1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom Mengguncang Pusat Kota Ankara

20 September 2011

Bom berkekuatan hebat meledak di pusat kota Ankara hari Selasa (20/9), menewaskan 3 orang dan melukai sedikitnya 15 orang. Mendagri Turki langsung mencurigai separatis Kurdi sebagai dalang serangan.

https://p.dw.com/p/12dBb
Petugas medis tiba di lokasi kejadian di pusat kota Ankara
Petugas medis tiba di lokasi kejadian di pusat kota AnkaraFoto: dapd

"Ada kemungkinan besar ini adalah serangan teroris," ujar Idris Naim Sahin, menteri dalam negeri Turki ketika diwawancara televisi setempat. Sahin pun membandingkan serangan bom dengan beragam serangan yang pernah dilancarkan Partai Buruh Kurdistan (PKK).

Pernyataan berbeda datang dari Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan yang sedang menghadiri sidang umum PBB di New York. "Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Belum ada informasi yang mengindikasikan bahwa insiden tersebut adalah serangan teroris."

Bom tak jauh dari markas militer

Bom yang meledak dekat kantor-kantor pemerintah di distrik Cankaya di pusat kota mengakibatkan kaca-kaca pecah, mobil-mobil yang terparkir hancur, serta menghasilkan percikan api yang sudah berhasil dipadamkan. Presiden Abdullah Gül yang tengah berkunjung ke Jerman mengutuk serangan sebagai perbuatan biadab.

Ledakan diduga berasal dari bom mobil
Ledakan diduga berasal dari bom mobilFoto: dapd

Ledakan terjadi selang beberapa hari setelah Erdogan menyatakan Turki siap melancarkan serangan darat terhadap kamp-kamp PKK yang terlarang di sepanjang perbatasan dengan Irak, sebagai balasan sejumlah serangan pemberontak belum lama ini. Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom.

PKK di balik serangan bom?

Analis keamanan, Armagan Kuloglu, menilai jika serangan benar terbukti perbuatan PKK, motifnya kemungkinan besar untuk memperkuat posisi mereka dalam negosiasi dengan pemerintah Turki di masa mendatang. "Meningkatnya ketegangan dan teror akan memberi kelompok pemberontak tersebut keunggulan dalam sebuah negosiasi," ujar Kuloglu kepada kantor berita AFP.

Meski Kuloglu menilai penempatan waktu terjadinya ledakan tidak akan menguntungkan PKK. Bom meledak beberapa jam sebelum pertemuan Erdogan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Pertemuan dengan agenda kontra-terorisme serta pertukaran intelijen antara Washington dengan Ankara mengenai kegiatan PKK. "Penempatan waktu serangan tidak akan sesuai bagi PKK, karena hanya akan menguatkan tesis Turki untuk mendapat dukungan lebih besar dari Washington dalam memerangi PKK," jelas Kuloglu.

Kampanye melawan PKK

Angkatan udara Turki berkali-kali membombardir markas PKK di bagian utara Irak sejak tanggal 17 Agustus lalu. Menurut keterangan pemerintahan di Ankara, lebih dari 100 pemberontak tewas. Turki telah melancarkan 25 operasi lintas perbatasan melawan PKK di Irak dalam 25 tahun terakhir. Operasi besar terakhir terjadi tahun 2008 lalu. Organisasi terlarang PKK yang terdaftar sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sejumlah komunitas internasional, memicu konflik di wilayah mayoritas Kurdi di bagian tenggara Turki tahun 1984. Sejak itu konflik yang melibatkan PKK telah menelan 45 ribu korban jiwa.

afp/dpa/Carissa Paramita

Editor: Luky Setyarini