1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130511 Pakistan Terorismus

13 Mei 2011

Spekulasi soal serangan bunuh diri Taliban di Charsadda sebagai balas dendam terhadap kematian Osama bin Laden tidak mengubah kenyataan bahwa teror masih belum beranjak dari Pakistan. Kini Militer mendapat hujan kecaman

https://p.dw.com/p/11Foz
(May 13, 2011) in Charsadda, Khyber Pakhtoonkhwa, Pakistan, by Faridullah Khan, a free-lance correspsondent of DW-Urdu. The pictures show the scene of the double suicide attack outside a paramilitary academy which left over 90 people dead. The pictures show the damage done to the main enterance of the academy and the nearby vehicles
Serangan bom bunuh diri Taliban di Charsadda, PakistanFoto: DW

Serangan bunuh diri di kota Charsadda di barat laut Pakistan, merupakan aksi yang menelan korban tewas paling besar dalam beberapa bulan terakhir di Pakistan. Taliban mengakui bertanggung jawab atas serangan teror di pusat pelatihan paramiliter penjaga perbatasan Pakistan yang menewaskan 80 orang dan melukai lebih dari 100 orang hari Jumat (13/5).

Tapi apakah itu benar-benar aksi balas dendam bagi kematian Osama bin Laden? Banyak yang meragukannya. Tapi kesan inilah yang ingin dijual oleh kelompok ekstrimis di Pakistan kepada dunia.

Pakar keamanan Pakistan, mantan jenderal Talat Masood menyimpan keraguan. Menurutnya kelompok militan semakin pintar memanfaatkan "publisitas". Mereka menganggap sebagai elemen penting dalam perang melawan negara. "Saya yakin, serangannya sudah direncanakan sejak lama. Kami terus menerus menghadapi serangan semacam ini, jadi tidak perlu ada kaitannya dengan Osama bin Laden,” ujar Masood.

Militer Pakistan Tersudutkan

Dalam kenyataanya, pasukan keamanan Pakistan terus memerangi dengan sengit sebagian Taliban di kawasan barat laut Pakistan di perbatasan ke Afghanistan. Sebaliknya kelompok ektrimis itu dalam beberapa tahun terakhir ini, juga terus melancarkan aksi balas dendam berupa serangan bunuh, untuk membuat militer Pakistan serta rakyat sipil merasa tidak aman.

Senada dengan itu, mantan pejabat tinggi untuk pemerintahan di kawasan suku-suku-FATA, Rustam Shah Momand mengatakan, serangannya tidak mutlak harus ada kaitannya dengan kematian Bin Laden. Di kawasan itu sejak enam pekan dilancarkan aksi militer menumpas Taliban. Dan tentu saja berkaitan dengan tewasnya pimpinan nomor satu Al Qaida, Taliban hendak merebut perhatian maksimal dunia terhadap aksinya itu.

Banyak warga Pakistan sudah menyatakan kekhawatirannya, setelah kematian Osama bin Laden, situasi keamanan akan semakin memburuk. Pasalnya kelompok militan akan mencoba menunjukkan bukti, bahwa mereka masih mampu melancarkan serangan.

Teror Terus Berlanjut

Juga militer Pakistan mendapat tekanan berat di dalam negeri, karena dituding tidak becus. Penulis buku Zahid Hussain mengungkapkan : “Untuk pertama kalinya militer menghadapi kecaman publik, berkaitan penanganan kasus Bin Laden. Terdapat tuduhan, militer tidak dapat menjamin keamanan negara, karena tidak dapat menangkap Osama bin Laden. Militer kini diserang.“

Sementara ini dilaporkan, pemerintah Pakistan telah mengizinkan aparat keamanan Amerika Serikat melakukan interogasi terhadp tiga orang janda Osama bin Laden. Stasiun televisi CNN melaporkan, mereka dimintai keterangan dalam kelompok maupun secara sendiri-sendiri. Dengan interogasi ketiga janda Bin Laden itu, aparat keamanan AS hendak mengorek informasi mengenai jaringan teror Al Qaida serta para pendukung Osama bin Laden.

Terlepas dari interogasi para janda Osama bin Laden, aksi serangan bom dipastikanakan berlanjut dan rakyat Pakistan akan semakin ketakutan. Di sisi lainnya, kebencian terhadap Amerika Serikat akan meningkat. Juga tekanan warga terhadap pemerintah dan militer Pakistan terus meningkat, karena dinilai tidak mampu bertindak dan menjadi kaki tangan AS.

Kai Küstner/Agus Setiawan/dpa/rtr
Editor : Rizki Nugraha