1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sandal Birkenstock Jadi Trend

Suci Sekar10 November 2014

Tren fashion cenderung berputar, termasuk trend alas kaki. Di Indonesia, sandal dengan alas rata berwarna cokelat berbahan kulit, flatbed, kini digandrungi para pecinta fashion.

https://p.dw.com/p/1Divr
Foto: picture-alliance/dpa

Sandal flatbed dengan sol rata umumnya terbuat dari gabus kayu yang tebal sehingga tetap empuk dikaki. Kulit sandal yang dijepit atau dililitkan diatas gabus kayu tersebut, biasanya kulit asli. Walhasil, sandal ini pun kokoh saat dipakai berjalan.

Bicara soal sandal flatbed, tak lepas dari Birkenstock, sebuah produsen sandal flatbed asal Jerman.

Sandal flatbed keluaran Birkenstock, acap mencuri perhatian saat masuk musim panas. Rancangannya nyaman dan unik dengan potongan khas tahun 90-an. Alas kaki tersebut, bahkan masuk ke rumah-rumah mode papan atas dunia.

Kondisi tersebut cukup mengejutkan, mengingat alas kaki yang paling diminati perempuan biasanya yang berhak tinggi. Bukan hanya itu, sandal jenis ini dulu dipandang sebelah mata lantaran lebih sering dipakai oleh orang tua sampai-sampai disebut sebagai ugly sandal.

Akan tetapi, situasi mulai terbalik ketika majalah Vogue memuji sandal tersebut, yang tidak cuma nyaman di kaki, tetapi juga bisa dipadu-padan dengan pakaian yang dikenakan.

Dimata mereka yang melek fashion, sandal Birkenstock selain tidak menyiksa kaki saat dikenakan, juga menciptakan kesan lebih casual, pas dipakai untuk liburan atau jalan-jalan ke pantai. Cocok pula dipadukan dengan pakaian ala hippie.

Sejumlah supermodel dunia yang pernah tertangkap kamera mengenakan sandal ini diantaranya Naomi Watts, Miranda Kerr, Mary-Kate dan Ashley Olsen. Sandal Brikenstock asli buatan Jerman di Indonesia dibandrol dengan harga diatas 500 ribu rupiah.

Selain Birkenstock, sandal jenis flatbed juga diproduksi oleh Sam Edelman. Sandalnya, pernah dikenakan oleh Ashley Tisdale, artis, penyanyi dan produser asal Amerika Serikat.

Sandal Jadul

Dalam industri fashion, sandal jenis flatbed sebenarnya bukan barang baru. Sandal ini sudah masuk ke pasaran pada 1960-an.

Awal-awal kemunculannya, sandal ini digemari oleh perawat di rumah sakit atau para pekerja professional yang terkait dengan perawatan. Karena sandal ini nyaman dikenakan dikaki dalam tempo yang cukup lama.

Maka tak mengherankan, saat pertama kali dijual ke pasar, sandal ini lebih sering masuk ke toko barang-barang kesehatan. Baru pada 1990-an sandal flatbed dilirik para pelaku industri fashion, hingga akhirnya model dan artis papan atas dunia ikut mengenakkan alas kaki tersebut.

Pada 2014, sandal flatbed kembali mengundang perhatian publik, termasuk masyarakat Indonesia. Sandal jenis ini, masuk dalam koleksi musim panas 2014 sejumlah rumah mode seperti Edun, Trina Turk, Houghton dan Shades of Grey.

Walau harganya tak bisa dibilang murah, tetapi sepertinya sandal flatbed bakal menjadi salah satu item fashion yang tak tergerus waktu.