1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kapsul CST-100 dari Boeing

Dirk Lorenzen2 Agustus 2013

Kapsul CST-100 dalam beberapa hari mendatang bisa menjadi pengganti pesawat ulang alik, dan membawa penumpang hingga tujuh orang. Bukan hanya astronot NASA, melainkan juga turis.

https://p.dw.com/p/19IsO
Foto: gemeinfrei

Sekitar 50 astronot badan ruang angkasa AS, NASA saat ini terutama memerlukan satu hal: kesabaran. Karena sejak semua pesawat ulang alik dihentikan operasinya dua tahun lalu, NASA tidak punya pesawat lagi, untuk membawa orang ke ruang angkasa. Tapi biar bagaimanapun, setiap tahunnya sekelompok kecil astronot terpilih boleh ikut dalam kapsul milik Rusia, Soyus, ke stasiun ruang angkasa internasional ISS.

Kedua astronot NASA, Serena Auñón dan Randolph "Randy" Bresnik sekarang tidak termasuk kelompok orang terpilih ini. Jadi mereka harus menunggu, dan senang, karena setidaknya bisa masuk ke model pesawat ruang angkasa yang baru. Perusahaan pembuat pesawat udara dan ruang angkasa, Boeing memperkenalkan kapsul baru CST-100 pekan lalu. Kedua astronot mencoba beberapa peralatan dan perlengkapan komunikasi.

NASA Astronaut Randy Bresnik
Astronot NASA, Randy BresnikFoto: NASA/Robert Markowitz

Tiga Calon bagi Taksi Ruang Angkasa Yang Baru

CST adalah singkatan dari Crew Space Transportation, transportasi awak ke ruang angkasa. Boeing ikut serta dalam persaingan untuk menjadi perusahaan berikutnya yang membuat pesawat ruang angkasa. NASA mendukung Boeing dan dua perusahaan lainnya, SpaceX dan Sierra Nevada Corporation, dengan dana sekitar 800 milyar Dolar. Untuk itu ketiga perusahaan ini mengembangkan pesawat antariksa yang "aman, bisa diandalkan dan murah". Demikian keterangan resminya.

Dua dari tiga perusahaan itu mengembangkan kapsul, seperti digunakan di era Apollo. Tetapi ketiga model yang sedang diteliti dan dikembangkan memisahkan transpor manusia dan barang. Pesawat ulang alik selama ini menjadi semacam truk pengangkut, yang bisa membawa sebuah modul ke stasiun ruang angkasa, juga awak. CST 100 lebih seperti mobil kecil untuk ruang angkasa. Biasanya, lima astronot bisa diangkut kapsul berbentuk bulat tersebut, yang garis tengahnya 4,5 meter dan tingginya tiga meter.

Pemimpin proyek pada Boeing, Christopher Ferguson mengatakan, "Jika para astronot menerbangkan pesawat tujuan utamanya bukan menerbangkan kapsul. Yang paling penting adalah, mereka akan pergi ke stasiun ruang angkasa dan tinggal di sana. Jadi kami membuat CST-100 sedemikian rupa, agar bisa digerakkan secara intuitif tanpa banyak latihan."

CST-100 Bisa Jadi Alternatif

Jika segalanya berjalan lancar, CST-100 akan membawa manusia ke ISS mulai tahun 2017. Kapsul itu akan diluncurkan di sebuah roket Atlas V, yang selama ini menempatkan satelit di ruang angkasa. Memang kemungkinan besar kapsul Boeing yang akan diproduksi, karena perusahaan itu punya banyak pengalaman membuat pesawat ruang angkasa, sampai masa Apollo.

Boeing Raumschiff CST-100
Bagian dalam CST-100, buatan BoeingFoto: NASA

Tapi NASA baru akan menandatangai kontrak pertengahan 2014. Di samping itu dananya tergantung Kongres AS. Oleh sebab itu, badan ruang angkasa tersebut mengandalkan persaingan agar harga bisa ditekan. Ini juga pelajaran yang dipetik dari pengalaman dengan pesawat ulang alik. Selain itu, diharapkan juga kapsul yang dibuat perusahaan swasta bisa membawa turis ke ruang angkasa, bukan hanya astronot profesional.

Sementara itu, ketika perusahaan swasta berebut tender dari NASA, badan antariksa itu mengembangkan Orion. Pesawat itu akan digunakan dalam penerbangan ke bulan, dan lebih jauh lagi. Dalam proyek itu, organisasi ruang angkasa Eropa, ESA, ikut serta, demikian halnya perusahaan Astrium dari Jerman.