1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bekas Menhan Jung Bela Kebijakan Informasi Serangan Kunduz

26 November 2009

Bekas Menhan Jerman, Franz Josef Jung nyatakan tidak akan mengundurkan diri dari pemerintahan akibat tekanan menyangkut tudingan dengan sengaja tidak memberikan informasi sebenarnya mengenai serangan udara dekat Kunduz.

https://p.dw.com/p/KhPc
Bekas Menhan Jerman Franz Josef JungFoto: AP

Sekitar tiga bulan setelah seorang komandan Jerman pada pasukan internasional ISAF di Afghanistan memerintahkan serangan udara di dekat Kunduz, Inspektur Jenderal Bundeswehr, Wolfgang Schneiderhahn mengundurkan diri hari Kamis pagi(26/11). Menhan saat itu Franz Josef Jung dituding dengan sengaja tidak memberikan informasi sebenarnya mengenai serangan itu kepada masyarakat. Di parlemen Jerman Bundestag, bekas menhan itu membela kebijakan politiknya dan menyatakan tidak akan mengundurkan diri sebagai menteri tenaga kerja dalam kabinet saat ini.

Di parlemen Jerman, Bundestag, Kamis malam (26/11) bekas menteri pertahanan Jerman, Franz Josef Jung, yang kini menjabat Menteri Tenaga Kerja menyatakan, bahwa ia tidak akan mengundurkan diri meski tekanan besar akibat tidak memberikan informasi sepenuhnya mengenai serangan udara pasukan ISAF di Afghanistan terhadap dua truk tangki bahan bakar .

Sebelumnya, pada Kamis pagi (26/11) pengganti Jung, Menteri Pertahanan saat ini, Karl Theodor zu Guttenberg mengungkapkan bahwa Kepala Staf militer Bundeswehr, Inspektur Jenderal Wolfgang Schneiderhahn dan Wakil Menhan Peter Wichert mengundurkan diri.

Latar belakang peristiwa ini adalah laporan harian Jerman "Bild Zeitung" yang menulis bahwa Kementrian Pertahanan dengan sengaja tidak mengeluarkan informasi mengenai adanya korban sipil yang tewas pada serangan di Kunduz tanggal 4 September lalu. Pada tanggal 5 September Jung berbicara tentang sekitar 50 pejuang yang tewas, namun tidak menyinggung adanya korban sipil. Menurut NATO, sekitar 142 orang tewas atau terluka, di antaranya 30 hingga 40 warga sipil. Sementara sebuah laporan dari kesatuan polisi militer Jerman tanggal 5 Oktober menyebutkan adanya korban sipil, tetapi Jung mengaku, laporan itu diteruskannya kepada NATO tanpa mengomentarinya.

Pihak oposisi di parlemen Jerman telah mendesak Jung mempertanggung jawabkan sikapnya itu di Bundestag pada hari Kamis (26/11), namun ia menolaknya dan meminta waktu untuk kembali meneliti masalah tersebut. Pada malam harinya Jung mempertahankan sikapnya yang kontroversial itu dan bersikukuh, ia telah memberikan informasi yang benar kepada parlemen dan masyarakat mengenai serangan udara di Kunduz: "Saya pikir, semua yang berkaitan dengan masalah ini menunjukkan dengan jelas bahwa saya kepada masyarakat umum dan juga parlemen telah memberikan informasi yang benar mengenai informasi yang saya miliki mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kejadian tersebut."

Pihak oposisi menuntut Jung untuk memaparkan semua kejadian seputar serangan udara dan informasi-informasi mengenainya dalam sidang khusus komisi pertahanan di parlemen hari Jumat (27/11). Dalam perdebatan di parlemen hari Kamis, oposisi menuduh Jung tidak mengungkapkan kebenaran dalam hal-hal tertentu. Anggota legislatif urusan pertahanan dari Partai Sosial Demokrat, SPD Reinhold Robbe: "Bapak Menteri Jung, masalahnya, kami sebagai politisi pertahanan dari hari pertama telah berbicara dengan Anda bahwa adalah tidaklah benar, jika Anda pada hari Jumat tanggal 5 September itu, hanya memberikan informasi sepotong-sepotong, tepatnya, bagaikan potongan sosis salami."

Sementara di sela-sela persidangan Jung mengatakan, ia sebelumnya sudah menyinggung bahwa ia tidak menepis kemungkinan adanya korban sipil yang jatuh. Dalam hal ini ia mengacu pada pernyataannya tanggal 6 September.

Menurut Bild Zeitung, penyidikan dini dari kesatuan polisi militer Bundeswehr mendokumentasikan secara rinci, kapan informasi mengenai korban sipil diserahkan oleh komando Jerman di Masar-i-Ssharif, Afghanistan kepada pimpinan komando pasukan Bundeswehr di Potsdam, Jerman. Selain itu, laporan internal Bundeswehr dan sebuah rekaman video serangan yang diambil dari pesawat perang AS yang membom kedua truk, menunjukkan adanya kesalahan berat sebelum bom dijatuhkan. Laporan NATO mengenai serangan itu diterima Jerman tepat pada hari serah terima jabatan Jung kepada Guttenberg, Menteri Pertahanan saat ini.

CS/DK/dpa/reuters