1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berolahraga Melawan Kemiskinan

1 Juli 2010

Lewat olahraga mengatasi kemiskinan, menjadi konsep yang didengungkan proyek bantuan Jerman di perumnas, di distrik Winterveld, Pretoria, Afrika Selatan.

https://p.dw.com/p/O8Nt
Anak-anak begitu gembira bermain bolaFoto: GTZ

Di lapangan sepak bola yang baru dibangun, para pemuda dan anak-anak bukan hanya dapat bermain bola, melainkan bertemu untuk saling mengisi keberanian hidup dan harapan, bertukar gagasan dan belajar, sebagaimana layaknya semangat tim.

Tidak ada vuvuzela di lapangan bola kawasan perumnas di distrik Winterveld, Pretoria. Karena sang pelatih berusia 18 tahun, Portia namanya, mengharuskan anak-anak di sana untuk dapat memahami ucapan-ucapannya. Bukan hanya melulu tentang sepak bola, karena latihan bukan hanya untuk sport saja, melainkan juga untuk kehidupan: „Kita membicarakan tentang kemampuan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, tentang tema-tema penting bagi anak-anak. Contohnya, apa artinya menjadi hamil di usia belia, lalu tema tentang penyalahgunaan obat bius, AIDS dan kemiskinan. Kita bicara tentang segalanya, di sela-sela sesi pelatihan.“

Menggunakan demam bola yang kini melanda dunia, untuk mengajarkan arti kehidupan kepada anak-anak, menjadi ide utama proyek ini. Portia yang berpostur mungil, menjadi figur yang diteladani anak-anak, ujar Henning Schick, mantan pelatih sepak bola, yang kini bekerja untuk lembaga bantuan Jerman GTZ. Ia memimpin program pengembangan dimana selama dua tahun belakangan ini, Portia ikut terlibat di dalamnya: „Menurut pengalaman kami, anak-anak memandang Portia, memperhatikan seksama bagaimana tingkah lakunya dan mencontohnya. Portia diterima oleh anak-anak, ia adalah seorang pemain sepak bola perempuan, dan dia juga dapat memberi contoh dalam berlatih, contoh-contoh teknis sepak bola, itu dapat diterima oleh anak-anak, mendapat pengakuan dari mereka.“

GTZ Logo
Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ)

Di masa mendatang, proyek di Winterveld diharapkan dapat menarik minat lebih banyak lagi anak-anak. Karena tepat pada Piala Dunia saat ini, sebuah lapangan selesai dibangun dengan luas 20 x 40 meter persegi, lengkap dengan dua buah gawang dan terpagar apik. Dengan demikian bola-bola yang dimainkan tidak mendarat ke jendela tetangga sekolah. Beberapa waktu lalu, beberapa jam sebelum tim nasional Jerman bertanding melawan Ghana di ajang Piala Dunia, Menteri Pembangunan Jerman Dirk Niebel meresmikan lapangan yang dibangun dengan dana bantuan Jerman tersebut. Ia berada di belakang proyek tersebut:„Saya pikir yang terpenting adalah menghimpun anak-anak agar datang kemari, mereka yang di jalan-jalan dibawa kesini. Dengan begitu mereka memperoleh akses dan memperoleh kesempatan untuk menggapai masa depan lewat proses belajar dan pendidikan.“

Semangat tim menjadi fokus program ini. Dalam pidatonya, Menteri Pembangunan Jerman Dirk Niebel mengatakan pada anak-anak itu bahwa dengan semangat kebersamaan, mereka dapat mencapai sesuatu lebih tinggi ketimbang berjuang masing-masing. Anak-anak mendengarkan kata-kata itu dengan malu-malu, kemudiaan bergegas keluar lapangan. Sang pelatih muda, Portia gembira karena mereka sudah punya lapangan.„Lapangan itu akan sangat membantu kita, itu sudah bisa dilihat, anak-anak tak mau keluar lagi dari lapangan. Saya ingin membuat anak-anak gembira. Saya sendiri senang dengan pekerjaan ini dan anak-anak juga asyik dengan saya. Impian saya adalah menjadi pelatih sepakbola, sebab saya senang main dengan anak-anak dan saya suka sepak bola.“

Tiba-tiba muncullah sebuah vuvuzela. Sebuah kado bagi sang menteri dan Dirk Niebel, ternyata benar-benar memberanikan diri meniupnya.

Mark Kleber/Ayu Purwaningsih

Editor : Christa Saloh