1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

AS Perluas Tarif Impor Terhadap Produk dari Cina

10 Mei 2019

Presiden Donald Trump memerintahkan peningkatan tarif untuk produk dari Cina, meskipun pembicaraan sedang berlangsung di Washington. Cina balik mengancam akan melakukan pembalasan.

https://p.dw.com/p/3IGj3
China Amerikanische Fahne im Freihandelshafen Qingdao
Foto: Getty Images/AFP/STR

Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif impor tambahan terhadap barang-barang asal Cina senilai 200 miliar dolar AS mulai hari Jumat (10/5). Produk-produk yang terkena tarif impor termasuk telepon seluler, komputer, pakaian dan mainan - dengan kenaikan tarif impor dari 10 persen menjadi 25 persen.

Kementerian Perdagangan Cina menyatakan "penyesalan mendalam" dan memperingatkan bahwa Beijing tidak akan "menyerah pada tekanan apa pun." Tanpa merinci, Cina mengancam untuk mengambil "tindakan pencegahan yang diperlukan."

Sengketa dagang antara AS dan Cina meningkat setelah Gedung Putih menuduh Beijing memperlunak komitmennya untuk reformasi perdagangan - klaim yang ditolak keras oleh Cina.

USA Washington Chinas Vizepremierminister Liu He
Wakil Perdana Menteri Cina Liu He di WashingtonFoto: picture-alliance/AP Photo/M. B. Ceneta

Pembicaraan berlanjut

Hari Kamis (9/5) Wakil Perdana Menteri Cina Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin melakukan pembicaraan selama 90 menit di Washington. Usai pembicaraan, mereka tidak memberi keterangan apa-apa kepada wartawan.

Liu He mengatakan kepada televisi pemerintah Cina, ia datang ke pembicaraan "dengan tulus" tetapi mereka "mengalami beberapa masalah." Negosiasi untuk menyelamatkan kesepakatan perdagangan AS-Cina akan berakhir Jumat (10/5).

Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif pada hari Minggu (5/5) dan mengatakan ia frustrasi dengan laju pembicaraan. Namun ia mengatakan kesepakatan perdagangan masih mungkin tercapai.

Guncangan pasar

Meningkatnya ketegangan dalam hubungan dagang AS-Cina turut mengguncang pasar saham di seluruh dunia. Philip Wee, dari DBS Bank yang berbasis di Singapura, memperingatkan dalam sebuah laporan bahwa kenaikan tarif dan gangguan dalam pembicaraan berarti "risiko keruntuhan pasar keuangan... dan penurunan tajam dalam pertumbuhan global akan meningkat."

Washington sebelumnya menuntut reformasi signifikan politik ekonomi Cina, antara lain agar perusahaan-perusahaan negara dari Cina tunduk pada "prinsip-prinsip pasar", pengurangan subsidi besar-besaran dan menanggapi dugaan pelanggaran hak paten serta pencurian kekayaan intelektual dari AS.

hp/na (AFP, AP, Reuters)