1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130511 Synthetische Biologie

1 Juni 2011

Penelitian biologi sintetis untuk menciptakan organisme hidup buatan di laboratorium, sesuai desain yang diharapkan, hingga kini masih memicu kontroversi.

https://p.dw.com/p/11Sdl
Gambar simbol biologi sintetisFoto: acatech

Para periset di bidang biologi sintetis terus berupaya menciptakan mikro organisme artifisial dari semacam sukucadang molekuler, yang memiliki sifat dan perilaku khas, misalnya dapat memasok energi atau menjadi bahan dasar obat-obatan jenis baru.

Riset di bidang kelimuan biologi sintetis dewasa ini merupakan tema paling kontroversial tapi juga sekaligus paling menegangkan. Target yang hendak dicapai oleh para periset di bidang ini adalah, menciptakan sistem biologis buatan, berupa sukucadang sel-sel sederhana, yang dapat didesain menjadi organisme hidup yang memiliki sifat istimewa.

Para penentang risetnya mengkhawatirkan, mikro organisme artifisial baru itu dapat merusak keseimbangan ekosystem dengan dampak merugikan. Sementara para pendukung teknologi biologi sintetis mengharapkan revolusi di bidang kedokteran, penyediaan energi dan banyak hal lainnya.

Sven Panke adalah salah seorang ilmuwan terkemuka di bidang biologi molekuler dan rekayasa genetika yang menekuni riset biologi sintetis ini. Ia melakukan penelitian sifat serta mekanisme fungsi sel, gen, protein dan enzym. Sejak tahun 2009, Panke pakar bioteknologi dari Braunschweig Jerman, bekerja sebagai pimpinan laboratorium proses biologi di departemen untuk biosytem di Basel, Swiss.

Sven Panke mengungkapkan visinya, "Visi saya adalah sistem biologis, sel-sel yang sederhana, sukucadang yang dimengerti dengan baik, yang gampang dibangun menjadi sel-sel yang berguna. Dan sistem baru itu memproduksi apa yang saya inginkan, bukan yang lainya."

Jika Panke dan tim penelitinya berhasil menemukan sistem biologis itu, di masa depan sel-sel atau bakteri dengan sifat-sifat yang diinginkan dapat didesain di laboratorium. Informasi genetikanya dapat diprogram menggunakan komputer. Komposisinya dibangun dari sukucadang yang sudah terstandarisasi, yang diproduksi secara sintetis. Panke mengatakan, secara teoritis hampir semua unsur aktif dapat dibuat dengan sistem biologis tersebut.

Diantara mikroskop, peralatan sentrifugal, komputer dan pipet, Sven Panke menyadari ia bekerja di bidang keilmuan yang memicu kontroversi. Panke juga mengatakan, banyak visinya hanya dapat direalisasikan, jika organisme yang direkayasa secara sintetis itu dapat diujicoba di luar laboratorium. Namun ia juga mengetahui, sejak tahun 90-an terdapat perdebatan panas menyangkut teknik rekayasa genetika di dalam pertanian, serta gerakan yang menolak bidang biologi sintetis. Alasannya adalah ketakutan akan ancaman bahaya berupa bencana biologi yang belum dikenal sebelumnya.

Saat ini di Eropa khususnya di Jerman, dilancarkan perdebatan secara intensif, berkaitan dengan tema biologi sintetis. Sven Panke mengatakan, di Jerman juga terdapat perdebatan yang bernada kebencian. Karena itulah pakar biologi sintetis itu terus berusaha agar temanya dibahas secara hati-hati. Untuk itu dalam berbagai kongres, seminar dan lokakarya di berbagai negara Eropa, Panke selalu mengimbau rekan-rekan sejabatnya agar sedapat mungkin bersikap transparan. Juga mengupayakan dibukanya dialog dengan publik, sebagai upaya melunasi utang informasi yang kurang kepada publik.

"Untuk menjelaskan, bahwa dalam tema ini mungkin terdapat risiko. Tapi jika tidak berbuat apa-apa juga terdapat risiko. Bahwa kita melewatkan kesempatan besar, jika tidak melakukannya. Kesediaan menerima pencemaran lingkungan misalnya, semakin mengecil dengan alasan bagus. Dan jika kita melepaskan peluang, dalam skala besar memanfaatkan bioteknologi untuk kimia, tentu saja amat bodoh," papar Sven Panke.

Walaupun terdapat potensi luar biasa dalam cabang keilmuan biologi sintetis, Sven Panke juga menyadari adanya penolakan secara instinktif terhadap bidang yang belum lama muncul itu. Bagi banyak orang, menciptakan kehidupan dari sukucadang biologi samasekali tidak dapat diterima. Para ilmuwan tidak dapat mengabaikan begitu saja ketakutan publik ini.

Karena itulah transparansi amat penting. Informasi harus disebarkan secara terbuka. Sama terbukanya dengan mengakui adanya potensi keuntungan besar ýang dapat mengubah kehidupan secara revolusioner, dan kemungkinan dampak negatifnya berupa bencana ekosytem. Dialog dengan berbagai pihak dan lintas disiplin keilmuan tetap diperlukan, untuk mencegah hambatan dalam riset biologi sintetis dan rekayasanya.  

Lydia Heller/Agus Setiawan

Editor: Carissa Paramita