1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia Bekukan Ekspor Sapi ke Indonesia

8 Juni 2011

Pemerintah Australia resmi menghentikan sementara ekspor sapi hidup ke Indonesia sampai 6 bulan ke depan setelah meluasnya kecaman publik Australia atas perlakuan buruk dalam proses pemotongan sapi dari Australia.

https://p.dw.com/p/11Wt6
Daging sapi sangat besar pasarnya di IndonesiaFoto: by/jerome_Munich

Setelah pekan lalu melarang ekspor sapi ke sejumlah rumah jagal hewan di Indonesia, kini pemerintah Australia membekukan seluruh ekspor sapi hidup ke Indonesia. kasus penyiksaan sapi Australia terungkap setelah laporan investigasi televisi ABC yang merekam sadisnya proses pemotongan sapi hidup di salah satu rumah jagal hewan di Indonesia.

Juru Bicara Kedutaan Besar Australia di Jakarta Rae Marcelo mengakui keputusan ini dipicu meluasnya kecaman publik di Australia, setelah ditemukanya bukti perlakuan buruk yang dilakukan rumah jagal hewan di Indonesia terhadap sapi-sapi dari Australia: “Penghentian ini akan terus berlaku, hingga pemerintah menerapkan pengamanan yang memadai untuk memastikan adanya jaminan pasokan dapat diverifikasi dan transparan termasuk tempat pemotongan hewan untuk setiap pengapalan yang meninggalkan Australia. Jadi saya ingin menggarisbawahi, ini temporary suspension. Ini sangat sensitif untuk orang Australia yang sangat prihatin terhadap kesejahteraan hewan. Tapi pemerintah Australia bertekad untuk mencapai hasil yang terbaik untuk ternak hidup, baik untuk industri, peternakan dan hubungan kita dengan Indonesia”

Indonesia adalah pasar ekspor sapi hidup terbesar untuk Australia dengan nilai perdagangan sekitar $ 300 juta per tahun. Dengan kebutuhan daging hampir setengah juta ton setiap tahun, dimana 30 persen mengantungkan dari impor, maka sejumlah kalangan mengkhawatirkan, penghentian ekpor itu akan berpengaruh kepada stok daging nasional. Namun Menteri Pertanian Suswono meyakinkan:“ Australia tetap masih mengekspor daging. Yang distop ini sapi bakalan. Sapi perah masih jalan. Bibit sapi masih bisa. Jadi tidak ada masalah soal itu. Kemudian kita mengimpor tidak hanya dari Australia, tapi ada dari New Zealand, dari Amerika, dan masih banyak negara yang lain”

Lebih jauh, menteri pertanian Suswono justru mengungkapkan, keyakinannya, bahwa penghentian ekspor ini malah memicu hal positif, dalam meningkatkan swasembada sapi: “Justru ini kesempatan juga bagi peternak peternak dalam negeri untuk menyuplai, selama “moratorium” ini karena gubernur Jatim sendiri, meminta impor distop karena peternak Jatim menjerit, karena harga jatuh. Artinya ini asosiasi harus meningkatkan pembelian sapi lokal. Dan ini kesempatan membantu peternak atau petani dalam negeri.”

Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia, Joe Ludwig mengungkapkan, industri ekspor ternak sapi yang berkelanjutan harus dibangun dengan kesanggupan menjamin perlindungan kesejahteraan hewan. Perdagangan ternak sapi dengan Indonesia baru bisa akan dilanjutkan lagi hanya apabila Indonesia mampu memenuhi persyaratan itu.

Lyn White, yang mengambil gambar video penyiksaan sapi di Indonesia dan sekaligus juga Direktur Kampanye untuk Hewan Australia, mengatakan kalangan industri sudah memperhatikan masalah di Indonesia ini bertahun-tahun lamanya.

Setiap tahunnya, Australia mengekspor sekitar 500 ribu ekor ternak sapi ke Indonesia. Angka ini merupakan 60% persen dari total ekspor ternak hidup Australia ke seluruh dunia. Negara pesaing utamanya untuk perdagangan ekspor ternak hidup adalah Brazil.

Zaki Amrullah/rtr/abc

Editor : Ayu Purwaningsih