1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Awal 2021, Sinovac Siap Distribusikan Vaksin Ke Semua Negara

25 September 2020

Perusahaan farmasi Cina, Sinovac mengumumkan pada Kamis (24/09) bahwa vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia pada awal 2021, termasuk ke Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/3iz0C
Coronavirus Impfstoff Sinovac Biotech Ltd
Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, SinovacFoto: Tingshu Wang/Reuters

Yin Weidong, CEO Sinovac, berjanji akan mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) untuk menjual vaksin corona di negeri Paman Sam itu, jika perusahaannya berhasil melewati uji klinis ketiga dan pengujian terakhir terhadap manusia. Yin mengklaim ia juga telah diberi vaksin percobaan.

“Awalnya, strategi kami dirancang untuk Cina dan Wuhan. Namun segera setelah itu pada Juni dan Juli, kami menyesuaikan strategi, yaitu (mendistribusikan vaksin) untuk dunia,'' kata Yin.

"Tujuan kami adalah memberikan vaksin kepada dunia termasuk AS, UE, dan lainnya,'' kata Yin.

Peraturan ketat di AS, Uni Eropa, Jepang, dan Australia secara historis memblokir penjualan vaksin Cina. Tetapi Yin berkata kondisi itu bisa berubah.

Pengembangan vaksin corona Sinovac

Sinovac sedang mengembangkan salah satu dari empat kandidat vaksin teratas Cina, dua diantaranya yaitu vaksin yang dikerjakan bersama SinoPharm dan dengan perusahaan swasta yang berafiliasi dengan militer, CanSino.

Lebih dari 24.000 orang telah berpartisipasi dalam uji klinis vaksin corona Sinovac di Brasil, Turki, dan Indonesia, dan dengan uji coba tambahan dijadwalkan untuk Bangladesh dan mungkin Chili. Sinovac memilih negara-negara tersebut karena mereka semua memiliki infeksi wabah yang serius, populasi yang besar, dan kapasitas penelitian dan pengembangan yang terbatas.

Yin berbincang kepada wartawan selama melakukan tur di pabrik Sinovac di selatan Beijing. Dibangun dalam beberapa bulan, pabrik Sinovac dirancang untuk memproduksi setengah juta dosis vaksin setahun. Fasilitas bio-secure terlihat sibuk pada hari Kamis (24/09) tengah mengisi botol-botol kecil dengan vaksin dan mengemasnya. Perusahaan memproyeksikan akan mampu memproduksi beberapa ratus juta dosis vaksin pada Februari atau Maret tahun depan.

Sinovac juga mulai menguji dosis kecil vaksin corona pada anak-anak dan orang tua di Cina setelah melihat peningkatan jumlah kasus secara global di antara kedua kelompok tersebut.

Yin mengatakan perusahaannya akan memprioritaskan distribusi vaksin ke negara-negara yang menjadi tuan rumah uji coba vaksin corona pada manusia.

Sementara vaksin ini belum lulus uji klinis fase tiga, namun Sinovac telah menyuntikkan ribuan orang di Cina di bawah ketentuan penggunaan darurat. Yin mengatakan dia adalah salah satu orang pertama yang menerima vaksin eksperimental beberapa bulan lalu bersama dengan para peneliti, setelah fase satu dan dua percobaan pada manusia tidak menunjukkan efek samping yang serius. Yin mengatakan ia menyuntikkan vaksin itu sendiri, sebagai bentuk dukungannya terhadap vaksin corona.

"Ini semacam tradisi perusahaan kami,'' kata Yin, menambahkan bahwa ia telah melakukan hal yang sama dengan vaksin hepatitis yang sedang dikembangkan.

Awal tahun ini, Cina mengizinkan "penggunaan darurat'' calon vaksin untuk populasi berisiko tinggi, seperti anggota militer di perbatasan dan pekerja medis jika Sinovac dapat membuktikan "keamanan dan antibodi yang baik'' dari hasil tes terhadap sekitar 1.000 orang, kata Yin.

Sinovac menerima persetujuan tersebut pada bulan Juni lalu, bersama dengan SinoPharm dan CanSino, dan mampu memberikan puluhan ribu dosis vaksin corona kepada pemerintah kota Beijing, kata Yin.

Karyawan Sinovac memenuhi syarat untuk penggunaan darurat vaksin, karena wabah yang tersebar di dalam perusahaan berpotensi melumpuhkan kemampuan mereka dalam mengembangkan vaksin. Sekitar 90% staf perusahaan telah mendapatkan suntikan vaksin.

"Kami yakin bahwa penelitian kami terhadap vaksin COVID-19 dapat memenuhi standar negara AS dan UE, '' kata Yin.

ha/hp (AP)