikat, Wakil Presiden Jusuf Kalla memperoleh komitmen baru berbagai investasi di bidang minyak bumi, gas alam dan lain-lain. Amerika Serikat juga mendukung demokratisasi di Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

https://p.dw.com/p/CJaW
Demonstrasi buruh di Jakarta, demokrasi yang terbakar
Demonstrasi buruh di Jakarta, demokrasi yang terbakarFoto: AP

30 pertemuan marathon Wapres Jusuf Kalla selama di Washingon DC dan New York membuahkan beberapa komitmen investasi baru. Berbagai pejabat negara, seperti Wakil Presiden Dick Cheney dan Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice serta berbagai pejabat tinggi Amerika, silih berganti mengadakan pertemuan dengan delegasi yang dipimpin Yusuf Kalla.

Dalam pertemuannya dengan Dick Cheney, Kalla meminta negera adidaya tersebut untuk tidak curiga terhadap perkembangan radikalisme atau terorisme di Indonesia. Wapres menjelaskan semua itu terjadi bila ada ketidakadilan ekonomi.

Untuk itu Indonesia meminta dukungan Amerika terhadap perekonomian dan proses demokrasi di Indonesia. Hasilnya beberapa komitemen investasi baru diperoleh, diantaranya dengan PT Newmont Mining Company dan Exxon Mobil Oil. Dari New York Kepala Badan Penanaman Modal BKPM M. Lutfhi menjelaskan:

Luthfi: “Newmont akan membuka dua pertambangan besar lagi di Nusa Tenggara yaitu di Pelang, Sumbawa Besar, nilainya 800 ribu sampai 2 milyar dollar. Exxon juga memberikan konfirmasinya untuk meningkatakan produksi mereka dari 2008 sampai 2009.”

Sementara investasi Amerika Serikat dan pertamina di Blok Cepu akan selesai tahun 2009.

Jusuf Kalla juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan Henry Paulson, Menteri Perdagangan Carlos Guterez, perwakilan dagang Amerika Susan Schwab, penasehat keamanan nasional Stephen Hadley dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional IMF Rodrigo de Rato.

Dalam pembicaraan dengan Menlu Rice, Amerika menghargai upaya Indonesia dalam menangani konflik dalam negeri dan terorisme. Kalla berhasil meyakinkan pejabat Amerika bahwa kondisi keamanan lebih membaik. Sebagai bukti ia menyebut untuk pertama kalinya dalam 20 tahun semua tentara Indonesia berada di barak.

Luthfi: "Kalla menjelaskan biar bagaimanapun kegiatan kekacauan lebih bisa ditanggulangi. Beliau juga mengatakan untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir semua tentara berkumpul di barak. Ini harus didukung dengan percepatan ekonomi.“

Dalam pertemuan dengan Menlu Rice, disepakati kerjasama penanggulangan terorisme harus dibarengi dengan saling mempermudah akses informasi. Namun tak secara langsung bernegosiasi kembali soal akses Indonesia untuk bertemu teroris Hambali. Dari Washington DC Sekretaris Wapres Gembong Prijono mengatakan :

Prijono: "Ada saling memberikan satu keterbukaan baik Amerika maupun Indonesia dalam penanganan bersama, tidak secara spesifik dibicarakn. Tapi apa yang disampaikan akan mendorong pada keterbukaan untuk lebih baik lagi ke depan.“

Rabu (27/09) kemarin, wapes meneruskan perjalanannya ke Madrid untuk memberikan ceramah mengenai model dalam penyelesaian konflik, dengan merujuk pada bagaimana Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka GAM menyelesaikan konflik mereka di Nanggroe Aceh Darussallam