1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan Kembali Pecah di Iran

16 Februari 2011

Bentrokan pecah antara massa pendukung pemerintah Iran dengan pendukung oposisi hari Rabu (16/02) dalam sebuah upacara menghormati seorang mahasiswa yang tewas tertembak dalam aksi protes dua hari lalu.

https://p.dw.com/p/10HsC
Protes di TeheranFoto: Kaleme

Upacara penguburan Sanne Zhaleh diwarnai bentrokan. Kelompok pendukung pemerintah menghalau masyarakat dari lokasi upacara pemakaman yang dimulai dari Universitas Teheran. Sanne Zhaleh tewas tertembak dalam aksi protes yang dipimpin oleh Mir Hossein Mousavi dan Mahdi Karroubi, Senin (14/02).

Iran Sane Zhaleh
Sanne ZhalehFoto: Kaleme

Saling Klaim atas Korban Jiwa

Zhaleh kini menjadi pusat perseteruan. Kedua pihak, baik pendukung pemerintah maupun kelompok pendukung oposisi saling mengklaim bahwa Zhaleh adalah bagian dari mereka. Pendukung pemerintah bersikukuh menyebut mahasiswa seni rupa itu sebagai anggota relawan milisi Islamist Basij, sementara pihak oposisi menyebutkan ia merupakan barisan kubu mereka. Kantor berita IRNA menulis Zhaleh sebagai pembela rezim, namun situs internet oposisi menyebutnya sebagai anggota Gerakan Hijau yang pro-Mousavi.

Seorang pembantu pemimpin oposisi Mousavi, Ardeshir Amir Arjomand, menuding pemerintah Iran bertanggung jawab atas kematian korban dalam aksi unjuk rasa Senin (14/02). "Pemerintah tak dapat menyalahkan orang lain. Pemerintah seharusnya tidak mencoba untuk merampas jenazah martir Gerakan Hijau untuk Demokrasi. Setelah suaranya dirampas, kini jenazahnya yang tak lagi bernyawapun ingin dirampas pula."

Mousavi dan Kaurubbi Mengecam Pemerintah

Setelah hari Selasa (15/02) para anggota legislatif meneriakkan tuntutan hukuman mati bagi tokoh oposisi Khatami, Mousavi dan Karroubi, Rabu (16/02), Mousavi dan Karroubi menunjukan batang hidungnya. Mereka mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan pemerintah dalam menangani aksi demonstrasi.

NO FLASH Unruhen in Iran
Bentrokan Senin kemarinFoto: AP

Di situs internet miliknya, Mahdi Karroubi, yang dulunya merupakan pilar dari rezim yang berkuasa, menyatakan tidak takut terhadap ancaman apapun dan sebagai purnawirawan tentara yang telah berbakti selama puluhan tahun, ia menyatakan kesiapannya untuk membayar seberapapun harga perjuangannya kini. Sementara Mousavi dalam situsnya kembali mengritik pemerintah dan memuji para pendukung kelompok oposisi.

Ahmadinejad Tetap Percaya Diri

Di pihak lain, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, yang menjadi target protes kelompok oposisi, hari Selasa (15/02), dengan yakinnya mengatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh kelompok oposisi hanyalah sia-sia belaka. Ahmadinedja mengatakan, "Anda tak akan mencapai tujuan. Anda ingin menggelapkan sinar bangsa Iran, itu seperti Anda melemparkan debu ke sinar matahari itu, karena debunya akan kembali masuk ke mata Anda."

Beberapa demonstran yang ditahan setelah ambil bagian dalam aksi unjuk rasa Senin (14/02), sudah dilepas. Namun sebagian lagi masih ditahan.

Ayu Purwaningsih/dw/rtr/afp

Editor: Hendra Pasuhuk