1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Gelap Warga Israel untuk Suriah

Kate Shuttleworth7 November 2013

Banyak pekerja amal yang tidak menutup-nutupi kegiatan mereka. Tapi sekelompok generasi muda Israel harus mempertaruhkan nyawa untuk memberi bantuan medis kepada warga Suriah.

https://p.dw.com/p/1ADTT
Foto: Menahem Kahana/AFP/Getty Images

Para dokter dan pekerja amal Israel terpaksa bekerja secara diam-diam akibat hawa permusuhan antara Suriah dan Israel. Saat mengunjungi kamp pengungsi di perbatasan Suriah mereka harus berganti baju untuk membaur dan harus diselundupkan masuk serta keluar.

Suriah tidak mengakui Israel dan warganya dilarang masuk Suriah. Israel tidak mau ikut campur perang sipil Suriah, dan secara resmi tidak membantu lebih dari 2 juta pengungsi. Sejumlah warga Suriah yang terluka dirawat di rumah sakit Israel, namun sejauh itulah bantuan Israel terhadap korban perang sipil, di permukaan.

Sebuah organisasi nirlaba Israel telah bekerja di bawah radar sejak tahun 2005 di berbagai penjuru dunia dan dalam 2 tahun terakhir fokus kepada Suriah, menyediakan hingga 670 ton makanan, 300.000 makanan kering, 70 ton keperluan sanitasi dan 20 ton obat-obatan.

Bantuan yang datang dari Israel tidak berhenti sampai di situ. Sebuah kelompok bernama 'IL 4 Syrians' menyelundupkan para ahli perawatan pasca trauma ke dalam zona konflik.

Pengungsi Suriah membutuhkan sebanyak mungkin bantuan
Pengungsi Suriah membutuhkan sebanyak mungkin bantuanFoto: Getty Images

Sebuah misi rahasia

1.200 warga Israel yang bekerja untuk organisasi tersebut ingin tetap membantu secara anonim demi melindungi hidup dan pekerjaan mereka. Para sukarelawan, yang telah menempuh wajib militer, datang dari beragam latar belakang dan bekerja di empat bidang - medis, perawatan pasca trauma, catu pangan massa dan penyelamatan. Mereka melatih suster-suster Suriah dan komunitas pekerja di kamp-kamp pengungsi.

Salah satu pendiri organisasi, seorang perempuan yang menggunakan nama palsu Gila, mengatakan, "Kami ingin membantu organisasi yang saat ini tidak mendapatkan bantuan resmi dari Israel. Kami telah bekerja di Pakistan, Sudan, Irak, Indonesia dan selama bertahun-tahun kami tidak pernah mendapat undangan."

Tidak ada direktur, nama atau kontak yang tertera pada situs organisasi, hanya pernyataan bahwa "kami fokus pada negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, melampaui perbedaan." Mereka berargumentasi bahwa kesucian hidup manusia harus dihormati sebagai bagian tradisi dan budaya Yahudi.

Gila bercerita bahwa saat warga Suriah tahu kalau orang Israel membantu mereka, reaksinya beragam. Ketika bertemu sekelompok pemimpin politik Suriah, Gila akhirnya memberitahu bahwa ia orang Israel. "Salah satu dari mereka berdiri dan berteriak 'Anda bukan teman saya, Anda musuh saya.' Ia hampir menghancurkan meja di hadapannya," kata Gila.

Mereka lalu memutuskan untuk mengambil suara apakah mereka dapat tetap bekerja dengan Gila dan timnya. Hasilnya, mereka sekarang bekerjasama dalam membantu warga Suriah.

Kelompok IL4 Syrians memberi bantuan medis bagi warga Suriah
Kelompok IL4 Syrians memberi bantuan medis bagi warga SuriahFoto: Menahem Kahana/AFP/Getty Images

Perawatan diam-diam

Pada kasus lain, Gila mengatur agar anak seorang lelaki Suriah mendapatkan operasi jantung di Yerusalem. "Momen yang emosional untuknya. Awalnya ia gugup mengenai Israel. Ia memperlihatkan foto yang menunjukkan kardus bantuan yang ia bantu distribusikan di Suriah dan saya mengeluarkan foto yang sama memperlihatkan saya di balik kardus-kardus itu. Ia mengaku kagum warga Israel bersedia membantu saat presiden mereka sendiri tidak melindungi," tutur Gila.

Dekat dataran tinggi Golan, sejumlah pasien dibawa secara diam-diam ke dekat perbatasan Suriah untuk dirawat dokter-dokter Israel. Beberapa anggota IL4 Syrians membedah dalam tenda di lapangan yang dikirim ke zona konflik dan diusahakan sesteril mungkin.

Para sukarelawan sadar betul bahwa mereka mempertaruhkan nyawa dengan masuk negara yang terlarang bagi warga Israel. "Tidak ada yang minta izin untuk membunuh. Kami juga tidak minta izin untuk menyelamatkan orang," tegas Gila. "Kami yakin kalau Amerika Serikat jadi melancarkan serangan, Assad akan menggunakan lebih banyak senjata kimia."