1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Banjir Jakarta Disebabkan Hujan Ekstrem

1 Januari 2020

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan. Sementara itu hampir 20 ribu warga harus mengungsi akibat musibah banjir.

https://p.dw.com/p/3VYvv
Indonesien Wetter l Überschwemmung in
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Ibrahim

Hujan lebat yang turun saat pergantian tahun di Jakarta dan sekitarnya akibatkan banjir di ratusan titik. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) banjir kali ini disebabkan cuaca yang ekstrem. Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, seperti dikutip dari laman Liputan6.com, hujan kali ini terbilang sangat ekstrem dibandingkan hujan-hujan yang menyebabkan banjir lainnya dalam 24 tahun terakhir.

"Hujan kali ini, bukan hujan biasa," kata Doni. Menurutnya, mengutip data dari BMKG, intensitas hujan yang terjadi di awal tahun 2020 ini telah mencatat rekor curah hujan tertinggi penyebab banjir. "Data dari beberapa titik pengukuran; TNI AU Halim, 377 mm/hari; Taman Mini, 335 mm/hari; Jatiasih: 259 mm/hari," jelas Doni.

Akibat dari curah hujan yang tinggi tersebut beberapa wilayah di Jabodetabek terendam banjir dengan ketinggian bervariasi dari 30 cm sampai dengan 200 cm. "Terdapat 7 kecamatan di Jakarta Selatan & 10 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir. Sebaran titik terdapat di sejumlah wilayah DKI Jakarta, Tangerang Selatan dan Kota Bekasi," demikian rilis pada akun Twitter BNPB.

 

Menelan sembilan korban jiwa, hampir 20 ribu warga mengungsi

Akibat banjir, dilaporkan oleh BNPB sembilan orang merenggut nyawa. Selain itu banjir dan longsor juga sebabkan kerugian material yang tidak sedikit.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah mengonsentrasikan penanganan banjir kepada masyarakat yang terdampak. Tercatat sudah lebih dari 19 ribu warga mengungsi. "Titik pengungsian paling banyak ada di Jakarta Timur, ada jumlah pengungsi 9.248 orang, Jaksel 5.080, sepanjang Kali Grogol dan Pesangrahan di situ banyak kawasan terendam, lalu Jakbar 3.535 orang pengungsi, Jakut 888 orang, Jakpus 310 orang, totalnya 19.709 orang pengungsi dan ini ditangani oleh jajaran Pemprov," kata Anies di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1), seperti disitir dari laman Detik.com.

Anies menjelaskan seluruh fasilitas pengungsian, fasilitas dan tenaga medis, serta makanan dan minuman telah disiapkan sejak kenaikan air pada malam tahun baru. Ia telah menurunkan ratusan ribu petugas gabungan untuk menyelesaikan masalah banjir. "Sekarang posisi siaga semua. Ada 120 ribu petugas di lapangan," ujarnya.

Musim hujan masih panjang

Sementara itu BMKG menuturkan bahwa saat ini wilayah Jabodetabek belum memasuki puncak musim hujan. "Curah hujan masih sampai ke minggu depan. Dan yang perlu kita cermati saat ini adalah belum memasuki puncak musim hujan. Jadi potensi hujan rendah dan hujan lebat masih ada sampai seminggu ke depan," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1).

Fachri menambahkan BMKG akan menginformasikan peringatan tiga jam sebelum kejadian. "Yang bisa kami tambahkan di sini adalah bahwa intensitas hujan sedang dan lebat di Jabodetabek masih ada sampai dengan tujuh hari ke depan. Kondisi pasang air laut. Tanggal 5-6 Januari ada air pasang," katanya. yp/hp (liputan6.com, detik.com)