1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan antar Pendukung dan Penentang Mubarak

4 Agustus 2011

Sidang terhadap bekas Presiden Mesir Hosni Mubarak ditangguhkan setelah ia nyatakan diri tidak bersalah. Sementara itu lebih dari 50 orang luka-luka setelah bentrokan terjadi di luar gedung tempat pengadilan digelar.

https://p.dw.com/p/12Asn
epa02853281 Egyptian policeman try to block protesters during clashes between 'pro and anti-Mubarak' protesters outside the police academy, in Cairo, Egypt, 03 August 2011. Supporters of Mubarak and his opponents scuffled on 03 August in the morning outside a makeshift courtroom near Cairo ahead of the start of his trial on charges of ordering the killing of protesters earlier this year. People gathered outside the Police Academy on the outskirts of Cairo where Mubarak, his two sons, former interior minister Habib al-Adli and six senior policemen appearing at the opening of the trial, amid tight security. EPA/KHALED ELFIQI
Demonstrasi yang berakhir pada bentrokanFoto: picture alliance/dpa

Banyak warga Mesir tidak percaya bahwa itu mungkin terjadi. Rabu kemarin (03/08) bekas diktatur Mesir itu dihadapkan ke pengadilan di akademi kepolisian Kairo, yang dulu bernama Hosni Mobarak. Di hadapan hakim, bekas penguasa Mesir itu menyatakan diri tidak bersalah.

"Semua tuduhan ini saya sangkal sepenuhnya." Demikian dikatakan Mubarak dari tempat tidur yang disediakan baginya di ruang pengadilan. Dia menolak dakwaan korupsi dan memerintahkan pembunuhan bagi para demonstran anti pemerintah saat revolusi bulan Januari lalu. Dua putra Mubarak, Alaa dan Gamal, juga Habib al Adli yang dulu menjadi menteri dalam negeri, dan enam bekas pendukungnya di bidang keamanan juga dihadapkan ke pengadilan. Semuanya juga menyatakan diri tidak bersalah.

This video image taken from Egyptian State Television shows 83-year-old Hosni Mubarak laying on a hospital bed inside a cage of mesh and iron bars in a Cairo courtroom Wednesday Aug. 3, 2011 as his historic trial began on charges of corruption and ordering the killing of protesters during the uprising that ousted him. The scene, shown live on Egypt's state TV, was Egyptians' first look at their former president since Feb. 10, the day before his fall when he gave a defiant speech refusing to resign. (Foto:Egyptian State TV/AP/dapd) EGYPT OUT
Mubarak di pengadilanFoto: Egyptian State TV/dapd

Persidangan Dilanjutkan

Ketika persidangan berakhir, hakim Ahmed Rafaat menetapkan persidangan berikutnya akan diadakan 15 Agustus, dan ia memerintahkan Mubarak dan anak-anaknya hadir. Sampai persidangan berikutnya, bekas penguasa itu tidak akan dirawat lagi di rumah sakit Sharm el Sheikh, melainkan akan ditempatkan di rumah sakit kepolisian yang berada di luar ibukota Kairo. Di rumah sakit itu ia akan memperoleh perawatan medis. Sementara itu, persidangan terpisah akan diadakan terhadap bekas Menteri Dalam Negeri Habib al Adli hari ini (Kamis, 4 Agustus).

Pengadilan terhadap Mubarak dimulai Rabu pagi. Mubarak yang menderita sakit didorong masuk ruang sidang di atas sebuah tempat tidur, yang ditempatkan di dalam sebuah kurungan dari besi berwarna hitam. Ia mengenakan baju seragam narapidana dan masker oksigen. Kedua anaknya juga ditempatkan dalam kurungan serupa.

Terancam Hukuman Mati

Jika terbukti bersalah, bekas diktatur Mesir itu terancam hukuman mati. Tetapi pengacara Mubarak menyebut proses pengadilan atas kliennya ilegal, karena disatukan dengan pengadilan terhadap bekas menteri dalam negeri Habib al Adli. Mereka meminta pengadilan agar memanggil kepala dewan militer yang sekarang memerintah, Hussein Tantwai, dan mantan Wakil Presiden Omar Suliman agar juga diperiksa.

epa02853259 An Egyptian protester (C) holds a hanging rope as others hold the Egyptian National flag outside the police academy, in Cairo, Egypt, 03 August 2011. Supporters of Mubarak and his opponents scuffled on 03 August in the morning outside a makeshift courtroom near Cairo ahead of the start of his trial on charges of ordering the killing of protesters earlier this year. People gathered outside the Police Academy on the outskirts of Cairo where Mubarak, his two sons, former interior minister Habib al-Adli and six senior policemen appearing at the opening of the trial, amid tight security. EPA/KHALED ELFIQI +++(c) dpa - Bildfunk+++
Penentang Mubarak mengacungkan tali yang biasa digunakan dalam hukuman mati.Foto: picture alliance/dpa

Di luar ruang sidang, terjadi bentrokan antara para pendukung Mubarak dengan kelompok yang anti Mubarak. Polisi anti huru-hara dikerahkan, 53 orang luka-luka akibat bentrokan. Para pendukung Mubarak mengacung-acungkan gambar bekas presiden itu, sementara para penentangnya mengacungkan gambar Mubarak di belakang sebuah jerat dari tali, seperti yang digunakan dalam hukuman mati.

Harus Diadakan di Kairo

Persidangan bekas orang kuat Mesir itu digelar dengan pengawalan sangat ketat. Stasiun TV milik pemerintah menyiarkan secara langsung proses pengadilan.

Mengingat keadaan kesehatan Mubarak, sebelumnya ada pertimbangan untuk mengadakan sidang di Sharm el Sheikh, di mana ia selama ini tinggal, sejak digulingkan dari kekuasaan. Tetapi persidangan yang diadakan di Kairo adalah tuntutan utama dari demonstran yang menggulingkan rejim mubarak. Karena ketegangan sudah tinggi antara pengkritik Mubarak dan dewan militer, tentang reformasi yang dianggap kurang cepat, dan kelambatan menyerahkan Mubarak ke pengadilan, bahaya akan adanya kerusuhan baru dihindari dengan mencegah penangguhan atau pembatalan sidang.

Charlotte Chelsom-Pill / Marjory Linardy

Editor: Andy Budiman