1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

China Tolak Sanksi Terhadap Iran

6 Januari 2010

Duta besar China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa Zhang Yesui mengungkapkan terlalu dini untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap Iran, yang menolak menghentikan program nuklirnya.

https://p.dw.com/p/LM4b
Dubes China untuk PBB Zhang YesuiFoto: AP

China menyerukan dilanjutkannya lagi langkah diplomasi untuk mencari solusi atas sengketa atom Iran. Komentar itu dilontarkan duta besar China untuk PBB tersebut, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan masih terbuka pintu bagi Iran untuk negosiasi. Namun bila Iran tidak menggubris tuntutan dunia, akan diambil langkah-langkah lanjutan, dimana termasuk diantaranya menjatuhkan sanksi baru.

Nampak jelas bahwa China dan Rusia enggan untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap Iran. Pertimbangan ini berbeda dengan anggota Dewan Keamanan PBB lainnya -- Amerika Serikat, Inggris, Perancis, ditambah Jerman -- yang bahu-membahu menggagalkan ambisi nuklir Iran.

Dubes China untuk PBB Zhang Yesui mengatakan saat ini harus diberikan lagi bagi pemerintah di teheran kelonggaran waktu dan kesabaran dengan membuka lagi jalur diplomasi.

Hal senada dilontarkan juru bicara Kementrian Luar Negeri China Jiang Yu bahwa negaranya lebih mengutamakan negosiasi untuk mengatasi konflik nuklir dnegan Iran.

Pemerintah di Teheran mengabaikan tenggat waktu yang diberikan AS pada tanggal 31 Desember lalu untuk menyetujui kesepakatan pemberian insentif ekonomi sebagai imbalan penghentian program nuklirnya. Iran malah balik melontarkan ultimatum terhadap negara-negara barat untuk menerima proposal yang mereka ajukan hingga tanggal 31 Januari 2010. Terhadap desakan dunia barat, presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan: “mereka bilang, kami memberikan waktu bagi Iran hingga akhir tahun. Saya menjawab? Memangnya mereka itu siapa? Kamilah yang memberikan tenggat waktu.”

Isi kesepakatan kompromi antara AS-Iran yang melibatkan Badan Energi Atom Internasional IAEA itu adalah Iran mengirimkan uranium tingkat rendah ke negara ketiga, untuk proses pengayaan, dan akan dikembalikan lagi ke Teheran untuk kepentingan riset medis. Uranium yang telah diperkaya di luar negeri itu akan digunakan sebagai elemen bahan bakar reaktor nuklir Iran yang akan membuat isotop untuk pengobatan kanker. Desakan itu dilakukan sejumlah negara barat untuk menghentikan program pengayaan uranium di Iran, yang dicemaskan bakal dikembangkan untuk pembuatan bom nuklir. Namun Iran berkilah bahwa pengayaan uranium dilakukannya untuk tujuan damai. Untuk kesekian kalinya persiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan hal itu: "Jika kami ingin membuat bom nuklir, maka kami cukup jantan mengakui itu tanpa harus takut menghadapi kalian.“

Di Washington, juru bicara departeman luar negeri AS Phillip J. Crowley berharap agar China mau mengubah posisinya terhadap Iran. Ditambahkannya, bukan rahasia lagi, China dan AS memiliki kebijakan berbeda terhadap Iran.

(AP/AS/rtr/afp)