1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bahrain Adili 48 Pekerja Rumah Sakit atas Tuduhan Makar

Andy Budiman/ Reuters14 Juni 2011

Pengadilan militer Bahrain, hari Senin (13/06/2011), mulai mengadili 48 dokter, perawat dan paramedis yang dipenjara, karena menggelar protes anti pemerintah.

https://p.dw.com/p/11a9A
(110315) -- MANAMA, March 15, 2011 () -- Protestors carry an injured man during a clash with police in the suburbs of Manama, Bahrain, March 15, 2011. Bahraini King Hamad bin Isa al- Khalifa declared on Tuesday the state of emergency in the tiny Gulf nation for three months to deal with unrest and protests which swept the country several weeks ago, the official TV said. () (zw)
Demonstrasi di BahrainFoto: picture alliance/Photoshot

Organisasi Dokter Tanpa Batas Negara mengkritik pengadilan itu dan menurunkan laporan "Dari Rumah Sakit ke Penjara". Pengacara menyebut para tenaga medis itu mengalami siksaan di dalam penjara. Ke-48 tenaga medis itu, didakwa dengan tuduhan serius yakni menghasut untuk melakukan kerusuhan, kudeta dengan kekerasan, memiliki senjata ilegal serta menolak mengobati pasien karena alasan sektarian.

Wakil Presiden Parlemen Bahrain, Abdel al-Moawda mengatakan "Tentu saja kami menginginkan orang-orang ini untuk menyelamatkan kehidupan, dan kami tidak menginginkan orang-orang yang mengacaukan kehidupan. Ada begitu banyak kejadian di mana rakyat ditolak berobat di rumah sakit Salmanija karena mereka tidak berasal dari kelompok yang sama. Orang-orang jadi ketakutan, ribuan orang meninggalkan Salmanija dan pergi ke rumah sakit khusus karena mereka takut untuk masuk ke rumah sakit yang menuntut pemerintah berbuat sesuatu agar orang bisa disembuhkan di sana"

Dalam persidangan, para terdakwa yang sebagian besar adalah pemeluk syiah, mengaku tidak bersalah. Mereka termasuk diantara staff medis yang berkumpul pada Februari lalu, memprotes penguasa sunni yang berkuasa di negara kerajaan berpenduduk mayoritas syiah tersebut. Pengacara terdakwa, telah mengajukan keberatan karena tidak diijinkan mendampingi kliennya selama pemeriksaan. Seorang pengacara yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa para tenaga medis itu dipaksa mengaku bersalah, dan dia yakin 100% kliennya telah disiksa.

Salah seorang saudara dari terdakwa mengatakan bahwa hakim selalu minta mereka berhenti, setiap kali terdakwa bicara bahwa mereka disiksa dan dipaksa membuat pengakuan di dalam penjara. Penyiksaan bukan cerita baru di penjara Bahrain. Aktvis hak asasi manusia Bahrain: Maryam al-Khawaja menyebut bahwa sejak pertengahan Maret lalu, pemerintah Bahrain telah melakukan kampanye teror. Lebih dari 1.300 orang ditangkap, lebih dari 1.000 diantaranya masih di penjara. 25 persen dari tahanan adalah anak-anak di bawah 18 tahun. Para aktivis juga menemukan kasus penyiksaan oleh negara, di mana orang mengalami siksaan berat sehingga menyebabkan empat tahanan tewas.Namun, pejabat Bahrain membantah tudingan itu. Mereka juga membantah laporan kelompok oposisi yang menyebut bahwa ratusan orang diadili termasuk dokter, pelajar dan politisi. Pejabat Bahrain mengatakan jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang dituduhkan.

A Bahraini woman reacts, as young men and men wait in the streets behind her for government forces they expect will role into their Shiite Muslim village of Dumistan, Bahrain, southwest of the capital of Manama, Wednesday, March 16, 2011. Soldiers and riot police used tear gas and armored vehicles to drive out hundreds of anti-government protesters occupying a landmark square in Bahrain's capital, a day after emergency rule was imposed in the violence-wracked Gulf kingdom. (Foto:Hasan Jamali/AP/dapd)
Rakyat Bahrain Meminta KeadilanFoto: dapd

Organisasi Dokter Tanpa Batas Negara atau Medicine San Frontier MSF, mengkritik proses pengadilan dan menyampaikan keprihatinan atas pengadilan massal atas para pekerja rumah sakit. Dalam laporan berjudul „Dari Rumah Sakit ke Penjara“ yang dikeluarkan organisasi tersebut disebutkan bahwa para tenaga medis sudah menjadi target pasukan pemerintah

Namun, Presiden Masyarakat Medis Bahrain, Nabeel al-Ansari mengatakan bahwa pengadilan atas para koleganya itu berlangsung fair. Dia menyatakan bahwa demonstrasi yang diwarnai kekerasan yang mereka lakukan adalah ilegal. Dia juga menuding bahwa para terdakwa telah mengambilalih rumah sakit, dan dia menyaksikan seorang pasien yang mati karena tidak bisa mendapatkan perawatan selama pengambilalihan rumah sakit tersebut.

Maret lalu, demonstrasi pecah di Bahrain, menuntut diakhirinya diskriminasi sektarian dan kekuasaan monarki konstitusional di negara tersebut. Penguasa Bahrain mengatakan, gerakan ini ditunggangi oleh Iran. Namun para demonstran membantah tudingan ini. Pemerintah Bahrain, pekan lalu memberlakukan keadaan darurat. Namun ketegangan terus berlanjut dan demonstrasi kecil, kini setiap hari terjadi di area komunitas syiah di negara tersebut.