1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Kritik Cara Pemerintahan Mesir Tangani Protes Rakyat

10 Februari 2011

AS tuntut pimpinan Mesir untuk segera mewujudkan langkah reformasi yang konkrit. Sementara itu, aksi demonstrasi di Kairo masih terus berlanjut.

https://p.dw.com/p/10F4O
Foto: dapd

Wakil presiden Mesir Omar Suleiman telah berjanji akan meneruskan reformasi, setelah pengumanan presiden Husni Mubarak bahwa ia akan melepaskan jabatannya bulan September mendatang. Namun, janji tersebut tidak berhasil menghentikan aksi protes yang telah berjalan selama lebih dari dua minggu. Protes yang menuntut agar Mubarak segera mengundurkan diri dan pelaksanaan reformasi. Pemerintah Amerika Serikat berpendapat, Suleiman dan kabinetnya tidak melakukannya.

"Pemerintah Mesir harus mulai mengambil langkah yang nyata dan konkrit." Demikian juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs. Ia menambahkan, langkah tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan perubahan politik. Proses reformasi yang terjadi sekarang dianggap Amerika Serikat terlalu lambat. Suleiman memang telah berjanji untuk mewujudkan komite independen yang merancang reformasi dan memulai dialog dengan beberapa pihak oposisi. Namun, pemerintah Amerika Serikat menganggap ini tidak cukup. Menurut Gibbs, "Walau pun pemerintah telah bersedia untuk melakukan sesuatu, tuntutan minimal dari warga Mesir tetap belum terpenuhi."

Wakil presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menghubungi Suleiman melalui telepon dan mengatakan, bahwa proses transisi politik harus termasuk dihentikannya penangkapan demonstran dan jurnalis, diakhirinya pemberlakukan undang-undang darurat, diadakannya dialog yang berbeda dengan semua kalangan masyarakaz, serta bekerja dengan pihak oposisi untuk mengembangkan "peta jalan dan jadwal" yang pasti. Gibbs menambahkan, "Apa yang kita lihat terjadi di jalanan Kairo tidak terlalu mengejutkan, jika Anda mengetahui kurangnya langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menanggapi kekhawatiran rakyatnya."

Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menambah tekanan terhadap Mesir dengan membicarakan masalah di negara tersebut dengan Raja Abdullah dari Arab Saudi. Berdasarkan pernyataan resmi yang dikeluarkan Gedung Putih, Obama mementingkan langkah segera dan transisi yang teratur yang berarti dan untuk jangka panjang serta sesuai dengan aspirasi rakyat Mesir. Namun, menteri luar negeri Mesir Ahmed Abdul Gheit melawan desakan dari Amerika Serikat. "Jika Anda berbicara tentang 'segera', 'saat ini juga', Anda hanya akan memaksakan keinginan Anda kepada mereka."

Menurut Gheit, tekanan ini tidak membantu situasi yang sudah pelik. Ia menuntut lebih banyak waktu untuk sebuah pemerintahan transisi. Karena kalau tidak akan terjadi kekacauan yang tidak bisa tertangani di Mesir. Negaranya tengah mengalami perubahan yang harus dijalankan secara berhati-hati. Walau pun demikian, Gheit tetap menganggap hubungan negaranya dengan Amerika Serikat di masa mendatang akan tetap 'bersahabat'. Karena bagaimana pun juga, Amerika Serikat adalah mitra yang penting di dunia internasional dan Mesir juga penting Amerika Serikat dan dunia sebagai penjamin stabilitas di kawasan Arab.

Julia Hummelsieb / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Ayu Purwaningsih