1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Seharusnya Turki Menghadapi PKK

30 Agustus 2006

Turki kembali menjadi ajang teror berdarah organisasi terlarang Partai Buruh Kurdi (PKK).

https://p.dw.com/p/CPCK
Abdullah Öcalan: Pemimpin PKK
Abdullah Öcalan: Pemimpin PKKFoto: AP

Yang hendak dicapai dengan aksi kekerasan terakhir adalah dibebaskannya pemimpin PKK Abdullah Ocalan yang sudah ditahan selama tujuh tahun dan saat ini hidup di pengasingan di pulau Marmaris dekat Istambul. Paling tidak ini yang tertera dalam surat pengakuan para pelaku yang meledakkan bom di Istambul, Marmaris dan Antalya.

Siapa korbannya: warga sipil biasa dan turis asing yang tidak berdaya. Dari lokasi kejadian menunjukkan, bahwa yang ingin dilumpuhkan adalah pariwisata Turki yang membawa devisa negara penting sekaligus merupakan bidang yang sangat peka. 20 juta turis asing tahun lalu menjadi pembawa devisa terbesar untuk negara Turki. Setelah kontroversi mengenai karikatur nabi Muhammad, terpicunya konflik di Timur Tengah serta flu burung tahun itu Turki mengalami pukulan berat. Apalagi sekarang dengan adanya ledakan bom di daerah pariwisata, ada kekhawatiran situasinya tidak akan pulih. Karena merasa takut para wisatawan berpaling dari Turki dan mencari daerah liburan yang lebih aman. Oleh karena itu kemarahan dan seruan masyarakat Turki agar pemerintahnya membalas segala kekejaman bisa dimengerti.

Dengan adanya kejadian ini semakin jelas antara PKK dengan kelompok Islam radikal tidak ada perbedaan. Keduanya membuat dunia internasional terengah-engah sekaligus mempunyai tujuan politis yang sama, yaitu membuat gelisah, memicu kepanikan, membelah masyarakat luas, melumpuhkan perekonomian dan tentu melemahkan demokrasi serta negara hukum.

Benih-benih teroris inilah yang tidak boleh diberi kesempatan untuk tumbuh, tidak di Turki maupun di negara lain. Oleh karena itu pemerintah Turki seharusnya bersikap hati-hati menghadapi ancaman teroris. Mensamaratakan semua warga Kurdi dan , menyerbu pemukiman mereka dengan kekerasan militer atau menghakimi warga yang berideologi berbeda sampai saat ini tidak menghasilkan apa-apa. Negara yang berupaya keras menjadi anggota Uni Eropa harus bisa bersikap toleran menghadapi suara-suara kritis dan tidak bertindak semena-mena.

Sebaliknya, Turki harus mampu mencari jalan tengah menghadapi kekerasan para teroris dan kebijakan pemerintah. Di satu sisi organisasi PKK beserta cabang-cabangnya seharusnya merasakan konsekuensi negara hukum, dengan mengadili serta menghukum para pelaku kejahatan. Di sisi lain pemerintah Turki harus bisa melaksanakan reformasi terutama di daerah-daerah terpencil yang selama ini kurang mendapat perhatian. Persyaratannya membongkar struktur feodal Kurdi, agar tuan tanah tidak seterusnya menjadi badan legislatif, yudikatif serta ekskutif dan memeras warga kecil seperti budak.

Para teroris di seluruh dunia berupaya terus untuk merekrut anggota baru, kebanyakan adalah pemuda yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan pendidikan. Dan di Turki jumlah mereka tidak sedikit.