1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bundesliga Perempuan Kalah Pamor dengan Piala Dunia

2 Juni 2011

Stadion sepakbola di Jerman akan penuh musim panas ini saat Piala Dunia Perempuan FIFA. Setelah itu? Mengapa penonton Bundesliga perempuan sangat sedikit? Apa yang kurang dari sepakbola perempuan Jerman?

https://p.dw.com/p/11TBv
Foto: dapd

Fans sepakbola tetap antusias dan bersemangat mengenai Piala Dunia Perempuan FIFA yang akhir Juni ini mulai digelar. Antusiasme terlihat dari angka penjualan tiket yang terus meningkat. Hingga jumlah tiket yang dijual pun ditambah. Dari 800 ribu menjadi 900 ribu. Hingga satu bulan sebelum turnamen berlangsung di Jerman, tiket yang terjual mencapai 620 ribu atau sekitar 70 persen dari total kapasitas yang tersedia.

Pelatih FFC Turbine Potsdam, Bernd Schröder
Pelatih FFC Turbine Potsdam, Bernd SchröderFoto: picture-alliance/dpa

Tapi mengapa prestasi penjualan tiket yang sama tidak terjadi di Bundesliga perempuan? "Bundesliga dan tim nasional seperti ayam dengan telur. Kalau tidak ada ayam yang bertelur, maka tidak akan ada timnas yang bagus," ujar Bernd Schröder. Sebuah kebanggaan bagi Bundesliga perempuan. Schröder yang sudah 30 tahun lebih wara-wiri di dunia sepakbola kini mengasuh tim perempuan Turbine Potsdam. Tim yang memiliki pemain terbanyak yang tergabung dalam tim nasional perempuan Jerman.

Mantan pelatih timnas perempuan Jerman, Gero Bisanz
Mantan pelatih timnas perempuan Jerman, Gero BisanzFoto: picture-alliance/Sven Simon

Sementara Gero Bisanz, mantan pelatih timnas perempuan dan pionir sepakbola perempuan di Jerman mengangkat masalah yang dialami Bundesliga perempuan, yakni terlalu sedikit tim yang berkualitas internasional. "Mana pemain nasional yang berasal dari klub di peringkat enam, tujuh, delapan Bundesliga? Bagi liga perempuan sayangnya hanya terfokus kepada sedikit tim. Dan inilah kelemahannya," tukas Bisanz.

Hanya tiga klub yang bergantian menyandang gelar juara Bundesliga perempuan. Turbine Potsdam, FCR Duisburg dan FFC Frankfurt. Tim lainnya bahkan terpaut jauh dalam perolehan poin. Seperti musim terakhir, perbedaan peringkat ketiga dengan Hamburger SV di peringkat keempat adalah 13 poin. Namun pemain bintang Birgit Prinz dari FFC Frankfurt mencoba berpikir lebih positif, "Kami mulai dari 100 orang penonton hingga kini laga final bisa dihadiri 5 ribu penonton. Susah mengharapkan perubahan dalam sehari di tengah dunia fans sepakbola yang didominasi kaum lelaki."

Birgit Prinz saat melawan Korea Utara akhir Mei lalu
Birgit Prinz saat melawan Korea Utara akhir Mei laluFoto: picture alliance/dpa

Timnas perempuan Jerman berada di puncak dalam skala internasional. Pemain timnas yang juga bermain untuk Duisburg, Simone Laudehr, mengakui memang liga perempuan dengan lelaki masih belum sebanding. "Terus tumbuh. Tapi kami juga butuh pemain perempuan muda yang ingin terus berkembang. Pendidikan sepakbola bagi perempuan juga terus membaik. Animo diantara anak-anak perempuan terus bertambah. Kalau dulunya banyak yang tidak mau bermain sepakbola, sekarang situasinya berubah," jelas Laudehr.

Inka Grings usai mencetak gol saat timnas perempuan Jerman melibas Nigeria 8-0 tahun 2010
Inka Grings usai mencetak gol saat timnas perempuan Jerman melibas Nigeria 8-0 tahun 2010Foto: picture alliance/dpa

Nada sama datang dari rekan satu tim Laudehr, Inka Grings. "Di klub Bundesliga perempuan masih ada perbedaan besar, juga dalam segi finansial. Harusnya tim perempuan itu setara dengan tim lelaki. Tidak ada yang salah dengan itu." Klub sepakbola profesional lelaki memiliki struktur yang profesional, tidak hanya dalam hal infrastruktur seperti tempat pelatihan dan fasilitas perawatan medis, yang kesemuanya jauh di atas standar klub-klub Bundesliga perempuan.

Salah satu pemain termuda timnas perempuan Jerman, Alexandra Popp, menawarkan sebuah solusi, "Tentunya lebih banyak perhatian media, dari publik. Saya berharap akan banyak yang terjadi usai Piala Dunia Perempuan, setelah kami semoga memenangkan gelar juara hingga bisa memajukan sepakbola perempuan."

Gero Bisanz setuju dengan Popp. Yang dibutuhkan sepakbola perempuan adalah lebih banyak sponsor. Sponsor yang gila akan perhatian media hingga generasi muda memiliki motivasi tambahan. "Kalau timnas perempuan mencapai final dan semoga kembali menjadi juara dunia, tentunya akan menjadi dorongan besar bagi banyak pemain muda. Saya yakin semakin muda seorang pemain, semakin luas dan semakin tinggi level yang bisa dicapai. Dan itu prasyarat bagi sebuah klub sepakbola yang baik," lanjut Bisanz.

Di tengah segala euforia, Bisanz tetap berusaha realistis. Telah terlalu lama ia menunggu kemajuan sepakbola perempuan. Dan meski ia merasa bangga dengan pertumbuhan yang positif, Bisanz memprediksi sebuah laga Bundesliga perempuan tidak akan pernah dipadati 60 ribu suporter. Menurutnya, hanya pertandingan Piala Dunia yang mampu menyedot penonton sebanyak itu.

Olivia Fritz/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk