1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Catatan Kegiatan Sehari Mahasiswa Kedokteran di Jerman

3 Mei 2019

Kali ini, aku akan bercerita tentang pengalamanku di Kardiologie. Jadwal kegiatanku di Kardiologie cukup padat dalam seminggu, Senin sampai Jumat dari jam 6 pagi sampai dengan jam 4 sore. Oleh Azzahra Humaira.

https://p.dw.com/p/3HsgN
Deutschland Medizin-Studentin Azzahra Humaira aus Indonesien
Foto: Azzahra Humaira

Sebagai mahasiswa kedokteran, kata libur adalah impian. Karena setiap ada libur pergantian semester, jadwal kami tetap penuh. Ada praktikum atau magang wajib di rumah sakit minimal selama dua minggu atau satu bulan, dan itu adalah salah satu syarat untuk ujian negara. Praktikum ini harus dijadwalkan paling lambat tiga bulan sebelumnya. Kami harus mendaftar dan memilih sendiri di rumah sakit dan stase sesuai yang diminati.

Libur musim panas kali ini aku manfaatkan untuk praktikum dua minggu Uni-Klinikum-Gießen di Stase Penyakit Dalam, substase Kardiologie dan dua minggu di Anastesi. Kali ini, aku akan bercerita tentang pengalamanku di Kardiologie. Jadwal kegiatanku di Kardiologie cukup padat dalam seminggu, Senin sampai Jumat dari jam 6 pagi sampai dengan jam 4 sore. Di rumah sakitku, penyakit dalam dibagi 2 Substase, yaitu Gastroenterologie dan Kardiologie dengan Chest-Pain-Unit.

Deutschland Medizin-Studentin Azzahra Humaira aus Indonesien
Azzahra Humaira, mahasiswa kedokteran di GießenFoto: Azzahra Humaira

Pukul 7 pagi waktunya pergantian shift dan diskusi pagi untuk Stase Penyakit Dalam. Seluruh dokter spesialis penyakit dalam, asisten dokter (calon dokter spesialis), ko-asisten (co-ass), dan Famulanten (mahasiswa magang selama liburan, seperti aku) berkumpul di ruang seminar untuk membahas perkembangan pasien, apa saja kendala yang ada dan apa yang akan dilakukan hari itu atau yang sudah dijadwalkan.

Diskusi pagi akan dibuka dengan penjelasan dari seorang dokter spesialis radiologi tentang hasil pemeriksaan pasien-pasien di stase kami, mulai dari hasil Rontgen, MRI (magnetic resonance imaging), dan CT (computerized tomography). Kemudian berlanjut dengan diskusi untuk penanganan atau terapi yang akan dilakukan. Semua menyimak dengan baik dan ikut memberikan pendapat.

Jam 8 pagi, kami semua kembali ke ruang dokter di stasiun masing-masing. Asisten dokter dan ko-asisten, yang disebut juga PJ-ler, melakukan pengecekan data atau perkembangan pasien sekali lagi dan melakukan persiapan untuk visit pasien bersama dengan dokter spesialis kardiologi. Rutinitasku sambil menunggu Visite (kunjungann ke setiap pasien) adalah mengambil darah pasien untuk pemeriksaan rutin. Para perawat sudah menuliskan di sebuah buku, pasien mana saja yang harus diambil darahnya untuk pemeriksaan rutin. Biasanya, hampir semua pasien harus diambil darahnya.

Deutschland Medizin-Studentin Azzahra Humaira aus Indonesien
Foto: Azzahra Humaira

Lalu jam 9, aku ikut Visite dokter spesialis penyakit dalam dan asistennya. Visite memakan waktu lumayan lama, karena kami harus menemui pasien satu per satu dan menjelaskan hal-hal yang tidak mudah.

Kira-kira jam 11 aku sudah selesai dengan Visite, lalu kembali ke ruangan dokter untuk diskusi dengan asisten dokter tentang kasus-kasus menarik, mengulang ingatan tentang obat-obatan, belajar EKG (electrocardiography) atau ikut seminar. Kemudian jam 12 makan siang dengan para dokter spesialis, asisten dokter dan PJ-ler.

Setelah itu, jam 12-15 biasanya ada waktu kosong, tapi ini bakal diisi dengan beberapa pilihan. Aku bisa ikut menyaksikan Endoskopie, Heart Catheter, Echokardiographie, atau TEE (transesophageal echocardiography). Dalam dua minggu itu, aku sudah lihat semuanya. Kalau diizinkan, aku dan PJ-ler bisa melakukan anamnese pasien baru (wawancara sistematis mengenai kondisi kesehatan pasien), kemudian melaporkannya ke asisten dokter. Jam 15 biasanya kami bertemu Kepala Dokter Spesialis yang bertanggung jawab untuk substase kardiologie, lalu membahas pasien-pasien baru dan hasil pemeriksaan pada hari itu. Setelah itu aku pulang.

Deutschland Medizin-Studentin Azzahra Humaira aus Indonesien
Foto: Azzahra Humaira

Kegiatanku ini terdengar membosankan. Sebagai seorang dokter, tentu hal-hal seperti ini adalah suatu rutinitas. Tapi bagi mahasiswa seperti aku, ini adalah sebuah kesempatan yang sangat baik untuk praktek dan melihat lebih banyak daripada pelajaran teori di ruang kelas. Ini penting, terutama untuk mempertimbangkan keputusan spesialisasi apa yang akan diambil berikutnya.

Yang menarik adalah ketika Visite pasien, saat adanya interaksi antara dokter dan pasien. Sejak dari semester 1 perkuliahan, selalu ditekankan kepada kami mahasiswa, betapa pentingnya sebuah interaksi yang dibangun dengan kepercayaan antara pasien dan dokter.

Meluangkan waktu yang cukup untuk memeriksa pasien dan berbincang dengan mereka, ternyata bisa memberikan informasi yang sangat baik untuk gambaran tentang penyakit pasien. Tidak semua dokter memiliki cukup waktu untuk berbincang dan membangun sebuah interaksi yang baik dengan pasiennya. Seperti yang aku katakan, bagi sebagian dokter ini adalah rutinitas.  Namun, lain lagi dengan pasien. Bagi seorang pasien, dirawat di rumah sakit mungkin pengalaman pertama mereka. Menderita penyakit yang cukup berat mungkin adalah kejadian luar biasa dalam hidup mereka. Dari praktikum dua minggu ini, aku mendapat banyak pelajaran dari para dokter spesialis pembimbingku.

Deutschland Medizin-Studentin Azzahra Humaira aus Indonesien
Foto: Azzahra Humaira

Tentu bukan hal mudah bagi seorang mahasiswa asing untuk mengikuti ritme belajar dan kerja orang Jerman. Tetapi sebagai bonus, aku bisa bertemu dan mendapat ilmu dari orang-orang hebat, atau bahkan belajar di tempat mereka dulu belajar. Di sini aku mendapat peluang belajar yang sangat baik. Ini tempat yang menyenangkan, bagi mereka yang haus akan ilmu.

* Azzahra Humaira studi kedokteran Humanmedizin di Justus-Liebig-Universität, Gießen.

** DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan satu foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri.