1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia Lacak Penyebaran Corona Lewat Air Limbah

17 April 2020

Ilmuwan Australia akan luncurkan tes saluran air kotor skala besar untuk melacak keberadaan virus corona guna melihat komunitas mana yang berisiko penularan tinggi.

https://p.dw.com/p/3b2FW
Foto ilustrasi instalasi pengolah limbah
Foto ilustrasi instalasi pengolah limbahFoto: picture-alliance/Keystone/C. Beutler

Para ilmuwan melaporkan Kamis (16/04), sukses melakukan uji coba melacak virus corona di saluran air kotor di tingkat regional. Dalam waktu dekat tes akan diperluas ke skala yang lebih besar.

Hasil uji coba di negara bagian Queensland yang dilaksanakan oleh badan sains nasional - CSIRO dan University of Queensland akan digunakan untuk mengembangkan sistem pengawasan, demikian pernyataan para peniliti. “Ini akan membantu para penentu kebijakan, jika mereka mulai melonggarkan pembatasan pergerakan publik,“ tambah para ilmuwan.

Paul Bertsch, direktur land and water science CSIRO mengatakan, proyek itu bertujuan membantu pemerintah melonggarkan lockdown nasional, dengan melokalisir dan menyoroti kawasan problem. “Dengan itu warga Australia lainnya bisa diizinkan lagi keluar rumah,“ ujarnya.

“Saya melihat, ini merupakan alat bantu pengewasan untuk melonggarkan pembatasan. Jika pemerintah melonggarkan lockdown, mereka perlu terus memonitor dan merespon wabah,“ ujar Bertsch kepada kantor berita Reuters.

Sukses deteksi fragmen gen corona

Dalam uji coba di negara bagian Queensland, para ilmuwan mampu mendeteksi keberadaan fragmen gen virus corona dalam air kotor yang belum diolah di dua instalasi pengolah air limbah. Proyek itu memanfaatkan sistem yang sudah eksis yang digunakan jawatan kriminal untuk memonitor air limbah, guna melacak keberadaan jejak narkoba dari saluran air kotor kota-kota di Australia.

“Proyek sampling air limbah yang diterapkan dalam skala luas akan dapat mendeteksi perkiraan jumlah orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 di sebuah kawasan, tanpa harus melakuka tes pada setiap orang,“ demikian pernyataan CSIRO. Sejauh ini pejabat kesehatan melakukan ribuan tes corona konvensional setiap hari terhadap warga Australia.

Professor Kevin Thomas, salah satu periset dari University of Queensland yang melakukan riset pelacakan virus corona dalam air limbah, mengatakan, uji coba secara nasional akan bisa dimulai beberapa pekan mendatang. “Kawasan pedesaan dan regional, yang sulit dicapai petugas kesehatan untuk melakukan tes swab, yang terutama bisa memetik keuntungannya,“ ujarnya lebih lanjut.

Paul Bertsch dari CSIRO menyebutkan, sampel air limbah akan diambil tiap hari. “Uji coba pertama dambil dari instalasi pengolah air limbah, dan akan diperluas dengan pengambilan sampel dari pipa saluran air kotor di kawasan perkotaan,” ujar dia.

“Data dari Cina menunjukkan, virus corona dapat dideteksi dari tinja dalam waktu hanya tiga hari. Ini jauh lebih cepat dari pendeteksian lewat cara konvensional pada kebanayakan kasus,” ujar direktur sains di badan sains nasional itu.

Deteksi kasus dan pelonggaran lockdown

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyatakan, mekanisme deteksi, termasuk penelitian sampel air limbah, akan membantu menunjukkan apakah terdapat kasus Covid-19 di komunitas yang lebih luas.

Australia sudah menerapkan lockdown ketat sejak beberapa minggu lalu. Restoran, bar dan toko yang tidak esensial diperintahkan tutup. Berhimpun lebih dari dua orang juga dilarang. Pelanggaran diancam hukuman denda dan bahkan penjara.

Regulasi ketat itu terbukti membantu memperlambat laju penularan harian virus corona di Australia menjadi hanya satu digit, dari laju penularan sekitar 25% beberapa pekan lalu. Total pasien Covid-19 saat ini sekitar 6.500 dengan 63 kasus kematian.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan Kamis (16/4), pembatasan akan tetap diberlakukan hingga minimal sebulan ke depan, walau sejumlah anggota pemerintahan sudah mendiskusikan kemungkinan dimulainya langkah pelonggaran.  as/yf (Reuters)