1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad Nyatakan Suriah dalam Siaga Perang

27 Juni 2012

Presiden Suriah Bashal al Assad terus membiarkan militernya menembaki warga sipil. Insiden penembakan pesawat tempur milik Turki dikecam keras.

https://p.dw.com/p/15LwO
Foto: REUTERS

Lebih dari satu tahun setelah pecahnya protes menentang dirinya, Presiden Assad menyatakan bahwa negaranya dalam keadaan siaga perang, “Seluruh kebijakan kami, perintah dan semua sektor akan difokuskan untuk memenangkan peperangan ini,” dikatakan Assad seperti dilansir kantor berita milik pemerintah Sana, dalam pidato di depan kabinet baru di Damaskus.

Menurut keterangan para aktivis, sedikitnya 87 warga sipil tewas akibat pertempuran dan serangan yang dilancarakan pasukan pemerintah, hari Selasa (26/06). Selain itu, 49 pejuang pembebasan dan tentara pemerintah juga tewas.

NATO Kutuk Penembakan Pesawat Jet Turki

Sementara itu, masyarakat internasional meningkatkan kewasapadaan setelah insiden penembakan sebuah pesawat militer Turki oleh Suriah. Turki dan NATO telah memberikan peringataan keras kepada pemerintah di Damaskus. Dalam sidang khusus yang diminta oleh Turki, Dewan NATO mengutuk aksi penembakan ini dan menyebutnya sebagai sesuatu yang “tidak bisa diterima”. Aksi semacam ini diharapkan tidak terulang lagi, demikian dinyatakan NATO, Selasa (26/06).

Rusia mengimbau Suriah dan Turki untuk menahan diri. “Sangat penting bahwa insiden ini tidak dinilai sebagai provokasi atau sebagai hal yang disengaja dan juga tidak mengakibatkan ketidakstabilan yang lebih lanjut,” dikatakan juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich di Moskow.

Pemerintah Amerika Serikat secara terbuka menunjukkan dukungannya kepada Turki. Amerika Serikat siap untuk menerima permintaaan dukungan militer dari Ankara, dikatakan juru bicara Kementrian Luar Negeri Victoria Nuland. “Turki adalah sekutu kami,“ ditambahkan Nuland.

Erdogan Keluarkan Ancaman

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan nada tajam ke arah Damaskus. Dikatakannya, penembakan pesawat tempur Turki tanpa peringatan terlebih dahulu merupakan tindakan pengecut. Jika insiden seperti ini terulang, Turki akan membalasnya dengan kekerasan. “Setiap tentara Suriah yang mendekati perbatasan Turki kini dianggap sebagai ancaman.“ Kemarahan Turki bisa sangat besar. Erdogan mengatakan, Turki akan mendukung rakyat Suriah sampai mereka terbebas dari “dikator“ Assad.

Insiden penembakan, hari Jumat (22/06), telah menewaskan kedua pilot pesawat. Menurut pihak Turki, militer Suriah juga telah menyerang pesawat penyelamat, yang tengah bertugas di lokasi jatuhnya pesawat.

Pertempuran Sengit di Sekitar Damaskus

Dilaporkan, pertempuran sengit kembali berkecamuk di Suriah. Sebagian korban, tewas akibat pertempuran yang berlangsung di sekitar ibukota Damaskus. Pertempuran ini merupakan yang paling sengit sejak pecahnya pemberontakan 16 bulan lalu, dikatakan pihak oposisi. Di sekitar Damaskus terlihat tank-tank dan kendaraan lapis baja disiagakan.

Dalam serangan terhadap stasiun televisi pemerintah di Damaskus, dikatakan sedikitnya tiga orang tewas. Satu kelompok „teroris“ menyerbu stasiun Al-Ikhbariya dan membunuh wartawan dan karyawan, dilaporkan kantor berita pemerintah Sana. Dari provinsi Idlib dan Daraa juga dilaporkan jatuhnya korban tewas.

Laporan-laporan dari Suriah sulit unutk diperiksa kebenarannya secara independen karena rezim Assad menutup akses media ke Suriah.

Misi pengamat Perserikatan Bangsa Bangsa di Suriah sementara ini tidak dilanjutkan. Situasi sangat berbahaya, dikatakan komandan pasukan penjaga perdamaian PBB Hervé Ladsous. Menurut keterangan pemimpin misi pengamat, Robert Mood, para pengamat setidaknya 10 kali menjadi sasaran ­aksi penembakan. Akibat serangan ini, sejak pertengahan Juni misi pengamatan di Suriah ditangguhkan.

yf (dpa/dapd/rtr/afp)