1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Global

9 Maret 2009

Bank Dunia memperkirakan perekonomian global pada tahun 2009 merosot tajam untuk pertama kalinya sejak perang dunia kedua.

https://p.dw.com/p/H8dj
Presiden Bank Dunia Robert ZoellickFoto: AP

Bank Dunia memperingatkan bahwa krisis ekonomi yang meradang saat ini akan mendorong terjadinya defisit keuangan antara 270 hingga 700 an milyar dollar AS di negara-negara miskin dan berkembang.

Badan keuangan yang menyediakan bantuan teknis dan keuangan bagi 129 negara-negara berkembang itu menambahkan resesi paling tajam akan dialami negara-negara di Asia Timur yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor ekspor.

Sejak bank-bank dan institusi keuangan internasional kesulitan membantu ekonomi negara berkembang karena krisis global, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick menyerukan upaya investasi dalam jejaring pengaman, infrastruktur dan usaha kecil menengah untuk menciptakan lapangan kerja dan menghindari kekacauan politik.

Kita perlu bereaksi tepat waktu mengantisipasi perkembangan krisis yang menghantam masyarakat di negara-negara berkembang, tambah Zoellick. Krisis perekonomian global membutuhkan juga solusi global, dan menjaga agar tidak terjadi bencana ekonomi di negara-negara berkembang, merupakan hal yang penting dalam upaya mengatasi krisis ini.

Dengan adanya peringatan yang disampaikan Bank Dunia itu, Menteri Pembangunan Jerman, Heidemarie Wieczorek-Zeul menyerukan semua pihak akan perlunya pengambilan tindakan segera, untuk menyelamatkan perekonomian dunia, dengan mempertimbangkan situasi di negara-negara berkembang. Jerman berjanji untuk menepati bantuan:"Kami akan menepati janji, tapi kekurangannya, seperti yang diungkapkan oleh IMF, akan membuat banyak negera berkembang akan jatuh pada jurang kebankrutan, dan itu artinya langkah tersebut tak boleh berhenti sampai disini."

Bank Dunia mengungkapkan krisis keuangan ini menyebabkan negara-negara miskin semakin bergantung pada bantuan pembangunan, karena jika negara-negara kaya semakin banyak meminjamkan uang mereka, maka akan menjadi lebih sulit bagi negara-negara miskin tersebut untuk membayar utang.

Krisis keuangan yang parah ini akan sangat mempengaruhi pendapatan keluarga-keluarga miskin, semakin meningkatkan jumlah pengangguran, dan banyak pekerja migran akan kehilangan pekerjaan mereka di Eropa dan Amerika Serikat.

Badan keuangan yang bermarkas di Washington itu juga memperingatkan bahwa merebaknya krisis ini akan menyeret anjloknya perdagangan dunia turun secara drastis dalam 80 tahun terakhir. Produksi industri akan turun 15 % dibandingkan tahun 2008.

Laporan Bank Dunia tentang krisis keuangan global ini disampaikan menjelang pertemuan para menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G20, yang akan digelar Jumat dan Sabtu depan. Pertemuan negara-negara maju dan ambang industri ini akan memfokuskan pembahasan pada krisis ekonomi global, yang mana negara-negara Eropa akan meminta Dana Moneter Internasional IMF untuk ikut turun tangan, dengan menggandakan dana bantuan hingga 500 milyar dollar AS. Pertemuan para menteri ini merupakan persiapan menjelang pertemuan puncak negara-negara G20 yang akan berlangsung bulan April di London.(ap)