1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlatih Layaknya Atlet Berkat Teknologi Portabel

cp/ml (dpa, rtr)11 Maret 2014

Alat portabel yang melacak dan mengukur tanda vital kini semakin populer. Selain ban lengan, ada juga kacamata, kaos dan jam tangan dengan sensor yang dapat mengukur tingkat kebugaran dan merekam untuk analisa.

https://p.dw.com/p/1BNJG
Foto: Nike Fuelband

Awalnya Tobias menganggap gadget kecil yang dibelikan istrinya setahun lalu hanya sebuah mainan, namun sebagai pelari yang penuh komitmen, kini ia mengenakan ban lengan berwarna hitam tersebut setiap hari - bisa dibilang setiap saat.

Ketika joging di taman, atau berjalan menuju mobilnya, ban lengan menghitung setiap langkah yang ia ambil. "Dan kalau saya tidak mencapai target harian, ban lengan akan memberitahu saya untuk berjalan lebih banyak, karena 'Anda terlalu malas,'" jelas Tobias.

"Nike dulunya memimpin. Tapi sekarang tidak ada merek ternama peralatan olahraga yang tidak membuat alat semacam ini," kata Christian Stammel, kepala Wearable Technologies AG. "Mobil dan sepeda punya spidometer, namun dulu tidak ada alat serupa untuk tubuh manusia."

Sesuai perkembangan teknologi

Sekitar 13 tahun lalu kaos pertama dikembangkan dengan kemampuan elektrokardiogram sendiri. Zaman sekarang pasar sudah dibanjiri produk serupa. "Smartphone memberi dorongan besar bagi sektor ini," ujar Stammel.

Berkat teknologi nirkabel seperti Bluetooth, dan level standardisasi yang tinggi, pengembangan sektor ini dimungkinkan. Kini produsen menghasilkan ban lengan, kacamata dan jam tangan yang dapat terhubung ke smartphone dan komputer tablet.

Sebuah jam tangan pintar keluaran Sony
Sebuah jam tangan pintar keluaran SonyFoto: Josep Lago/AFP/Getty Images

Dan karena desain warna-warni, ban lengan juga telah menjadi aksesori yang cukup modis. "Monitor denyut nadi dan detak jantung sangat trendi saat ini, dan kalau Anda memakainya, akan menunjukkan bahwa Anda mengikuti tren," ungkap Stammel.

"Konsumen secara bertahap menemukan kaitan baru antara dunia fisik dan digital melalui olahraga," ucap Olaf Markhoff dari divisi Eropa barat Nike.

Ada mutu, ada harga

Tahun 2006 Nike memperkenalkan mikrochip pada sol sepatu lari yang dapat berkomunikasi dengan iPod dan mentransmisi data mengenai kecepatan, jarak dan konsumsi kalori. Selain merekam dan menganalisa informasi ini, perbandingan data dengan pelari lainnya di seluruh dunia dimungkinkan.

Inovasi terakhir Nike adalah Fuelband untuk pergelangan tangan. Sony terjun ke pasar ini tujuh tahun lalu dengan jam tangan pintar, sebagai pionir untuk produk ini, menurut direktur pemasaran Eropa untuk Sony, Björn Bourdin.

Namun teknologi semacam ini tidak bisa dibilang murah. Sebuah Fuelband Nike dibanderol seharga 190 Dolar. Harga ritel jam pintar Samsung sekitar 415 Dolar. Timbangan Wi-Fi baru keluaran Aria, yang tidak hanya mengukur berat badan tapi juga kandungan lemak, harganya 165 Dolar.

"Bagi amatir, alat-alat seperti ini memberi kesempatan untuk berlatih layaknya atlet profesional dengan pelatih yang dibayar mahal," tutur pengamat tren Sven Gabor Janszky dari lembaga pemikir teknologi 2b Ahead di Jerman.

cp/ml (dpa, rtr)