1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Banjir dan Gas Hambat Penyelamatan Penambang Cina

6 April 2010

Para petugas penyelamat berpacu dengan waktu. Setidaknya 33 penambang masih terperangkap di sumur penambangan batubara di Wangjiangling di provinsi Shanxi, Cina.

https://p.dw.com/p/MoMY
Foto: AP

Genangan air menghambat upaya penyelamatan yang sudah memasuki hari ke 10. Persoalan makin pelik karena munculnya pula gas beracun. Juru bicara tim penyelamat Liu Dezheng menyebut, gas itu berkadar sangat tinggi, yang bisa mengakibatkan ledakan. Para petugas harus mengambil tindakan kewaspadaan ekstra untuk mencegah kemungkinan terjadinya ledakan. Mereka membuat lubang-lumbang ventilasi agar gas itu tersalurkan ke luar dan ternetralisasi.

Liu Dezheng tidak menyebut jenis gas itu secara pasti. Namun galian batubara biasanya mengakibatkan keluarnya gas methan yang mudah terbakar, dalam jumlah besar. Juga berbagai jenis gas berbahaya lainnya.

Situasi sangat mencekam, menyusul ditemukannya lima penambang dalam keadaan sudah menjadi mayat. Padahal keluarga para penambang sudah penuh harap menantikan terjadinya semacam mukjizat baru, setelah sehari sebelumnya petugas pencari berhasil menyelamatkan 115 penambang yang terperangkap lebih dari sepekan.

Hari Senin (5/4), keluarga dan para petugas penyelamat diliputi kegembiraan luar biasa karena berhasil mengeluarkan 155 penambang dalam keadaan hidup. Para penambang yang dalam keadaan sudah sangat lemah itu diangkut satu demi satu dari sumur-sumur penambangan berkedalaman lebih dari 250 meter yang gelap dan terendam.

Juru bicara tim penyelamat Liu Dezheng, menyebut, sekitar 20 orang menderita cukup serius karena kelaparan dan dahaga, serta mengalami gangguan kulit akibat terendam air kotor dalam waktu sangat lama. Namun pada umumnya para penambang sudah berada dalam keadaan yang tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Para penambang yang selamat ini sekarang sebagian besar keadaannya cukup stabil," kata Liu Dezheng. Ia mensyukuri keberhasilan menyelamatkan 115 orang yang sudah terjebak selama 180 jam, atau sekitar seminggu lebih. Padahal, kata Liu Dezheng, selama hampir delapan hari itu, mereka hidup tanpa makanan dan air bersih, di sumur tambang yang gelap dan sangat berbahaya. "Ini sungguh sebuah mukjizat," tambahnya.

Operasi penyelamatan yang disiarkan langsung televisi, membangkitkan optimisme tersendiri. Karena banyaknya yang selamat dalam kecelakaan pertambangan merupakan hal yang langka di Cina. Selama tahun 2009 lalu, misalnya, terjadi 1616 kecelakaan pertambangan yang menewaskan 2631 penambang. Artinya rata-rata sekitar 7 orang penambang tewas setiap harinya. Itupun sudah merupakan penurunan sebanyak 18 persen dibanding tahun 2008.

Sebagian besar kecelakaan terjadi di penambangan swasta, atau penambangan rakyat, bahkan pertambangan liar. Namun kecelakaan kali ini terjadi di penambangan yang dikelola pemerintah.

Peristiwanya terjadi tanggal 28 Maret. Para penambang yang sedang menggali, secara tak sengaja membobol lubang penambangan yang sudah ditimbun dan dipenuhi air. Akibatnya air meluap, merendam seluruh sumur penambangan di kedalaman ratusan meter itu.

Sebagian besar pekerja tambang bisa selamat, antara lain dengan mengkikatkan diri ke pancang-pancang di ketinggian, sehingga tidak tenggelam. Selama lebih dari sepekan dalam kegelapan, para penambang makan kertas serta serpihan kayu pancang, bahkan mengunyah batu bara untuk melawan lapar. Mereka kekurangan cairan, karena air yang menggenang sama sekali tak bisa diminum, kendati sebagian ada yang tak tahan untuk sesekali meminumnya juga. (GG/HP/afp/dpa/rtr)