1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Badai Yasi Menuju Australia

2 Februari 2011

Badai Yasi sebagai badai kategori lima berkekuatan hingga 280 kilometer perjam. Badai akan mencapai Queensland hari Rabu (02/02) sekitar pukul 10 malam.

https://p.dw.com/p/109C5
Foto satelit badai Yasi yang sedang bergerak menuju AustraliaFoto: picture-alliance/dpa

Badai raksasa mendekati Australia dengan kekuatan yang semakin membahayakan. Badai Yasi diprediksi sebagai badai paling mematikan dalam sejarah Australia. Rangkaian angin topan sudah melanda wilayah pesisir di negara bagian Queensland selama berjam-jam, menandakan kedatangan badai tropis Yasi. Tiang listrik dan pohon-pohon besar bertumbangan. Stasiun pemantau cuaca lepas pantai di pulau Willis mendeteksi angin berkekuatan 185 kilometer perjam.

Perdana Menteri negara bagian Queensland, Anna Bligh, telah menghimbau warga bahwa kini sudah terlambat untuk mengungsi. "Tidak ada yang boleh meninggalkan rumah sekarang. Waktunya untuk bepergian dan evakuasi sudah lewat. Semua orang harus berlindung di manapun mereka berada. Topan yang mengantar badai sudah mencapai pesisir. Kami menerima laporan dari udara mengenai angin yang cukup kuat untuk menerbangkan pohon-pohon besar. Badai sudah dimulai, dan warga disekitar Cairns sudah merasakan efeknya."

Menurut Badan Metereologi Australia, Yasi diperkirakan mencapai daratan Queensland hari Rabu (02/02) sekitar tengah malam. Yasi berasal dari lepas pantai Fiji dengan kekuatan rendah, dan terus meningkat hingga menjadi kategori lima begitu mencapai pesisir Australia. Kekuatannya bisa mencapai 280 kilometer perjam dengan lebar mencapai 650 kilometer dan pusat badai berdiameter 35 kilometer. Badai datang disertai curah hujan setinggi 700 milimeter dan gelombang tinggi mencapai 7 meter yang juga akan mengakibatkan banjir bandang. Wilayah diantara Cairns dan Cardwell diprediksi akan menjadi wilayah yang paling parah terkena.

Cairns yang umumnya ramai dengan turis, kini bagai kota mati. Lebih dari 10 ribu orang telah memadati 20 pusat evakuasi. Ribuan warga telah mengungsi sejak hari Senin (31/01). Warga yang tinggal di wilayah pesisir diwajibkan meninggalkan rumah mereka. Bandara dan pelabuhan di Cairns dan kota-kota terdekat sudah ditutup. Dua rumah sakit di Cairns juga telah dievakuasi dan ditutup total. Pasian telah diterbangkan dengan pesawat ke Brisbane.

Dokter Simon Smith yang telah mengungsi ke salah satu hotel besar di pusat kota Cairns, yang letaknya aman dari hempasan angin dan ombak besar, mengatakan, "Rumah sakit sudah tutup total dan tidak ada siapa-siapa lagi di sana. Mereka khawatir. Karena rumah sakit di Cairns letaknya dekat dengan pantai. Sehingga sudah pasti beresiko banjir yang amat mengkhawatirkan. Saat ini sudah seperti badai yang menakutkan. Saya ketakutan."

Warga lainnya sudah menyiapkan ruang aman di rumah dengan matras, bantal, radio, makanan dan air. Atap rumah mereka bisa saja terangkat dan terbawa. Namun kebasahan menjadi pilihan yang lebih aman ketimbang panik dan lari keluar rumah.

Efek badai akan terasa hingga 2000 kilometer dari pusat badai, sama saja dengan luas seluruh Amerika Serikat atau sebagian besar dari Eropa. Dua belas jam setelah badai menerpa, intensitas masih akan berada di kategori tiga. Yasi butuh 24 jam hingga mereda dan menjadi kategori satu.

Militer Australia sudah menyiapkan kapal-kapal dengan suplai makanan, serta pesawat udara yang mampu mendarat begitu badai berlalu. Misi yang sama dengan bantuan Australia saat Tsunami di Samudera Hindia tahun 2004 lalu.

Badai terparah terakhir melanda Darwin tahun 1974. Badai Tracy menelan korban tewas 71 orang, dan meratakan lebih dari 90 persen rumah di Darwin. Badai Yasi diperkirakan berkekuatan dua kali lipat dari badai Larry yang mengakibatkan kerusakan bernilai lebih dari 1 miliar Euro, yang melanda wilayah pertanian di Queensland tahun 2006 lalu.

Carissa Paramita/afp/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk