1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Lontarkan Peringatan Keras kepada Suriah

21 Agustus 2012

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengancam akan melakukan aksi militer jika rezim Assad menggunakan senjata kimia atau biologi dalam konfik Suriah.

https://p.dw.com/p/15tYS
Foto: dapd

Sejauh ini, tidak ada komitmen untuk keterlibatan militer dalam konflik di Suriah, dikatakan Presiden Obama kepada para wartawan di Washington, Senin (20/08). Namun pemerintah AS menegaskan kepada rezim Presiden Bashar al-Assad dan “setiap pemain“ yang terlibat dalam konflik Suriah bahwa “ada benang merah bagi kami, terdapat konsekuensi besar, jika kita melihat diturunkannya atau digunakannya senjata kimia,“ ditegaskan Obama. Amerika Serikat akan terus mencermati situasi di Suriah.

Sekitar sebulan lalu, pernyataan seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Suriah telah menimbulkan kecemasan internasional tentang gudang senjata kimia milik Suriah. Dikatakan, Suriah tidak akan menggunakan senjata kimia dalam menghadapi pemberontak di negara mereka sendiri, tetapi hanya untuk melawan “agresi dari luar“. Pihak internasional menganggap pernyataan Suriah ini sebagai ancaman. Sehari setelahnya, Kementrian Luar Negeri Suriah mengkoreksi pernyataan mereka dan menjamin bahwa Surian “tidak akan pernah menggunakan senjata kimia dan biologi“. Sejak awal Obama memperingatkan rezim Assad akan “kesalahan tragis“.

Yordania Kecam Serangan di Perbatasan

Aksi militer Suriah dalam menumpas pasukan pemberontak juga telah membuat marah negara tetangga. Hari Minggu (19/08), empat granat yang dilontarkan pasukan Suriah meledak di wilayah perbatasan Turra, milik Yordania. Pemerintah Yordania mengecam dengan tajam serangan granat ini dan memangggil duta besar Suriah untuk Amman. Yordania telah melayangkan surat protes resmi, demikian dikatakan juru bicara pemerintah Yordania, Samih Maajtah, Senin (20/08). Serangan granat tersebut melukai seorang bocah berusia empat tahun. Dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi insiden serupa di perbatasan Libanon-Suriah dan juga di perbatasan dengan Turki, menyebabakan beberapa orang tewas dan cidera.

Di Provinsi Daraa, yang berbatasan dengan Yordania, kembali terjadi pertempuran antara militer Suriah dan pasukan pemberontak. Menurut laporan para aktivis, 11 orang tewas dalam pertempuran ini. Dilaporkan, Senin (20/08), baku tembak juga berkecamuk di Damaskus, Aleppo dan beberapa wilayah lainnya di Suriah. Menurut keterangan Organisasi Pengamat HAM Suriah, lebih dari 130 orang tewas, 83 diantaranya adalah warga sipil, dalam pertempuran di Suriah, Minggu (19/08). Di Aleppo seorang wartawati asal Jepang tewas. Ia terjebak dalam baku tembak, demikian dikonfirmasikan Departemen Luar Negeri Jepang di Tokyo.

Hari Senin sore (20/08), Presiden Perancis François Hollande menerima kunjungan utusan khusus PBB bagi Suriah yang baru ditunjuk, Lakhdar Brahimi, di Paris. Bagi Brahimi ini merupakan pertemuan pertama dengan seorang dari lima pemimpin negara pemilik veto di Dewan Keamanan PBB. Sebelum pertemuannya dengan Hollande, Brahimi menekankan bahwa kesatuan dalam Dewan Keamanan PBB merupakan faktor penting dalam keberhasilan misinya. Selama ini, negara pemegang hak veto, Rusia dan Cina, selalu menggagalkan upaya mengeluarkan sanksi lebih keras terhadap Presiden Suriah Assad. Perancis saat ini memegang jabatan presiden Dewan Keamanan PBB.

yf/hp(dpa/afp/rtr/dapd)