1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Buaya Muara : Menyelam Hampir Tanpa Denyut Jantung

Fabian Schmidt13 Agustus 2013

Buaya muara bisa bertahan di bawah permukaan air hingga satu jam dan bertahan hidup tanpa makan selama satu tahun. Mereka mampu memperlambat metabolismenya, sehingga jantung pun hampir tak berdenyut lagi.

https://p.dw.com/p/19OaE
Foto: imago/imagebroker

Reptilia paling besar dan mungkin paling berbahaya bagi manusia adalah buaya muara atau buaya air asin. Hewan ini panjangnya bisa mencapai enam meter dan bobotnya satu ton. Buaya ini tidak hanya bisa hidup di air asin, tapi juga di danau dan sungai. Sementara makanan buaya muda cukup dengan ikan dan reptilia, buaya dewasa juga memangsa mamalia di pantai.

Buaya muara banyak ditemukan di Indonesia, Australia dan Papua Nugini. Namun, ruang hidupnya lebih besar lagi. Mulai dari pesisir timur India dan Srilanka hingga Mikronesia, di tengah-tengah Pasifik.

Hewan ini juga bisa berenang jarak jauh. Metabolisme buaya muara memainkan peranan besar. Selain bisa memanfaatkan cadangan lemak tubuh, buaya juga mampu mengatur kebutuhan tubuhnya secara optimal.

Refleks Selam Akibatkan Denyut Rendah

Buaya muara punya refleks selam, mekanisme perlindungan yang dimiliki semua makhluk hidup yang bernapas melalui paru-paru. Refleks ini mengakibatkan saraf tenang (parasympaticus). Reseptor saraf terdapat di hidung, bibir atas, rahang dan lidah.

Saat manusia menyelam, pernapasan sesaat terhenti. Ini agar air tidak bisa masuk ke dalam paru-paru. Di waktu bersamaan, denyut jantung berkurang. Manusia sehat biasa, detak jantungnya akan turun beberapa denyut per menit. Misalnya dari 80 menjadi 75 atau 70.

Atlet selam bebas tanpa bantuan alat pernapasan bisa menahan napas dua hingga tiga menit. Rekor seorang atlet selam bebas yang telah berlatih bertahun-tahun dan mengkombinasinya dengan teknik yoga dan meditasi bisa mengurangi frekuensi jantungnya hingga 24 per menit. Atlet seperti itu bisa menahan napas hingga lebih dari 10 menit.

Rangsangan yang berbeda memperkuat refleks selam. Upaya menahan napas, air dingin, tekanan air, serta kandungan oksigen dan karbondioksida yang berubah di dalam darah mempengaruhi banyak reseptor saraf. Otak kemudian akan diberi sinyal untuk tidak bernapas dan mengurangi kegiatan peredaran darah.

Buaya Sang Atlet Selam Bebas

Tapi atlet selam bebas sehebat apa pun tidak akan mampu menyamai buaya muara. Jantung hewan tersebut hampir berhenti berdetak. Saat buaya berada di dalam air dan dalam kondisi rileks, jantung hanya berdetak setiap 40 detik. Sehingga buaya muara bisa menyelam selama satu jam tanpa masalah.

Dalam kondisi tersebut, buaya juga tidak membakar energi. Buaya menyimpan banyak lemak cadangan di ekornya, sehingga bisa bertahan tanpa makanan untuk perjalanan berbulan-bulan melintasi samudera. Buaya air asin bisa bertahan satu tahun tanpa makan.

Jika buaya di musim hujan sampai terlalu dekat ke daratan dan setelah itu sungai atau danau mengering, hewan ini dengan metabolisme yang diperlambat bisa bertahan hidup berbulan-bulan hingga hujan turun kembali. Buaya biasanya menggali lubang air di lumpur atau berlindung di gua yang dingin. Tidak heran, hewan ini punya masa hidup yang panjang. Kadang buaya bisa mencapai umur 70 tahun.