1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Atlet Tenis Meja Afrika Bertekad Buat Kejutan di Tokyo

14 Juli 2021

Quadri Aruna dari Nigeria satu-satunya pemain tenis meja Afrika di papan atas ajang internasional yang menduduki peringkat 22 dunia. Sekarang dia bertekad merebut medali di Tokyo mematahkan dominasi Cina.

https://p.dw.com/p/3wRcy
Quadri Aruna bertanding di liga utama tenis meja Jerman
Quadri Aruna bertanding di liga utama tenis meja Jerman, Oktober 2020Foto: Revierfoto/dpa/picture alliance

Pada Olimpiade Rio 2016, Quadri Aruna bertemu atlet tenis meja kawakan Cina, Ma Long, di perempat final tunggal putra, dan harus mengakui kehebatan lawannya. Tapi itulah untuk pertama kalinya seorang atlet Afrika berhasil menembus babak perempat final tenis meja di ajang Olimpiade.

Sebelumnya, Quadri Aruna berhasil mengalahkan telak unggulan kelima asal Taiwan Chuang Chih-yuan 4-0 dan bintang Jerman Timo Boll 4-2, dan mencatat sensasi besar. Tapi Ma Long memang terlalu kuat, dan akhirnya atlet Cina ini memenangkan medali emas.

Di Olimpiade Tokyo, Quadri Aruna bertekad merebut medali. Sejak lima tahun dia sudah berlatih dan bekerja keras, dan bergabung di liga utama Tenis Meja Jerman. Di peringkat Ferederasi Tenis Meja Dunia ITTF dia sekarang menduduki posisi 22.

Rebut medali di Commonwealth Games 2018
Rebut medali perak di Commonwealth Games 2018Foto: Anthony Wallace/AFP/Getty Images

Berlatih tenis meja di lantai beton

Di Oyo, kota pedesaan di Nigeria barat tempat Quadri Aruna dibesarkan, anak-anak menggambar garis di lantai beton untuk membuat lapangan. Lalu mereka menggunakan kayu untuk bermain tenis meja. Aruna tertarik dengan tenis meja sejak kecil, karena baginya ini adalah permainan sederhana. Sekalipun dia sering dimarahi orang tuanya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan bermain ketimbang fokus ke pelajaran sekolah.

Tapi bakatnya di lantai beton cukup berkesan dan akhirnya menarik perhatian pelatih tenis meja Oluwole Abolarin. Dia diundang ke kota untuk berlatih di aula tenis meja yang dikelola oleh pelatih terkenal itu.

"Untungnya, dia melihat saya bermain di jalan, dan dia membawa saya ke aula. Saya pikir dia melihat beberapa bakat dalam diri saya," kata Quadri Aruna.

Di Olimpiade 2016 dikalahkan atlet tenis meja kawakan Cina Ma Long (kanan)
Di Olimpiade 2016 dikalahkan atlet tenis meja kawakan Cina Ma Long (kanan) di perempat finalFoto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com

Bintang dari Afrika yang mendunia

Sejak itu, dia makin populer sebagai atlet junior Nigeria dan poster-posternya bertebaran di penjuru negeri sebagai bintang tenis meja. Tahun 2017, Quadri Aruna menjadi orang Afrika pertama yang memenangkan gelar ITTF di ajang internasional di luar Afrika, ketika dia mengalahkan pemain kawakan Jepang Kaii Yoshida dan menggondol medali ITTF di turnamen Polandia Terbuka. Pada tahun yang sama, dia memenangkan turnamen Piala Afrika ITTF.

Karirnya terus menanjak. Pada April 2018 dia merebut medali perak di Commonwealth Games di Gold Coast, Australia, lalu memenangkan turnamen Nigeria Open di Lagos - piala yang berhasil dia pertahankan pada tahun 2019.

Sejak 1988, Nigeria selalu mengirim delegasi tenis meja ke Olimpiade. Di Olimpiade Tokyo, delegasi tenis meja akan dipimpin oleh Quadri Aruna sebagai kapten tim. Dia sekaligus menjadi harapan besar Nigeria untuk merebut medali dari ajang tenis meja.

"Akan menjadi hal yang menggembirakan bagi kami sebagai negara dan benua Afrika jika Aruna merebut medali di Olimpiade," kata Ishaku Tikon, presiden Federasi Tenis Meja Nigeria.

Tapi untuk sampai ke sana, Quadri Aruna harus berhadapan dengan pemain-pemain papan atas Cina yang selalu menjadi favorit. "Mereka menginvestasikan banyak uang ke dalam olahraga, dan mereka memiliki pelatih terbaik yang memahami permainan," kata Aruna. "Tapi saya pikir ada kemungkinan untuk membuat kejutan di Tokyo. Target saya dapat medali, dan semoga ada keberuntungan.”

hp/as