1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan Hak

Butuh 257 Tahun Wujudkan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja

18 Desember 2019

Kaum perempuan tampaknya masih harus menunggu lebih dari dua abad untuk bisa mencapai kesetaraan di tempat kerja. Demikian menurut sebuah laporan World Economic Forum (WEF).

https://p.dw.com/p/3Uxp0
Symbolbild Frauen in Führungsposition
Foto: picture-alliance/dpa/D. Bockwoldt

Laporan WEF yang dirilis pada Selasa (17/12) ini menunjukkan ketidaksetaraan gender terus melebar di berbagai tempat kerja di seluruh dunia meski di tengah tuntutan akan adanya kesetaraan.

Pada bidang-bidang tertentu seperti politik, kesehatan dan pendidikan, kesenjangan gender tampak terlihat menutup. Namun ketidaksetaraan tempat kerja diperkirakan tidak akan terhapus sampai tahun 2276, demikian menurut laporan WEF.

Organisasi ini mengatakan bahwa kesenjangan gender di tempat kerja di seluruh dunia telah jauh lebih melebar sejak tahun lalu. Saat itu diperkirakan kesetaraan akan tercapai dalam waktu 202 tahun.

Baca juga: Inilah 5 Tagar Yang Memperjuangkan Kesetaraan

Laporan tahunan organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss, ini melacak kesenjangan antara jenis kelamin di 153 negara di empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, peluang ekonomi dan pemberdayaan politik.

Secara keseluruhan, kesenjangan gender di semua kategori telah menyusut, demikian menurut laporan itu. WEF memperkirakan rata-rata akan dibutuhkan waktu selama 99,5 tahun bagi perempuan untuk mencapai kesetaraan. Perkiraan waktu ini berkurang dari perkiraan selama 108 tahun dalam laporan tahun lalu.

Perempuan masih dibayar lebih rendah

Namun ketika berbicara mengenai kesetaraan di tempat kerja, gambarannya cukup suram. Laporan itu membahas berbagai faktor termasuk peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan promisi serta pembayaran. Laporan ini pun mengatakan akan butuh waktu 257 tahun sebelum kesetaraan di tempat kerja bisa tercapai.

Baca juga: Sri Mulyani Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh Dunia

Memang telah ada perkembangan positif seperti peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan di antara para pekerja terampil dan pejabat senior. Tapi laporan itu menekankan bahwa tren ini diimbangi oleh adanya stagnasi dalam partisipasi pasar tenaga kerja dan timpangnya imbalan finansial yang diterima. 

Rata-rata, hanya 55 persen perempuan dewasa yang saat ini berada di pasar tenaga kerja. Sementara laki-laki yang terlibat di pasar tenaga kerja mencapai 78 persen. Selain itu, perempuan secara global masih dibayar 40 persen lebih rendah dibandingkan mitra lelaki mereka untuk melakukan pekerjaan serupa di posisi yang sama.

Di kebanyakan negara maju, kesenjangan upah antara perempuan dengan laki-laki memang terus menyusut dalam dekade terakhir. Namun pada saat yang sama kesenjangan ini meluas di negara-negara berkembang, demikian laporan WEF menunjukkan.    

Baca juga: Bagaimana Skor Indonesia di Indeks Kesetaraan Gender 2018?

Di antara 20 negara ekonomi terkemuka di dunia, Jerman menempati urutan ke-10, diikuti oleh Prancis di urutan ke-15, Afrika Selatan di urutan ke-17, Kanada di peringkat ke-19, dan Inggris di peringkat ke-21 terkait kesetaraan.

Sementara posisi Amerika Serikat terus merosot ke peringkat ke-53. Laporan ini menunjukkan bahwa para "perempuan di AS masih berjuang untuk memasuki posisi puncak di bidang bisnis," dan juga "kurang terwakili dalam peran kepemimpinan politik."

ae/gtp (afp)