1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Atap Bekas Reaktor Chernobyl Runtuh

13 Februari 2013

Sebagian atap dari bekas reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina (12/2) runtuh akibat hujan salju berat. Namun belum ada laporan mengenai korban di lokasi yang mengalami bencana nuklir pada 1986 tersebut.

https://p.dw.com/p/17dWg
Foto: picture alliance/dpa

“Penyebab awal runtuh adalah karena terlalu banyak salju di atas atap,” kata kantor berita setempat, sambil menambahkan bahwa situasi radiasi masih “berada alam kondisi normal“ dan tak ada seorangpun yang terkena dampak akibat insiden, demikian laporan media setempat. Pihak pemerintah Ukraina Rabu (13/2) menyampaikan, tidak sampai terjadi radiasi tinggi.

Sementara itu, dua perusahaan konstruksi Prancis yakni Vinci serta Bouygues mengatakan bahwa mereka telah mengevakuasi sekitar 80 karyawannya sebagai tindakan pencegahan. Dua perusahaan itu sedang mengerjakan bangunan sarkofagus untuk menutupi reaktor yang meledak pada tahun 1986 tersebut.

Menambah Kecemasan

Atap itu dibangun setelah bencana tahun 1986, namun itu bukan bagian dari struktur sarkofagus atau selubung beton yang menutupi reaktor, jelas laporan tersebut.

Bagaimanapun keruntuhan itu menggarisbawahi kekhawatiran tentang kondisi reaktor nuklir tersebut yang kini tidak berfungsi lagi, setelah bencana kebocoran nuklir terburuk dunia, dua setengah dekade silam.

Bagian dari atap dan beberapa tembok di ruang mesin reaktor, yang dekat dengan sarkofagus yang menyegel reaktor nomor empat yang meleleh dalam kecelakaan tahun 1986, runtuh di akibat salju berat.

Wilayah yang masuk dalam insiden atap runtuh itu diperkirakan seluas 600 meter persegi, demikian laporan kantor berita setempat.

Sebuah pernyataan di website pembangkit nuklir tersebut menggambarkan kejadian itu sebagai “kegagalan sebagian lembaran tembok dan atap ringan dari Gedung Turbin Unit 4.“ Mereka menyebut bahwa kerusakan struktur itu tidak pada bagian yang kritis dari struktur perlindungan di reaktor nuklir tersebut.


“Tidak ada perubahan dalam situasi radiasi di situs industri pembangkit nuklir Chernobyl dan di zona ekslusi. Tidak ada yang terluka,“ demikian pernyataan di dalam situs tersebut.

Chernobyl Masih Mengundang Kontroversi

Chernobyl berada sekitar 100 kilometer dari ibukota Ukraina yakni Kiev dan terletak di dekat perbatasan dengan Rusia dan Belarusia. Wilayah di sekitar reaktor hingga kini masih sangat terkontaminasi dan ditetapkan sebagai “wilayah ekslusi“.

Dua pekerja tewas saat terjadi ledakan 26 April 1986, sementara 28 anggota tim penyelamat dan staf tewas akibat terkena radiasi sebulan kemudian. Lebih dari 100 ribu orang terpaksa dievakuasi dan zona seluas 30 km di sekitar reruntuhan pembangkit nuklir itu menjadi zona terlarang. Ketakutan akibat bencana masih tersisa terkait dampaknya bagi kesehatan masyarakat setempat.

Pada tahun 1986 dan 1987 pemerintah Uni Sovyet mengirimkan lebih dari setengah juta pekerja penyelamat, yang dikenal sebagai likuidator, untuk membersihkan reaktor pembangkit dan membersihkan sisa kontaminasi di wilayah sekitar.

Hingga kini, total jumlah korban tewas akibat bencana nuklir Chernobyl masih menjadi subyek kontroversial di kalangan ilmuwan, termasuk mengenai jumlah korban tewas dan yang terkena dampak dari bencana nuklir terburuk dunia tersebut.

Jumlah pasti mengenai korban pada masa itu sulit diperkirakan, karena Uni Sovyet cenderung menutup-nutupi angka sebenarnya.

AB/DK  (afp, ap, dpa)