1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Diperkirakan Akan Kuasai Jaringan Ponsel Dunia

7 Oktober 2009

Tahun 80-an lalu perhimpunan telekomunikasi internasional ITU menetapkan target cukup ambisius, yakni, semua penduduk di dunia akan memiliki akses ke sebuah sarana telefon dalam radius kurang dari lima kilometer.

https://p.dw.com/p/K1K4
Foto: picture-alliance / maxppp

Sekarang trendnya berubah, dalam beberapa tahun mendatang semua penduduk dunia sudah memiliki sebuah telefon seluler. Perkiraan ITU, akhir tahun 2009 di seluruh dunia terdapat sekitar 4,6 milyar perangkat telefon seluler. Di arena pameran “World Telecom 2009“ yang digelar di Jenewa, Swiss, terbentuk persepsi kuat, bahwa perusahaan telekomunikasi dari Cina yang akan membangun jejaringnya hingga pelosok yang paling terpencil di dunia

Dengan 700 juta konsumen, Cina saat ini merupakan pasar telefon seluler paling besar di seluruh dunia. Kebiasaan para pelanggan telefon seluler di Cina, hanya membuat provider di Barat iri. Hal ini digambarkan dalam pameran di Jenewa itu oleh direktur provider “China Mobile“, Wang Jianzhuo,“Para pelanggan terutama menggunakan ponsel untuk menelfon. Tapi layanan pesan pendek SMS juga amat digemari, dan setiap harinya kami mencatat 1,8 milyar SMS. Pada perayaan hari nasional Cina 1 Oktober lalu, kami mencatat 5 milyar pesan ucapan selamat yang dikirimkan.“

Produk-produk buatan pabrik peralatan telekomunikasi Cina terkenal murah dan dalam beberapa tahun terakhir, kualitasnya juga semakin baik. Hal itu menjadi amat menarik bagi pasar di negara-negara berkembang. Di benua Afrika misalnya, Cina menembus pasar telekomunikasi di seluruh segmennya. Agar potensi perkembangannya dapat tumbuh, syarat mutlaknya adalah memperluas akses ke jaringan ponsel dan menurunkan tarifnya secara radikal. India menunjukkan, bagaimana hal itu dapat berfungsi. Dalam beberapa bulan saja, dapat diraih 15 juta pelanggan telefon seluler baru, yang kebanyakan petani dengan penghasilan sekitar dua US Dolar per hari.

Claudia Witte/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid