1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Boris Yeltsin Tutup Usia

23 April 2007

Boris Yelsin meninggal dunia. Bekas presiden Rusia tersebut menghembuskan nafas terakhirnya Senin (23/04)pada usia 76 tahun. Yelsin berperan penting dalam bubarnya Uni Soviet serta perubahan Rusia yang kini menyerap ekonomi pasar.

https://p.dw.com/p/CItC
Boris Yeltsin
Boris YeltsinFoto: picture-alliance/ dpa

Boris Yeltsin, putra petani miskin di daerah Ural itu, lahir pada tahun 1931. Yeltsin banyak mengkritik keserampangan, korupsi, dan hak istimewa pemerintahan Mikhail Gorbachev. Popularitasnya kemudian melonjak di mata media. Pada Maret 1989, Boris Yeltsin memenangkan pemilihan di Kongres Deputi Rakyat. Yeltsin kemudian terpilih menjadi Presiden Soviet Rusia pertama pada pemilihan umum tanggal 12 Juni 1991. Ia memenangkan suara mayoritas dan juga mendapatkan banyak simpati.

Pada bulan Agustus 1991, Yeltsin mendapatkan pujian internasional karena ia secara berani dan sebagai seorang demokrat mampu melawan usaha kudeta yang dilakukan oleh kaum komunis garis keras. Ketika itu Yeltsin berpidato, „Rusia tengah mengalami masa tragis dalam sejarahnya. Mereka yang menyebut diri ‚Komite Darurat’ melakukan kudeta yang tidak berdasarkan undang-undang.“

Dengan kata-kata itu, Yeltsin menyerukan agar warga Rusia menentang aksi kudeta tersebut. Tak lama kemudian, Uni Soviet runtuh. Boris Yeltsin membubarkan parlemen. Kekuasaan Rusia pun dipegang Yeltsin dan kemudian menyusun konstitusi baru. Berdasarkan Konstitusi 1993 itu, wakil-wakil rakyat dipilih langsung demikian pula para wakil komponen regional Republik Federasi pun dipilih langsung. Keberhasilannya harus dibayar mahal. Lebih dari 100 orang terpaksa kehilangan nyawanya dalam peristiwa berdarah di depan gedung parlemen di awal Oktober 1993.

Tapi sifat kepemimpinan Boris Yeltsin perlahan memudar seiring meningkatnya pengaruh birokrasi negara yang konservatif. Yeltsin didukung aparat kekuasaan yang tersembunyi di balik layar, yakni militer, Dinas Rahasia, Dewan Presidium dan lobi kuat dengan industriawan. Yeltsin juga selalu melakukan politik konfrontasi dengan parlemen yang didominasi kalangan komunis dan nasionalis.

Awalnya, politik luar negeri Yeltsin sangat pro barat. Pemerintah di Moskow menjelaskan, wilayah bekas Uni Soviet merupakan kepentingan internasional dan membentuk Persemakmuran Negara-negara Merdeka. Dalam waktu bersamaan Yeltsin berupaya membuat Rusia menjadi negara adidaya terutama di bidang hubungan internasional.

Kesehatannya memburuk di tahun 1996 ketika Yeltsin harus menjalani operasi jantung. Yeltsin menyerahkan pemerintahannya pada Vladimir Putin sebagai Presiden Sementara pada pergantian tahun 1999-2000. Kemudian Putin terpilih menggantikan Yeltsin menjadi presiden pada 7 Mei 2000.

Sejak operasinya di tahun 1996, Yeltsin tak pernah pulih sepenuhnya. Dia harus terus menerus berada di bawah penanganan medis. Akhirnya pada 23 April lalu Boris Yeltsin tutup usia.