1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Minyak di Cina Munculkan Teka-Teki

2 Agustus 2010

Seberapa parah sesungguhnya bencana minyak di Cina? Beijing selama ini menyebut angka 1500 ton minyak yang tumpah. Tapi organisasi lingkungan hidup memperkirakan hingga 90.000 ton minyak yang mencemari air laut.

https://p.dw.com/p/OaQP
Seorang nelayan ikut membersihkan cemaran minyak di pelabuhan Nantuo, Dalian, tanpa dilengkapi dengan pakaian pelindung.Foto: ap

Sejatinya pemerintah pusat menyebut bencana minyak di pesisir pantai Dalian yang terletak di timur laut Cina telah terkendali. Sejak pekan lalu, media-media pemerintah telah melaporkan adanya kemajuan dalam penanggulangan tumpahan minyak.

Hanya sembilan hari sejak ledakan yang diakibatkan oleh sambaran petir dan merusak pipa minyak di Dalian, hamparan minyak telah berhasil dibersihkan, demikian laporan yang mengutip pernyataan pemerintah di Beijing itu. Selain itu pemerintah juga menjamin, air yang telah tercemar tidak mengalir ke perairan internasional.

Bahwa Cina mengupayakan segala cara untuk menanggulangi bencana minyak di Dalian, jelas tidak dapat disangkal. Sebagian besar nelayan yang ditugaskan tidak memiliki perlengkapan yang memadai. Kebanyakan menggunakan ember dan bahkan tangan kosong untuk membersihkan gumpalan minyak yang mengapung di perairan, tanpa mempedulikan kesehatan pribadi.

"Sebuah bencana yang besar"

Namun seberapa banyak sesungguhnya minyak yang tumpah dan mencemari air laut? Pemerintah di Beijing selama ini bersikeras menyebut tumpahan minyak hanya berjumlah 1500 ton. Namun organisasi lingkungan hidup, Greenpeace mengajukan angka 60 hingga 90 ribu ton minyak, demikian kata pakar oseanologi, Richard Steiner yang sempat mengunjungi wilayah bencana di Dalian.

„Salah satu tangki penyimpanan yang rusak berat dapat menampung 90.000 ton minyak. Sementara tangki yang lain mengalami kebocoran . Dari situ dapat disimpulkan dimensi bencana yang besar," katanya.

Pemerintah kota di Dalian menolak untuk mengomentari perkiraan Greenpeace. Namun pakar lingkungan di Cina mengatakan, ini merupakan bencana minyak terbesar yang pernah muncul di Cina.

Steiner menduga, tumpahan minyak di Dalian dapat jauh lebih besar ketimbang bencana minyak di Alaska yang disebabkan kebocoran pada kapal tanker Exon-Valdez, lebih dari 20 tahun yang lalu.

Tapi Greenpeace sekalipun hanya dapat menduga-duga. Pemerintah Dalian memang cepat melaporkan adanya ledakan pipa minyak ke publik umum, namun diam seribu bahasa soal dimensi sesungguhnya bencana minyak di Dalian.



Hal tersebut tidak menghambat pemerintah untuk mengumumkan "kemenangan mutlak" dalam membersihkan perairan dari gumpalan minyak, seperti yang dipublikasikan oleh media pemerintah pekan lalu.

Namun bagi nelayan dan sebagian besar penangkaran ikan di pesisir Dalian, situasi masih jauh dari aman. Hasil panen yang menjadi pemasukan utama, kini lenyap akibat air yang tercemar.

In this photo taken on Wednesday, July 21, 2010, released by Greenpeace, a villager displays his hand coated in crude oil during cleanup efforts almost a week after a pipeline, owned by China Nation Petroleum Corp., exploded in Nanhaitun, Weitang Bay, China. China National Petroleum Corp. said Thursday the vital pipeline has resumed operations after an explosion caused the country's largest reported oil spill. Cleanup efforts, marred by the drowning death of a worker, continued over 165 square mile (430 square kilometer) stretch of water blanketed in thick, dark oil Thursday, after an official warned the spill posed a severe threat to sea life and water quality. (AP Photo/Greenpeace, Jiang He) ** NO SALES, NO ARCHIVE **
Seorang nelayan di Dalian menggunakan tangan kosong untuk membersihkan cemaran minyak. Gumpalan minyak mentah yang beracun mengancam kesehatan para nelayan yang bersentuhan langsungFoto: AP

„Apa yang kami tangkap dari laut tidak dapat dimakan. Ikan hasil tangkapan kami langsung busuk begitu diangkat dari air. Semuanya sekarang bau minyak," kata seorang nelayan.

Meski berhasil, penanggulangan masih berlanjut

Keberhasilan yang diumumkan oleh pemerintah Cina tetap ditanggapi secara skeptis oleh organisasi lingkungan. Steiner mengatakan, hamparan minyak dapat mencapai wilayah Korea Utara. Ia juga menjadi saksi atas kawasan pantai yang tercemar oleh minyak.

Pakar lingkungan di Amerika Serikat mendesak pemerintah Cina agar lebih transparan dalam melaporkan bencana minyak di Dalian.

„Semua bencana minyak punya kesamaan: bahwa pemerintah mencoba menilai rendah dampak bencana minyak dan berlebihan dalam memuji efektivitas langkah penanggulangan yang mereka jalankan. Tapi bahwa ada perbedaan yang mencolok antara informasi resmi pemerintah Cina dan perkiraan kami soal jumlah minyak yang tumpah, itu sudah tidak lazim," kata Steiner.

Para pegiat lingkungan mewanti-wanti, dampak ekologis bencana minyak masih akan terasa dalam waktu lama. Yang pasti langkah penanggulangan hamparan minyak di Dalian belum akan berakhir, meski keberhasilan yang didengung-dengungkan oleh pemerintah Cina.

Ruth Kirchner/Rizki Nugraha
Editor: Christa Saloh-Foester