1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Belarusia Vonis Sekitar 600 Pendukung Oposisi

22 Desember 2010

Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencela aksi brutal polisi Belarusia terhadap demonstran menentang hasil pemilu presiden di Belarusia. Dalam pengadilan kilat, ratusan pengunjuk rasa yang ditahan divonis.

https://p.dw.com/p/Qi8n
Aksi protes pascapemilu di MinskFoto: DW

Menyusul aksi protes masal terhadap pemerintah otoriter di Belarusia, pengadilan setempat menjatuhkan vonis antara lima hingga 15 hari terhadap hampir 600 simpatisan dan pendukung oposisi. Mereka dituduh telah melakukan aksi protes ilegal menentang kemenangan presiden saat ini Alexander Lukashenko seusai pemilu presiden hari Minggu lalu (19/12). Demikian diutarakan Leonid Farmagej, kepala polisi ibukota Belarusia, Minsk. Menteri Kehakiman Viktor Golovanov mengancam akan membubarkan partai-partai oposisi yang mengikuti demonstrasi hari Minggu (19/12).

Sementara itu, sekitar 100 penentang pemerintah berkumpul di depan penjara sambil menyalakan lilin untuk menunjukkan solidaritas dengan rekan seperjuangan yang ditahan. Sebelumnya, seorang demonstran mengatakan: "Kita tidak dapat terus hidup begini: menjadi sebuah negara di tengah-tengah Eropa dan ditertawakan orang."

Ausschreitungen nach Wahl in Minsk Belarus Weißrussland
Foto: AP

Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara bagi oposisi

Lima dari sembilan kandidat presiden yang menantang Lukashenko dalam pemilu, masih ditahan. Menurut UU bekas republik Soviet, mereka terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara dalam delik memprovokasi "kerusuhan masal".

Sedangkan oposisi yang memimpin menuntut agar yang bersalah dihukum atas penggunaan kekerasan terhadap demonstran. Aksi protes terhadap "kecurangan dalam pemilu presiden" adalah hak dasar . Demikian dinyatakan dalam sebuah pernyataan oposisi. Tetapi kubu oposisi sendiri sangat terpecah dan sebelumnya gagal mencapai kesepakatan untuk mencalonkan seorang kandidat bersama.

Sementara itu pemerintah menegaskan telah menangkap sejumlah warga asing, di antaranya beberapa jurnalis Rusia. Seorang fotograf Rusia dihukum sepuluh hari penjara dengan tuduhan tidak memiliki akreditasi di Belarusia. Pada malam pemilu puluhan penentang Lukashenko berusaha menyerbu gedung-gedung pemerintah, namun berhasil dibubarkan polisi dengan kekerasan.

Parlemen Eropa kecewa

Presiden parlemen Eropa Jery Buzek mengutuk penggunaan kekerasan di Minsk itu dan menuntut pembebasan segera semua kandidat oposisi yang ditangkap: "Kami telah berharap bahwa pemilu Belarusia kali ini lebih baik. Dan kini kami kecewa. Sekarang terdapat pandangan yang jelas bahwa perundingan selanjutnya dengan Belarusia dalam sektor ekonomi akan kami lakukan dengan sikap sangat hati-hati."

Saat pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dan Menlu Polandia Radoslav Sikorsi, atas nama Uni Eropa keduanya menjanjikan bantuan ekonomi sebagai imbalan upaya reformasi di Belarusia. Dalam pernyataan bersamanya Westerwelle dan Sikorsi mengutuk kekerasan yang digunakan untuk menghadapi demonstran. Sikorsi: "Kami dengan tegas menuntut agar tidak melakukan tekanan dan membebaskan tahanan. Presiden Lukashenko sendiri yang bertanggung jawab bagi keselamatan dan kesehatan orang-orang tersebut ."

Ausschreitungen nach Wahl in Minsk Belarus Weißrussland
Foto: AP

Komisaris HAM PBB desak kebebasan berpendapat

Pengamat pemilu internasional dan Amerika Serikat tidak mengakui hasil pemilu di Belarusia itu, sama seperti pada pemilu sebelumnya. Hasil pemilu Belarusia dianggap sejak lama dimanipulasi. Pada pemilu hari Minggu (19/12) Presiden Lukashenko meraih hampir 80 persen suara.

Sementara itu, Komisaris HAM PBB, Navi Pilay menuntut pembebasan tokoh oposisi. "Pihak berwenang harus mengakui hak oposisi untuk aksi unjuk rasa secara damai dan menhormati dan menjamin sepenuhnya kebebasan berpendapat", ujar Navi Pilay di Jenewa.

Christa Saloh/dpa/ap/rtrd

Editor: Rizki Nugraha