1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Baterai Mobil Listrik "Made in Germany"

Anna Savchuk
30 Mei 2022

Jerman adalah negara penggemar mobil. Belakangan ini mobil listrik semakin geser mobil biasa, dan Jerman juga berusaha investasi dalam teknologi penggerak modern.

https://p.dw.com/p/45ZK6
Gambar ilustrasi mobil listrik sedang mengisi baterai
Gambar ilustrasi mobil listrik sedang mengisi bateraiFoto: Action Pictures/imago images

Langkah maju mobil elektronik tidak bisa dihentikan lagi. Jumlah izin yang dikeluarkan di Jerman makin banyak.  

Tahun lalu jumlahnya sekitar 200.000, lebih banyak dari sebelumnya. Dan setiap tahun, jumlahnya tambah banyak.   

Para pakar memperkirakan, tahun 2030 tiga perempat mobil baru di Eropa, adalah mobil listrik. Ini adalah jumlah yang membuat sektor otomotif Jerman beralih ke mobil listrik.   

Perusahaan penuhi kehendak konsumen

Michael Steiner, salah seorang pemimpin pada perusahaan Porsche mengungkap, "Kami ingin peningkatan drastis jumlah kendaraan listrik dan setengah listrik di dasawarsa ini." Akhirnya, konsumenlah yang memutuskan produk yang mereka beli. Jadi perusahaan harus berusaha memenuhi kehendak mereka.

Baterai Kompak dan Lebih Murah bagi Otomotif Masa Depan

Memang jelas, konsumen adalah raja. Dan mereka akan ditawari kualitas terbaik Made in Germany. Jadi Porsche akan memproduksi baterai-baterainya di Jerman.   

Untuk itu, perusahaan Porsche bekerjasama dengan pembuat baterai Customcells. Tahun 2024 baterai pertama akan diproduksi.  

Torge Thönnessen, manajer pada Cellforce Group mengungkap, "Kami ingin teknologi baterai dan teknologi produksi yang lebih baik daripada yang sekarang, untuk cegah produksi yang terlalu banyak tapi berkualitas rendah. Sehingga akhirnya bisa memproduksi baterai di Jerman dengan biaya rendah."   

Hingga sekarang, produsen dari Asia jadi penguasa pasar. Tapi itu nantinya ingin diubah. Semua pembuat mobil Jerman mengumumkan, akan membuat baterai di daerah asalnya, dan terutama, memproduksi sendiri.  

Pemerintah Jerman suntikkan dana

Agar bisa berjalan lebih cepat, pemerintah Jerman juga ikut berpartisipasi dengan memberikan dana hampir 3 milyar Euro bagi proyek-proyek pembuatan baterai.   

Julian Schwenzel dari Fraunhofer Institute bidang produksi dan materi canggih (IFAM) mengatakan, lebih cepat pasti bisa. Negara-negara lain juga sedang berusaha. Perkembangan baterai juga bagus. Jadi bisa diproduksi lebih cepat.

Julian Schwenzel meneliti teknologi baterai baru sejak 20 tahun lalu. Jadi persaingan global teknologi baterai sudah muncul – dan sekarang sudah terjadi di Jerman.    

Teknologi baterai di Jerman hanya punya kesempatan, jika mereka lebih menunjukkan prestasi dibanding produk saingan dari Asia, yang katanya lebih murah. 

Produsen UniverCell di bagian utara Jerman mengembangkan lapisan spesial bagi baterai. Lapisan ini akan menghemat listrik lebih baik daripada produk-produk saingan.  

Sehingga baterai nantinya akan lebih kuat. Itu artinya: Mobil listrik akan dapat jangkauan lebih luas lagi.  

Stefan Permien dari UniverCell mengungkap, untuk itu perlu banyak inovasi. Dan inovasi di Eropa harus didorong. Selama ini, baterai untuk mobil listrik diproduksi di Asia, yaitu di Korea, Cina atau Jepang, tapi tidak di Eropa. 

Jerman ingin jadi pelopor

"Kami tidak hanya ingin meniru apa yang dibuat di Asia. Kami ingin jadi pelopor dalam hal teknologi, kimia dan teknik produksi." 

Kembali ke Porsche. Seperti halnya pembuat mobil lainnya, produsen mobil balap itu sedang mengalami perubahan fundamental.  

Michael Steiner dari Porsche mengatakan, "Bagi kami jelas, mobilitas dengan kendaraan listrik penting." Selangkah demi selangkah, mereka akan tawarkan lebih banyak kendaraan dalam program kami. "Kami rasa, hingga 2030, 80% konsumen kami akan beralih ke kendaraan listrik."

Masa depan industri mobil adalah produk bertenaga listrik. Ini perubahan besar, yang ingin ikut dibentuk, bahkan diberi karakternya oleh Jerman.   

Memang produsen dari Asia masih unggul, tapi nantinya tidak demikian lagi. Dan tentu saja, ini juga masalah perlindungan iklim. (ml/yp)