1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Baju Merah Thailand Dukung Partai Puea Thai

12 Juni 2011

Thailand adalah negara yang terpecah karena politik. 3 Juli ini akan digelar pemilihan parlemen. Tapi banyak yang meragukan pemilu dapat menyelesaikan masalah politik di negara itu.

https://p.dw.com/p/11Z25
Poster Partai Puea Thai
Poster Partai Puea ThaiFoto: picture alliance/dpa

Nong Hu Ling adalah sebuah desa di timur laut Thailand, dikelilingi sawah dan hutan. Di sini, di provinsi Udon Thani, penduduknya menunjukkan kesetiaan pada mantan Perdana Menteri Thaksin Sinawatra. Sebuah spanduk besar tergantung di pohon kayu putih. Spanduk itu bertuliskan "Desa Baju Merah untuk Demokrasi".

Sebagian besar anggota kelompok Baju Merah adalah pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang pada tahun 2006 digulingkan militer. Tahun lalu Kelompok Baju Merah memulai aksi demonstrasi besar-besaran di Bangkok. Tuntutan mereka, PM Abhisit Vejajjiva membubarkan parlemen dan memajukan jadwal pemilu. Abhisit, menurut para pengritik, naik jabatan dengan tidak sah, dengan permainan politik dan bantuan militer.

Unjuk rasa damai itu kemudian diwarnai bentrokan berdarah dengan militer. 19 Mei 2010 militer Thailand membubarkan demonstrasi dengan kekerasan. Menurut keterangan resmi, demonstrasi yang digelar April dan Mei tahun lalu itu menelan korban jiwa 91 orang dan mengakibatkan hampir 2.000 orang terluka.

Kongchai Chaikang, kepala desa Nong Hu Ling, bersama istrinya ikut serta dalam demonstrasi tahun lalu. Seperti yang dilakukan setengah penduduk desanya. Namun setelah aksi protes itu dibubarkan dan para demonstran kembali ke desanya, banyak yang takut memakai baju warna merah. Walau pun wilayah timur laut dikenal sebagai kantung kelompok baju merah. Mereka takut, militer dan pemerintah yang berkuasa akan menindas dan memburu dirinya. Ingatan terhadap kekerasan yang terjadi tahun lalu masih melekat, kata Kongchai Chaikang.

"Seluruh pemimpin dan pendukung baju merah di pedesaan mengatakan, mereka tidak akan menggelar acara kumpul-kumpul. Jika kami memang harus pergi ke Bangkok, maka kami akan sangat, sangat hati-hati," jelasnya.

Sedikitnya 320 desa di kawasan Udon Thani dan provinsi sebelah Khon Kaen yang secara terbuka menyebut diri sebagai pendukung baju merah. Kelompok baju merah yang resminya bernama „Persatuan Front Demokrasi Menentang Diktator“ (UDD) itu mengisyaratkan gerakannya belum berakhir. Sebaliknya, mereka semakin meningkatkan jaringan di seluruh daerah. Itu pun terjadi atas inisiatif sendiri, dan bukan diperintah dari pimpinannya di Bangkok.

Seperti yang dikatakan Arnon Sannan, Sekjen UDD di Provinsi Udon Thani, "Setelah kami kalah dalam perjuangan April dan Mei 2010, kami berusaha mengumpulkan kelompok baju merah di Udon Thani guna memelihara persatuan dengan cara baru."

Situasi umumnya di Thailand cukup tenang, padahal negeri gajah putih itu sedang mempersiapkan apa yang merupakan tuntutan kelompok baju merah tahun lalu, pemilihan umum. Partai yang memerintah, Partai Demokratik, PM Abhisit kini punya saingan berat, Partai Puea Thai yang berarti "Untuk Thailand". Partai itu didukung kelompok baju merah. Penantang Abhisit dari partai itu juga cukup berat, Yingluck Shinawatra, saudara Thaksin.

Salah satu pertanyaan terbesar di Thailand adalah pihak yang kalah mengakui pihak yang menang dan apakah pemilu akan berlangsung jujur dan adil. Hanya dengan itu Thailand bisa mewujudkan rekonsiliasi nasional.

Nicola Glass/Luky Setyarini

Editor: Andy Budiman