1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad Berkelit Soal Senjata Kimia

26 Agustus 2013

Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan tuduhan Barat bahwa rezimnya telah menggunakan senjata kimia adalah sebuah “penghinaan atas akal sehat“.

https://p.dw.com/p/19W2e
Foto: REUTERS/SANA

Assad mengatakan itu kepada harian pro Kremlin Izvestia dalam sebuah wawancara panjang sambil mengatakan bahwa Suriah tidak akan pernah menjadi ”boneka“ Barat dan mengatakan Washington tidak pernah sukses mencapai tujuan politiknya melalui perang.

“Berbagai tuduhan (menuduh rezim atas penggunaan senjata kimia-red) dibuat oleh para politisi di Barat dan negara-negara lainnya adalah sebuah penghinaan atas akal sehat… itu adalah omong kosong,“ kata Assad.

Assad menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang pertama membuat tuduhan bahwa rezimnya telah menggunakan senjata kimia dalam serangan di luar ibukota Damaskus yang dikatakan para akttivis telah membunuh ratusan orang, dan baru kemudian mulai mencari bukti.

Ia mengatakan garis depan di wilayah mana insiden itu terjadi masih belum jelas, dan rezim Suriah akan membahayakan pasukannya sendiri jika menggunakan senjata kimia.

“Ini bertentangan dengan logika dasar,“ kata Assad.

“Tuduhan seperti itu benar-benar politis dan alasan untuk itu adalah karena sejumlah kemenangan pasukan pemerintah atas para teroris,“ kata dia menambahkan.

Dengan seruan aksi militer bagi Suriah, Assad memperingatkan negara-negara Barat untuk berhenti mencampuri urusan negara-negara lain dan sebaliknya “mendengarkan pendapat rakyat“.

“Jika seseorang bermimpi membuat Suriah menjadi boneka Barat, maka itu tak akan terjadi.“

“Kami adalah sebuah negara mandiri, kami berperang melawan terorisme dan kami akan membangun hubungan dengan mereka yang kami inginkan untuk kebaikan rakyat Suriah,“ kata Assad.

Ia memperingatkan Amerika yang ingin menyerang Suriah dengan memberikan argumen bahwa kampanye militer negara adidaya itu dalam beberapa tahun terakhir selalu gagal mencapai tujuan.

“Amerika Serikat menghadapi kegagalan sebagaimana semua perang yang mereka kobarkan sebelumnya, mulai dari Vietnam sampai hari-hari belakangan ini,“ kata dia.

“Amerika telah mengambil bagian dalam banyak perang tapi tak bisa sekalipun meraih tujuan politik dari perang yang mereka mulai. Ya, itu benar bahwa kekuatan besar bisa mengobarkan perang, tapi bisakah mereka memenangkannya““ tanya Assad.

PBB Mulai Penyelidikan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan bahwa tekanan internasional tidak mempan bagi pemerintah Suriah, dan karena itu menyarankan bahwa sebuah respon atas serangan senjata kimia itu, mungkin dilakukan tanpa “persatuan komplit“ di dalam dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selama ini, Rusia dan Cina mengambil posisi menentang campur tangan badan dunia itu atas Suriah.

Syrien Rebellen berichten von Giftgasangriff im Region Ghouta
Ratusan tewas akibat serangan roket rezim Assad yang diduga berisi gas sarin.Foto: Reuters

William Hague menuduh Dewan Keamaman “tidak memikul tanggung jawab mereka“ atas krisis Suriah. Tapi ia tidak memberikan keterangan spesifik mengenai aksi apa yang akan diambil oleh Inggris, namun ia menegaskan bahwa respon apapun yang akan diambil nantinya akan “sesuai dengan hukum internasional“.

Sementara itu, inspektur PBB dilaporkan telah meninggalkan Damaskus pada Senin (26/8) untuk menyelidiki lokasi yang diduga telah menjadi sasaran serangan senjata kimia di luar ibukota Damaskus, yang disebut Barat merupakan serangan senjata kimia terburuk sepanjang sejarah 25 tahun terakhir dunia

Tim PBB menuju lokasi yang dikenal sebagai Ghouta Timur, di mana para aktivis mengatakan bahwa roket-roket berisi gas beracun telah menewaskan ratusan orang pada dinihari Rabu pekan lalu.

ab/ hp (ap,afp,rtr)