1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Capres Timor Leste Meninggal Dunia

6 Maret 2012

Presiden pertama Timor Leste, yang menjabat tersingkat di negara itu, Fransisco Xavier do Amaral meninggal dunia, setelah berjuang melawan penyakit kanker yang diderita.

https://p.dw.com/p/14G7P
Perjuangan Amaral hingga tercapainya kemerdekaan Timor LesteFoto: AP

Calon presiden Timor Leste, Fransisco Xavier do Amaral meninggal dunia di usianya yang ke-74 di sebuah rumah sakit di ibukota Timor Leste, Dili. Veteran populer dalam perjuangan negara itu untuk merdeka dari Indonesia selama 24 tahun pendudukan itu, sedianya merupakan salah satu kandidat dalam pemilu presiden yang akan diselenggarakan di negara muda tersebut, pada tanggal 17 Maret mendatang.

Juru bicara kepresidenan Timor Leste menyebutkan, “Bangsa ini berduka karena kehilangan Xavier. Ia adalah presiden partai kami yang pertama, sekaligus presiden pertama republik kita ini,"

Perjuangan Demi Kemerdekaan

Setelah perang saudara singkat pada tahuin 1975, Amaral menyatakan kemerdekaan Timor Leste, separuh pulau kecil dengan luas sekitar 600 kilometer.

Dia menjadi presiden, sebuah jabatan yang diembannya hanya selama sembilan hari sebelum Indonesia menginvansi wilayah tersebut dan memaksanya melngusngsi ke pegunungan.

Amaral berjuang bersama para gerilyawan Falintil, sayap militer Partai Fretilin, hingga akhirnya ia ditangkap oleh militer Indonesia pada tahun 1979 dan dibawa ke Bali, dimana ia menjalani status sebagai tahanan rumah.

Juru bicara kepresidenan Timor Leste menambahkan,”Xavier telah berjuang bagi seluruh rakyat Timor Leste dan akan selalu dikenang sebagai penjuang tangguh bagi kemerdekaan Timor Leste dan kebebasan.”

Politisi Sejati

Mantan komandan gerilya dan kandidat presiden Timor Leste Fransisco Lu Olo Gutteres menyebutkan Xavier de Amaral telah melayani negaranya semasa hayat, bahkan selama hidup di pengungsian di Indonesia. Dikatakanya, “Ia adalah politisi sejati bagi seluruh orang, yang berjuang bagi keadilan dan kebebasan di sepanjang hidupnya. Hingga akhirnya, dalam platform kampanye pemilu presiden, ia mengusung demokrasi dan hak yang lebih luas bagi seluruh rakyat Timor leste.

Tanggal 17 Maret mendatang pemilu Timor Leste akan berlangsung untuk kedua kalinya, sejkak negara itu secara resmi diakui kemerdekannya pada tahun 2002.

afp/Purwaningsih