1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060710 Australien Asylpolitik

6 Juli 2010

Pemerintah Australia menggulirkan kebijakan suaka baru. Perdana Menteri Julia Gillard ingin bekerjasama dengan Timor Leste, membangun Pusat Penampungan Pengungsi Regional.

https://p.dw.com/p/OC7w
Perdana Menteri Australia Julia GillardFoto: AP

Pemerintah Australia akan kembali memproses permintaan suaka para pengungsi Sri Lanka. Begitu ungkap Perdana Menteri Australia Julia Gilliard Selasa (06/07) di Canberra. Dikatakannya, Australia akan bekerjasama dengan negara tetangga dalam urusan pengungsi, dengan Indonesia dalam isu perdagangan manusia. Australia juga berencana untuk membangun Pusat Penampungan Pengungsi Regional bersama Timor Leste.

Menurut Gillard, tidak hanya Perdana Menteri Selandia Baru John Key yang menyambut rencana itu, melainkan juga Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. Gillard mengungkapkan, "Beberapa hari lalu saya sudah berbicara dengan Presiden Timor Leste Ramos-Horta, mengenai pembangunan Pusat Penampungan Pengungsi Regional. Para imigran ilegal akan diperiksa di sana. Dengan begitu bisa dipastikan, bahwa komplotan pedagang manusia tidak lagi memiliki dasar usaha, karena setiap orang yang datang dengan kapal ke Australia secara ilegal akan otomatis dikirim ke pusat penampungan itu.“

Pembekuan proses suaka bagi warga Sri Lanka sudah berlangsung selama tiga bulan dan Perserikatan Bangsa bangsa telah mengkiritk tajam hal itu. Sementara, pemerintah Australia mensinyalir bahwa para pengungsi datang melalui negara-negara stabil dan aman seperti, Thailand, Indonesia atau Malaysia, karenanya tidak memiliki hak atas suaka di Australia.

Selain itu, Menurut Gilliard, laporan terakhir PBB mencatat perbaikan situasi keamanan di Srilanka. Oleh sebab itu, tidak setiap warga Tamil bisa dianggap terancam secara politik. Gilliard mengatakan, "Harus dipastikan, bahwa setiap pengungsi mendapatkan proses pemohonan suaka yang adil dan bisa diandalkan, sehingga mereka yang datang dengan kapal ke Australia tidak diuntungkan semata karena sudah berada di wilayah Australia. Pusat Penampungan Pengungsi Regional itu harus dikelola dengan tertib dan diawasi“.

Menurut keterangan resmi, Australia tahun 2010 ini telah menerima 3.000 imigran pengungsi. Tahun 2009 lalu, jumlah keseluruhan pengungsi 2.750 orang. Pakar isu suaka dari Universitas Melbourne James Hathaway menilai, Australia semestinya malu menggunakan ungkapan gelombang pengungsi, karena jumlah pengungsi yang minta suaka di Australia kurang dari 0,1 persen seluruh suaka di dunia.

Namun isu imigrasi sangat sensitif di Australia. Empat tahun lalu, masalah imigrasi dan suaka merupakan salah satu alasan anjloknya popularitas Kevin Rudd. Mantan perdana menteri Australia itu memiliki visi tentang Australia yang tumbuh besar bersama para imigran baru.

Kini menghadapi pemilu, Gilliard yang juga seorang imigran, menegaskan bahwa persyaratan untuk mendapatkan suaka akan diperketat. Dalam anggaran belanja nasional Australia 2010-2011 yang baru diumumkan, anggaran keimigrasian untuk pertama kalinya ditempatkan di bawah payung anggaran belanja keamanan nasional. 1,2 milyar Dolar dianggarkan untuk pembelian kapal penjaga perbatasan dan untuk kerjasama keimigrasian dengan negara tetangga. Pusat Penampungan Pengungsi Regional di Timor Leste diharapkan mengurangi jumlah pengungsi yang langsung mendarat di Australia.

Bernd Musch-Borowska/Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh