1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bos Yayasan Konrad Adenauer Bela Karyawan

9 Februari 2012

Kementerian kehakiman Mesir mendakwa 43 pekerja lembaga non pemerintah, dua orang di antaranya dari Yayasan Konrad Adenauer. Oleh sebab itu, pemimpin yayasan tersebut berangkat ke Kairo.

https://p.dw.com/p/1400M
(Foto: dpa)
Foto: picture-alliance/dpa

Pimpinan Yayasan Konrad Adenauer, Hans-Gert Pöttering, ingin menunjukkan solidaritas pada karyawannya di Kairo. Ia juga ingin mendapatkan kejelasan apa yang sebenarnya dituduhkan kepada ketua cabang yayasan itu di Mesir dan karyawatinya.

"Kegiatan kami selama 30 tahun terakhir ini tetap sama, menyangkut kontak kami dengan masyarakat sipil. Kami mengadakan acara dan seminar bertemakan ekonomi pasar, perkembangan demokrasi, pembangunan negara hukum, kesetaraan hak laki-laki dan perempuan. Semua ini sudah kami lakukan sejak lama. Kami kaget, aparat di Mesir bertindak, seperti yang dilakukannya sekarang," kata Pöttering.

Tuduhannya Pendanaan Ilegal Kelompok Politis

Gas air mata dilemparkan aparat keamanan Mesir ke arah demonstran, Kairo, Mesir, Jumat (03/02). (Foto: Reuters)
Gas air mata dilemparkan aparat keamanan Mesir ke arah demonstran, Kairo, Mesir, Jumat (03/02).Foto: REUTERS

Aparat Mesir mempublikasikan gugatan terhadap pekerja organisasi asing secara garis besarnya saja. Yakni, pendanaan ilegal kelompok politis. Para tergugat dituduh memberikan informasi yang merugikan Mesir pada institusi di luar negeri. Tindakan itu dianggap sebagai upaya memata-matai.

Pöttering berencana berbicara dengan menteri luar negeri dan ketua komisi hak asasi manusia parlemen Mesir. Tapi itu saja tidak cukup untuk mengubah keadaan. Karena tidak ada kemungkinan Pöttering berbicara dengan perwakilan Dewan Militer tertinggi Mesir. Merekalah yang memiliki kekuasaan di Mesir saat ini.

Sejumlah anggota Dewan Militer sebelumnya membatalkan pembicaraan dengan politisi di Amerika Serikat mengenai gugatan itu. Setiap tahunnya pemerintah AS memberikan bantuan militer kepada Mesir senilai 1,3 miliar dollar AS. Banyak politisi AS ingin menghentikan bantuan itu, jika tuduhan terhadap lembaga non pemerintah luar negeri di Mesir tidak dicabut.

Apakah Yayasan Konrad Adenauer sebagai organisasi Eropa hanya jadi korban pilihan untuk menutupi bahwa sasaran sebenarnya  gugatan itu adalah lembaga non pemerintah asal Amerika Serikat?

Pimpinan Yayasan Konrad Adenauer Hans-Gert Pöttering menjawab, "Saya tidak bisa membenarkan itu, tapi kemungkinan itu tetap ada. Yayasan Jerman lain yang bergerak di bidang yang sama (dan tidak digugat –red.). Kami bertanya-tanya, mengapa hanya kami yang digugat. Jadi logis juga pertanyaan yang Anda ajukan."

"Gugatannya Bernuansa Politis"

Kepala cabang Yayasan Konrad Adenauer di Mesir Andreas Jacobs, seorang tergugat. (Foto: dpa)
Kepala cabang Yayasan Konrad Adenauer di Mesir Andreas Jacobs, seorang tergugat.Foto: picture-alliance/dpa

Yang jelas bagi Pöttering, gugatan itu adalah tindakan bermotif politik. Pernyataan menteri kerjasama internasional Mesir juga menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan terhadap sejumlah organisai asing, Mesir menuding terdapat persekongkolan asing melawan Mesir dalam peristiwa bersejarah di negara itu. Menteri yang bernama Faiza Abu Naga itu  juga menjabat sebagai menteri kerjasama internasional Mesir  dalam kabinet mantan Presiden Hosni Mubarak.

Selama berkuasa, Mubarak bersikukuh mengatakan bahwa Amerika Serikat mencampuri urusan dalam negeri Mesir. Maksudnya, ia tidak ingin mendengar kritik bahwa pemerintahnya bertindak amat keras terhadap aktivis demokrasi dan penentang rezim.

Hans Michael Ehl/Luky Setyarini

Editor: Agus Setiawan