1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

CIA Menyiksa Lebih Brutal

Gero Schließ10 Desember 2014

Laporan Senat AS terkait penyiksaan tersangka teroris oleh CIA serta penipuan sistematis politik memicu debat panas baru menyangkut peran dinas rahasia setelah serangan 11 September.

https://p.dw.com/p/1E1tQ
Foto: picture alliance/dpa/Michelle Shephard

Laporan Senat setebal 600 halaman yang mulai digarap tahun 2009 memberikan jawaban dramatis atas berbagai pertanyaan seputar aksi penyiksaan oleh dinas rahasia AS-CIA. Ternyata CIA melakukan aksi penyiksaan lebih brutal ketimbang perkiraan semula.

Senator Dianne Feinstein yang memimpin komisi pengawas dinas rahasia di Senat mengungkap dengan lugas "dosa" CIA. Dalam laporan disebut penculikan dan penahanan rahasia sedikitnya 119 individu oleh CIA di luar negeri. Praktik penyiksaan dan teknik interogasi dengan kekerasan, jauh lebih mengerikan dibanding pengakuan dinas rahasia.

Menanggapi laporan itu, Laura Pitter dari organisai pembela hak asasi "Human Right Watch" mengatakan, mayoritas warga Amerika merasa ngeri. "Penyiksaan jauh lebih brutal, walau diketahui itu bukan cara efektif untuk memeras pengakuan," ujar dia. Pitter memperkirakan, laporan penyiksaan CIA ini akan memicu gempa politik di Washington.

Sebelum laporan dipublikasikan, Menteri Luar Negeri John Kerry sudah menelfon Senator Feinstein untuk memperingatkan apa bahayanya dari publikasi laporan Senat tersebut. Sejumlah media yang disetir Partai Republik juga menggelar kampanye serangan terhadap senator kubu Demokrat itu.

Penipuan sistematis

Dalam laporan juga disebutkan, dinas rahasia AS juga secara sistematis memberikan informasi yang menipu kepada presiden dan Kongres. Mantan direktur CIA, Jenderal Hayden, membantah hal itu. Juga mantan Presiden George W. Bush menyatakan, percaya penuh pada informasi CIA.

Tapi Human Right Watch menolak argumen mantan petinggi CIA dan mantan presiden AS itu. "Ada penipuan informasi yang dilakukan secara sadar. Bahkan skandal lainnya, CIA menggelar kampanye menutupi agar fakta ini tidak teruar," ujar Pitter dari HRW. Ia menambahkan, laporan bisa cukup lama tertahan, karena satu-satunya instansi yang bisa mengontrol CIA adalah komisi dinas rahasia Senat.

Mantan petinggi CIA, Joseph Wippl, mengatakan kepada DW, tidak melihat adanya upaya penipuan informasi secara sistematis. Tapi ironisnya, Wippl mengakui dijalankanna praktik penyiksaan brutal seperti "water boarding", membuat orang kurang tidur dan mengintimidasi hingga orang stress berat.

Terkait laporan penyiksaan oleh CIA itu, Presiden Barack Obama mengeluarkan pernyataan, pihaknya akan berusaha sepenuh tenaga, agar metode penyiksaan semacam ini tidak dilakukan lagi. Aksi yang dilakukan CIA, menurut Obama merusak citra Amerika di seluruh dunia.