1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Baju Merah Serbu Rumah Sakit

30 April 2010

Situasi di Bangkok dan sekitarnya masih tegang. Demonstran sempat menyerbu dan menduduki rumah sakit. Krisis di Thailand, yang telah berlangsung dua bulan ini, sudah menewaskan 27 orang.

https://p.dw.com/p/NAoY
Aparat keamanan melepaskan tembakan ke arah para demonstran, dalam bentrokan hari Rabu (28/04)Foto: AP

Kamis malam (29/04) waktu setempat, lebih dari 100 anggota Baju Merah menyerbu Rumah Sakit Universitas Chulalongkorn di Bangkok. Serbuan ini bertujuan untuk mencari anggota pihak keamanan yang diduga berada di rumah sakit ini. Serbuan ini memaksa pihak rumah sakit untuk memindahkan sebagian besar pasien ke beberapa klinik di Bangkok. Aksi penyerbuan berlangsung selama satu jam. Para penyerbu menyisir komplek rumah sakit untuk mencari anggota keamanan yang diperkirakan berada di sana.

Dalam permintaan maafnya, salah seorang pimpinan demonstran Weng Tojirakarn mengatakan, „Atas nama seluruh pimpinan, saya meminta ma'af kepada masyarakat dan juga kepada pihak Rumah Sakit Chulalongkorn atas insiden ini.“ Weng Tojirakarn juga menyebutkan, aksi penyerbuan sekelompok demonstran ini merupakan aksi koboi yang tidak dapat dibenarkan.

Aksi penyerbuan ini meninggalkan kekhawatiran mengenai seberapa besar kemampuan para pemimpin demonstran untuk mengendalikan massa mereka, yang terdiri dari pengikut Thaksin, aktivis demonstrasi dan petani ini. Aksi penyerbuan ini dimanfaatkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk memojokkan para demonstran. „Saya tidak berpikir untuk mengutuk aksi ini. Saya kira bukan hanya warga Tahiland saja, juga masyarakat internasional telah mengutuk aksi ini,“ demikian dikatakan Abhisit Vejjajiva dalam pernyataannya di televisi.

Serbuan ini merupakan pukulan ke dua bagi para demonstran, setelah pasukan keamanan, Rabu (28/04) berhasil menghentikan aksi „Demonstrasi Mobile“ yang digelar kelompok Baju Merah.

Ketegangan terus berlanjut di Bangkok menyusul kekerasan politik terburuk selama dua dekade terakhir ini. Kemelut ini telah menewaskan 27 orang dan melukai setidaknya 1000 orang. Hari Rabu lalu (28/04), bentrokan antara demonstran berbaju merah dan militer menewaskan seorang prajurit dan melukai setidaknya 18 orang.

Menanggapi kemelut yang berlarut-larut ini, Menteri Keuangan Thailand Korn Korn Chatikavanij mengatakan, tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand akan turun sampai dua persen jika krisis ini terus berlanjut. Kemelut ini juga berdampak besar bagi sektor pariwisata, yang merupakan sumber pemasukan negara sebesar 6 persen.

Harapan akan terciptanya kesepakantan untuk menghentikakan kekerasan yang berlangsung sirna pekan lalu, setelah PM Abhisit menolak tawaran Baju Merah untuk menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu tiga bulan.

Yuniman Farid/afp/rtr
Editor: Hendra Pasuhuk