1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aussie Bantah Panggil Paksa Sutiyoso

Ayu Purwaningsih dan Zaki Amrullah30 Mei 2007

Hubungan Indonesia dengan Australia memanas kembali, pasca pemanggilan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, untuk dihadirkan dalam pemeriksaan kasus Balibo Lima. Sutiyoso memprotes pemanggilan dirinya, karena menurutnya surat pemanggilan diserahkan secara paksa ke dalam kamar hotelnya, saat ia melakukan kunjungan kerja di negara kangguru tersebut.

https://p.dw.com/p/CP5r

Pemerintah Australia membantah telah memaksa Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso untuk menghadap ke Pengadilan Negeri New South Wales, untuk memberikan keterangan sehubungan dengan insiden Balibo 1975 lalu. Menurut juru bicara Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, John Williams, para petugas kepolisian mendatangi kamar Sutiyoso secara legal, dengan dipayungi hukum yang berlaku di negara bagian New South Wales, Australia.

Hakim menjelaskan bahwa itu hanya undangan untuk mengikuti sidang. Jadi deputi koroner yang minta datang ke kamar. Saya sudah mendengar beberapa penjelasan, tapi polisi menjelaskan bahwa mereka melakukan di bawah payung hukum karena ada suruhan dari pengadilan.”

Sutiyoso berada di Sidney dalam rangka memenuhi undangan pemerintah negara bagian New South Wales, untuk menghadiri Premier Of New South Wales, dan pengaktifan kembali kerjasama antara kedua provinsi.

Sutiyoso memprotes masuknya petugas kepolisian koroner New South Wales ke kamar hotelnya di Sidney. Petugas kepolisian itu datang untuk menyerahkan surat pemanggilan terhadap Sutiyoso berkenaan dengan peristiwa pembunuhan lima wartawan Australia di Timor Leste tahun 1975, yang dikenal sebagai peristiwa Balibo. Sutiyoso pernah terlibat dalam operasi Flamboyan dan Seroja di Timor Timur pada tahun itu. Namun ia membantah terkait peristiwa Balibo Lima.

“Saya tidak berada di sana. Pangkat saya kapten dan saya wakil komandan tim.”

Sejauh ini Menteri Luar Negeri Indonesia Hasan Wirajuda telah memanggil duta besar Australia untuk meminta klarifikasi seputar pemanggilan Sutiyoso.

Insiden Balibo Lima 1975 terjadi ketika aparat keamanan dan milisi Indonesia masuk ke wilayah Timor Leste dalam proses pengintegrasian Timor Leste ke dalam Republik Indonesia. Yunus Yosfiah yang namanya juga terseret dalam kasus tersebut, saat itu berpangkat kapten dan merupakan pelaksana lapangan. Setelah sekian tahun insiden berlalu, Pemerintahan Australia dan Tim Penyelidik PBB kembali menginvestigasi kematian lima wartawan Australia dalam insiden itu. Kembali Williams:

„Balibo sekarang ada penyelidikan baru. Sudah 32 tahun untuk keluarga dari 5 wartawan yang ditembak mati tidak mendapat informasi yang lengkap dengan kejadian itu. Ini merupakan proses serius.”