1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantahan Hambali Disangsikan

Ayu Purwaningsih13 April 2007

Pernyataan tersangka teroris Hambali, yang membantah punya keterkaitan dengan jaringan Al Qaeda, disangsikan pengamat masalah terorisme.

https://p.dw.com/p/CP79
Hambali saat ini ditahan di Guantanamo
Hambali saat ini ditahan di GuantanamoFoto: AP

Interogasi yang dilakukan oleh Komisi Militer Pentagon itu telah dipublikasikan pekan ini. Sebagian besar tuduhan Pentagon dalam interogasi itu dibantah oleh Hambali.

Pengamat masalah terorisme dari International Crisis Group, ICG, Sidney Jones, menyangsikan bantahan yang disampaikan Hambali, tokoh Jaringan Islamiyah saat dinterogasi oleh Komisi Militer Amerika Serikat. Dalam interogasi, lelaki yang memiliki nama lain Riduan Isamuddin itu membantah memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris Al Qaeda. Menurut Sidney, ada bukti-bukti hubungan Hambali dengan Al Qaeda.

Sidney Jones: „Tidak, saya pikir ia telah berbohong. Sangat jelas Hambali berkomunikasi secara rutin dengan orang-orang Al Qaeda. Sangat jelas pula bahwa ia memperoleh dana dari Al Qaeda. Juga ada kesaksian dari anggota jaringan Al Qaeda lainnya yang kontradiktif dengan pernyataanya. Ada banyak bukti dan saksi dari orang-orang yang bekerja dengannya, termasuk kesaksian adiknya yang bertindak sebagai pengantara dalam menerima dana dari orang Al Qaeda di Pakistan. Tidak ada yang perlu diragukan lagi tentang dokumentasi itu. Untuk alasan apapun Hambali memutuskan tidak mau mengakuinya.“.

Dalam interogasi tersebut Hambali juga menyatakan tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dilakukannya setelah mengundurkan diri dari Jemaah Islamiyah tahun 2000 lalu. Dari hampir keseluruhan interogasi, Hambali mengatakan tidak melakukan semua yang dituduhkan, termasuk tuduhan sebagai kontak pertama Al Qaeda di Asia Tenggara.

Hambali diduga memimpin JI hingga akhir 2002. Ia kemudian ditangkap di Thailand pada bulan Agustus 2003 dan ditahan oleh Badan Intelejen Amerika Serikat CIA. Namun pada bulan September tahun lalu dia dipindahkan ke Penjara Guantanamo di Kuba. Hambali juga dituduh ikut bertanggungjawab terhadap serangkaian serangan bom malam Natal dan peledakan bom sejumlah kedutaan besar.

Sementara di Markas Militer Amerika Serikat, pentagon disibukkan dengan Hambali, di Indonesia, disibukkan dengan Abu Dujana, yang kini diduga membentuk sayap baru Jemaah Islamiyah. Bulan Januari lalu, Abu Dujana juga diduga menggelar latihan militer di lereng Gunung Sumbing. Sementara sejumlah penggerebekan berbuntut penangkapan kaki tangan Abu Dujana. Namun menurut Sidney Jones, meski jaringan ini juga berbahaya, namun bukan berarti punya jaringan yang cukup luas. Kebanyakan dari Pulau Jawa. Selain itu terlihat banyak anggota JI yang tidak sejalan dengan salah seorang teroris yang dituding bertanggungjawab atas serangkaian bom di Indonesia, Noordin M. Top.

Sidney Jones: “Tapi perlu diingat banyak anggota JI termasuk Abu Dujana tidak melulu sejalan dengan kelompok Noordin M. Top. Banyak anggota JI yang tidak setuju dengan cara berpikir Noordin M. Top. Ini artinya tak semua anggota Ji bertanggungjawab atas serangkaian bom yang targetnya adalah orang-orang barat. Namun mereka bertanggung jawab atas serangkaian aksi kekerasan, misalnya konflik di Poso.”

Dengan demikian Sidney menyimpulkan meski sudah banyak tersangka teroris ditangkap, keberadaan JI masih berbahaya. Meski dalam pola yang berbeda. Misalnya penemuan bom di Sukoharjo, belum berarti akan ditargetkan untuk bom Bali jilid III. Target kelompok sayap pinggir ini, menurut Sidney lebih pada konflik lokal. Nama lain yang perlu diwaspadai menurutnya adalah Abu Irsyad, yang kini diduga memegang tampuk kepemipinan JI di Indonesia.