1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina dan India Bersaing di Afrika

Ludger Schadomsky26 Maret 2013

Negara-negara BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan adalah mitra dagang sekaligus pesaing. Terutama Cina dan India berebut bahan mentah di Afrika.

https://p.dw.com/p/184DP
South Africa's President Jacob Zuma (R) welcomes China's President Xi Jinping for a working visit to South Africa, in Pretoria March 26, 2013.
KTT BRICS Jacob Zuma dan Xi JinpingFoto: Reuters

Statistik perdagangan Cina di Afrika menunjukkan angka mengesankan. Perdagangan antara Cina dan Afrika Selatan dalam waktu 15 tahun meningkat pesat, dari 1,5 miliar menjadi 10 miliar dollar AS. Afrika Selatan adalah mitra dagang terbesar Cina di benua Afrika.

Infrastruktur di Afrika Selatan memang sangat baik, ditunjang dengan sistem perbankan dan keuangan yang berfungsi. Bagi pemerintah Cina, Afrika Selatan adalah gerbang ideal untuk menembus pasar di benua Afrika. Investasi Cina di benua hitam itu makin lama makin meningkat. Cina juga melaksanakan program-program sosial. Volume perdagangan Cina dengan Afrika mencapai 100 miliar dollar. Selain itu, Cina melaksanakan berbagai program bea siswa untuk pelajar dari Afrika.

India menjadi pesaing terbesar

India sekarang menjadi salah satu aktor ekonomi terpenting di Afrika, dengan volume perdagangan mencapai 33 miliar dollar AS. Sampai 2016, India ingin meningkatkan volume perdagangan sampai 90 miliar dollar. Ketika berkunjung ke Afrika tahun lalu, PM India Manmohan Singh mencanangkan ”sebuah era baru dalam hubungan India-Afrika”.

Manmohan Singh menyampaikan kritik terselubung terhadap Cina. Ia mengatakan, India akan menggunakan tenaga kerja lokal. Perusahaan Cina sering menggunakan pekerja dari Cina di pabrik-pabriknya di Afrika. Presiden Brasil Lua da Silva juga pernah mengeritik Cina dan mengatakan, Brasil tidak ingin tampil ”sebagai kekuatan hegemoni, melainkan sebagai mitra”.

Politik perdagangan Cina juga mulai dikritik di Afrika. Awal Maret, Direktur Bank Sentral Nigeria, Lamido Sanusi di harian ekonomi ”Financial Times” menyatakan, Cina ikut menyebabkan terjadinya ”deindustrialisasi dan keterbelakangan”. Sanusi selanjutnya menyebutkan, Afrika sedang membuka diri untuk suatu bentuk imperialisme yang baru.

Di Beijing, kritik yang muncul dari Afrika sangat diperhatikan. Cina saat ini berusaha memperbaiki citranya. Duta Besar Cina untuk Afrika Selatan, Tian Xuejun menulis di harian ”The New Age”, memang sekarang ada beberapa masalah pembangunan, tapi hubungan Cina dan Afrika hendaknya dinilai secara ”obyektif”. Tian Xuejun menekankan, Afrika adalah aktor mandiri yang bebas memilih mitra-mitra pembangunannya.

epa03639509 (L-R) China's new first lady Peng Liyuan, Tanzanian first lady Salma Kikwete, China_s new president Xi Jinping and Tanzanian president Jakaya Kikwete watch a traditional dancer as they are welcomed upon their arrival at Julius Nyerere International airport in the capital Dar es Salaam, Tanzania, 24 March 2013. The Chinese president is on a two-day visit to the country. EPA/STR BEST QUALITY AVAILABLE +++(c) dpa - Bildfunk+++
Xi Jinping di TanzaniaFoto: picture-alliance/dpa

Kritik terhadap politik ekonomi

Pakar ekonomi Afrika Selatan belakangan mengeritik neraca perdagangan dengan Cina yang menurut mereka tidak sehat. Cina mengambil bahan mentah dari Afrika, mengelolanya di Cina, kemudian menjual produk-produk yang dihasilkan dari bahan mentah itu kepada Afrika. Sirkulasi ekonomi seperti ini tidak menguntungkan Afrika.

Sebelum Konferensi Tingkat Tinggi BRICS dibuka di Durban Selasa (26/03), Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma lebih dulu menerima Presiden Cina Xi Jinping. Afrika Selatan ingin meningkatkan kerjasama di bidang industri, alih teknologi dan sektor lingkungan.

Presiden Cina Xi Jinping menjadikan pertemuan BRICS sebagai tujuan pertama dalam kunjungan luar negerinya. Ini menunjukkan hubungan erat antara Partai Kongres Nasional Afrika, ANC dan Partai Komunis Cina. Kedua negara memang baru membuka hubungan diplomatik sejak 15 tahun, tapi Cina dulu berperan penting membantu perlawanan terhadap politik Apartheid di Afrika Selatan.

India juga punya kaitan lama dengan Afrika Selatan. Pahlawan nasional India Mahatma Gandhi pernah tinggal lama di Afrika Selatan. Banyak warga Afrika Selatan yang keturunan India. Para pendatang India masuk ke Afrika Selatan sebagai pedagang sekitar 150 tahun lalu.