1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kemungkinan-Kemungkinan Koalisi Pemilu Jerman

9 Juni 2017

Biasanya tidak ada partai politik di Jerman yang mampu mencapai mayoritas mutlak dalam pemilu nasional. Apa saja kemungkinan-kemungkinan koalisi yang bisa terbentuk di Jerman?

https://p.dw.com/p/2eMyw
Deutschland Steinmeier mit Parteichefs der Großen Koalition
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen

Begitu kampanye selesai pada setiap pemilihan Jerman, baik di tingkat negara bagian maupun nasional, partai-partai politik yang telah menghabiskan bulan-bulan sebelumnya untuk memperkenalkan kebijakan masing-masing dan mempromosikan calonnya, kini harus menemukan mitra koalisi.

Negosiasi yang alot ini bisa memakan waktu beberapa minggu dan berujung pada suatu "kontrak koalisi" yang menetapkan agenda politik, termasuk juga tujuan-tujuan spesifik dari pemerintahan yang akan dibentuk. Para pihak melakukan perundingan dengan sangat serius - sambil sibuk memberikan alasan-alasan kepada konstituennya, mengapa beberapa janji kampanye terpaksa dibatalkan: "Maaf, mitra koalisi kami tidak mengizinkan hal itu dalam kesepakatan!"

Berikut kemungkinan-kemungkinan koalisi, dari yang paling umum sampai yang sulit dibayangkan. Yang jelas, hampir semua partai menyatakan tidak mau berkoalisi dengan partai sayap kanan Jerman Alternative für Deutschland, disingkat AfD, baik di tingkat negara bagian maupun di tingkat nasional:

"Koalisi Besar" - Hitam-Merah: Uni Demokrat Kristen (CDU) dan Partai Sosial Demokrat (SPD)

Koalisi besar biasanya berarti aliansi dua partai terbesar, yaitu partai-partai sentris.Sebagian besar orang Jerman menganggap kedua partai ini sebagai pilihan yang aman bagi pemerintahan yang kompeten. Ini adalah koalisi yang memerintah saat ini di bawah Kanselir Angela Merkel, dan sudah berjalan dalam dua periode. Hampir semua negara bagian Jerman juga pernah membentuk koalisi besar seperti ini, namun saat ini komposisi itu hanya ada di negara bagian Saarland.

Deutschland Generaldebatte im Bundestag zum Haushalts-Etat 2017 Merkel und Gabriel
Ketua Umum CDU Angela Merkal dan mantan Ketua Umum SPD Sigmar Gabriel, yang kini menjabat menteri luar negeriFoto: Reuters/F. Bensch

Biasanya koalisi besar merupakan masalah bagi Partai Sosial Demokrat, SPD. Karena dia harus menerima CDU sebagai partai yang lebih kuat dan berhak mengisi jabatan Kanselir. Biasanya, CDU juga mengklaim pos Kementerian Keuangan yang sangat strategis. Dilema yang dihadapi SPD adalah, dia termasuk bagian dari pemerintahan, sehingga sulit berkampanye menentang kebijakan pemerintahan. Para pemilih akan bertanya: "Apa yang bisa Anda tawarkan? Anda telah ikut berkuasa selama ini!"

Hitam-Kuning: CDU dan Partai Demokrat Liberal, FDP

Ini adalah koalisi kanan-tengah yang pernah lama memerintah di Jerman pada tingkat di era pasca Perang Dunia II. Terakhir kali koalisi ini memerintah di bawah  Kanselir Merkel dari tahun 2009 sampai 2013. Sebelum itu, dengan Helmut Kohl dari CDU, koalisi ini pernah memimpin selama lima periode, dari dari 1982 sampai 1998.

Kombinasi ini memang menarik bagi banyak pemilih Jerman: CDU mewakili kelas menengah konservatif Kristen di Jerman, sementara FDP mengusung kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para pengusaha besar dan politik yang ramah bisnis. Namun kegagalan FDP dalam beberapa tahun terakhir menembus ambang batas lima persen, membuatnya lama terpental dari parlemen federal Bundestag. Menurut jajak pendapat terakhir, saat ini FDP berpotensi meraih 6 sampai 7 persen suara dalam pemilu nasional. FDP adalah mitra koalisi yang paling diinginkan oleh CDU.

Deutschland | Politischer Aschermittwoch | Christian Lindner, FDP
Christian Lindner, Ketua Umum FDPFoto: picture-alliance/dpa/T. Hase

Merah-Hijau: SPD dan Partai Hijau (Die Grünen)

Ini adalah koalisi standar untuk pemerintahan kiri-tengah di Jerman - yang paling berhasil ketika dipimpin oleh Kanselir SPD Gerhard Schröder dari tahun 1998 sampai 2005. Namun, koalisi ini kehilangan dukungan sejak duet karismatik Schröder dan Menteri Luar Negeri dari Partai Hijau Joschka Fischer berpisah. Saat ini, kemungkinan koalisi Merah-Hijau sangat kecil karena tidak cukup suara. Menurut jajak pendapat, SPD masih harus berjuang untuk merebut lebih dari 30 persen suara, sementara Partai Hijau masih mendekam di sekitar 8 persen.

Deutschland Geschichte Kapitel 5 1989 – 1999 Rot-grün Koaltionsvertrag
Kanselir Gerhard Schröder (SPD) dan Menlu Joschka Fischer (Partai Hijau) membentuk koalisi Merah-Hijau dari 1989-1999Foto: picture-alliance/dpa

Meskipun demikian, di masa lalu koalisi ini cukup populer: SPD secara tradisional menjaring suara kelas pekerja, sementara Partai Hijau adalah partai yang populer di kalangan pemilih perkotaan yang berhaluan kiri progresif. Koalisi ini mengalami kemunduran, paling tidak setelah pemerintahan Merah-Hijau mulai menyingkirkan akar kirinya pada tahun 2003 dan menerapkan reformasi menyeluruh di pasar kerja dengan nama "Agenda 2010", yang dikritik keras kelompok kiri sebagai politik neo-liberal. Sejak itu, SPD kehilangan sebagian basisnya yang menyeberang ke sebuah partai baru: Partai Kiri (Die Linke). Partai itu diprakarsai oleh tokoh-tokoh SPD yang kecewa pada politik Kanselir Gerhard Schröder yang mencananangkan "Agenda 2010".

Merah-Merah-Hijau: SPD, Partai Kiri (Die Linke) dan Partai Hijau

Karena koalisi Tengah-Kiri saat ini kelihatannya tidak mungkin, SPD dan Partai Hijau mungkin bisa membuka diri dan mempertimbangkan satu mira koalisi lain: Partai Kiri (Die Linke) yang berhaluan sosialis. Sampai saat ini, pilihan itu belum jadi pertimbangan karena berbagai macam alasan, antara lain kedekatan Partai kiri dengan kelompok-kelompok yang dulu mendukung kediktatoran di Jerman Timur, dan sebagian antipati SPD kepada partai sempalannya itu. Tapi retorika populis yang diusung Partai Kiri, misalnya untuk meninggalkan NATO - membuat pihak lain segan berunding dengan partai ini pada tingkat nasional.

Namu, keberhasilan aliansi Merah-Merah-Hijau dalam pemilihan lokal di ibukota Jerman September lalu, dan di negara bagian Thüringen tahun 2014 di bawah kepemimpinan Partai Kiri) setidaknya membuat koalisi itu menjadi sebuah alternatif untuk tingkat nasional. Mengingat lemahnya Partai Hijau dalam jajak pendapat, inilah kemungkinan satu-satunya bagi SPD untuk mengantar kandidatnya Martin Schulz ke kursi kanselir.

Koalisi "Jamaika" (Hitam-Kuning-Hijau): CDU, FDP, dan Partai Hijau

Dari kubu kiri di Jerman, Partai Hijau adalah yang paling mungkin mengajukan diri menjadi mitra koalisi bagi kubu konservatif. Setidaknya partai itu yang paling sedikit mengganggu agenda pro-bisnis kalangan konservatif. Karena pemilih tradisional Partai Hijau tidak berasal dari kelas pekerja.

Koalitionsroulette nach der Bundestagswahl - Schwarz Gelb Grün
Koalisi Jamaika: CDU, FDP, Partai Hijau belum pernah terbentuk di JermanFoto: dpa

Meskipun koalisi Jamaica tidak pernah terbentuk secara nasional - komposisi ini pernah ada di negara bagian Saarland dari tahun 2009 sampai 2012 - dan di sejumlah parlemen lokal. Koalisi ini juga sering jadi bahan pembicaraan sebagai sebuah alternatif. Namun jika pimpinan Partai Hijau serius ingin masuk dalam koalisi semacam itu, mereka harus bisa meyakinkan mayoritas anggota partai yang secara tradisional cenderung lebih bersimpati pada kubu kiri dan lebih memilih koalisi "Lampu Merah".

Koalisi "Lampu Merah" (Merah-Kuning-Hijau): SPD, FDP, dan Partai Hijau

Dalam koalisi ini, warna kuning FDP mungkin akan terasa sedikit mengganggu, karena agenda politiknya masih jauh dari SPD dan Partai Hijau: FDP mendukung kebijakan pasar bebas. Sebagai partai kecil, mereka juga mungkin akan selalu khawatir terjepit diantara SPD dan Partai Hijau dan selalu akan dianggap sebagai mitra junior.

Mantan pemimpin FDP Guido Westerwelle secara konsisten menolak gagasan koalisi ini di tingkat nasional, dengan alasan bahwa platform mereka terlalu berbeda. Sementara Wolfgang Kubicki, pemimpin FDP di negara bagian di Schleswig-Holstein, telah melakukan itu di negara bagiannya. Tapi koalisi ini seringkali bubar di jalan, misalnya di Berlin tahun 2001 dan di Nordrhein Westfallen tahun 2010.

Koalisi "Kenya" (Merah-Hitam-Hijau): SPD-CDU-Partai Hijau

Sebagai gagasan, koalisi Kenya (kadang-kadang juga disebut koalisi Afghanistan, karena bendera negara itu punya warna yang sama) tampaknya seperti alternatif pilihan: SPD dan CDU adalah dua partai terbesar Jerman, dan Partai Hijau adalah pihak ketiga yang tidak mengancam keduanya. Partai Hijau akan dengan senang hati mengambil alih Kementerian Lingkungan Hidup.

Tapi mengingat bahwa SPD dan CDU jika berkoalisi biasanya sudah memperoleh lebih dari 50 persen suara, koalisi Kenya jarang dibutuhkan. Komposisi ini hanya pernah terjadi satu kali di negara bagian Sachsen-Anhalt, saat perolehan suara SPD anjlok, dan partai populis kanan AfD merebut seperempat suara pemilih. Untuk mencegah AfD masuk ke pemrintahan, ketiga partai akhirnya membentuk koalisi. Dengan suaranya, pemilih kadang-kadang bisa memaksa satu konstelasi yang tidak diperhitungkan sebelumnya.